Catharina LeimenaCatharina Leimena (lahir di Bandung, 12 September 1936) adalah seniman opera yang juga dikenal penyanyi bersuara mezzo-soprano terkemuka Indonesia. Sebagai akademikus dan pelatih vokal, Catharina telah menghasilkan menghasilkan banyak penyanyi handal. Latar belakangCatharina dilahirkan sebagai salah satu dari 8 orang anak dari keluarga Rd. Tjitjih Wijarsih Prawiradilaga dan Dr. Johannes Leimena, salah seorang menteri pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. PendidikanSejak duduk di bangku Sekolah Dasar, bakat menyanyi Catharina telah terlihat. Di SMP, ia sering ditampilkan sebagai solis pada pergelaran paduan suara. Bakat ini terus dikembangkannya dengan bergabung di berbagai paduan suara, hingga akhirnya ia mendapatkan kesempatan belajar vokal pada seorang guru Jerman, Madame Botterweg Schmieden. Ketika ia duduk di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Catharina berulang kali merebut gelar juara seriosa. Ia pernah menjadi juara pertama untuk kategori Seriosa Barat dalam Pekan Kesenian Mahasiswa di Yogyakarta. Melihat bakatnya itu, pemerintah Italia memberikan kepadanya beasiswa untuk memperdalam seni vokal dan opera di negara itu. Selama satu tahun Catharina belajar di bawah bimbingan Profesor Anzelotti Zurlo, dosen di Accademia di Santa Cecilia. Selepas itu, ia melanjutkan studinya di Conservatorio di musica “Giuseppe Verdi”, Milan, Italia untuk seni vokal dan opera dengan bimbingan Profesor Carla Castelanni. Catharina pun mendapatkan berbagai kesempatan untuk tampil dalam pertunjukan-pertunjukan kelas dunia. Pada 1965, Catharina lulus dan meraih Diploma per il Canto Artistico dan berhak ikut dalam pergelaran karya-karya Claudio Monteverdi dengan dirigen muda Riccardo Mutti di hadapan Paus Paulus VI di Vatikan dan Teater Lugano, Swiss. AktivitasSekembalinya ke Indonesia, Catharina aktif membagikan ilmunya, terutama dalam seni opera yang masih langka di Indonesia. Catharina mengajar vokal di Institut Kesenian Jakarta dan Yayasan Pendidikan Musik, keduanya terletak di Jakarta. Ia juga membentuk sanggar Opera "Susvara" dan banyak menggelar resital di seluruh Indonesia. Pada 1981 Catharina mendapat penghargaan dari "Ïnstituto Antonio Pigafetta" atas keberhasilannya memberi apresiasi untuk seni tersebut. Untuk acara itu, Duta Besar Italia mendatangkan dua kali grup opera dari Italia dengan pementasan "Il Barbieri di Siviglia" karya Gioacchino Rossini dan "La Boheme" karya Giacomo Puccini di Jakarta. Sebagai satu-satunya pengajar vokal Indonesia yang memiliki latar belakang musik vokal Barat (Italia) yang mengajar di Indonesia, Catharina konsisten berfokus pada pembinaan paduan suara dengan memberikan berbagai macam workshop, master class dan lain-lain. Selain itu juga aktif menjadi juri paduan suara baik tingkat nasional maupun internasional.[1] Ia pernah menjadi juri Festival Paduan Suara ITB (Institut Teknologi Bandung) setidaknya sebanyak 16 kali[2] dan ajang kompetisi paduan suara internasional Jakarta World Choir Festival 2019.[3] Catharina juga pernah ikut serta dalam "International Choral Symposium” di Rotterdam, Belanda, menjadi pengamat pada Choir Olympic I di Linz, Austria dan ikut serta dalam "International Choral Symposium for East-Asia" di Singapura. Ia dijuluki “gurunya guru vokal”, karena bukan hanya mampu melahirkan para penyanyi ternama, akan tetapi juga melahirkan pengajar-pengajar vokal serta dijadikan sosok panutan di dunia tarik suara.[4] Terkait dengan julukan ini, Catharina merupakan bagian dari tim penyusun kurikulum untuk vokal (klasik) di Erwin Gutawa Music School, sebuah sekolah musik yang didirikan oleh komponis Erwin Gutawa.[5] Kisah perjalanan hidup dan karirnya terekam dalam sebuah film dokumenter berjudul Catharina Leimena: Show Must Go On yang yang dirilis pada tahun 2021 dan disutradarai oleh Patar Simatupang KeluargaCatharina menikah dengan almarhum dr. Wiriadinata, seorang dokter spesialis paru-paru. Dalam setiap pertunjukan, sering pula ia menyelipkan nama Wiriadinata menjadi Catharina Wiriadinata Leimena sebagai penghormatan pada suaminya. Pranala luar
|