Cat lady

Cat lady (Perempuan pemelihara kucing) adalah arketip budaya atau karakter khas yang sering hadir di cerita atau film. Karakter ini digambarkan sebagai wanita, perawan tua atau setengah baya, yang memelihara banyak kucing. Istilah ini dapat bersifat merendahkan, walau tidak selalu demikian.

Penggunaan dan asosiasi

Wanita paruh baya yang memelihara kucing telah lama dikaitkan dengan konsep perawan tua. Dalam beberapa dekade terakhir, konsep ini sering dikaitkan dengan "wanita yang mengalami masalah romansa (sering kali karena hidupnya lebih berfokus pada karier)".[1] Kebanyakan wanita tidak suka apabila diasosiasikan dengan konsep ini, tetapi para wanita lesbian memilih untuk menerimanya.[2]

Seorang cat lady bisa jadi merupakan penimbun hewan. Mereka memelihara banyak kucing tanpa kemampuan merawat dan memelihara dengan layak.[3] Mereka mungkin tidak menyadari kondisi mereka. Orang yang menyadari kondisi mereka biasanya tidak termasuk dalam kategori ini.

Terakadang, kata "crazy" yang berarti "gila" juga ditambahkan ke istilah "cat lady" untuk menunjukkan konsep yang merendahkan,[1] atau hanya dimaksudkan untuk menambah kesan lucu[4] terhadap istilah tersebut sesuai dengan konteksnya. Beberapa penulis, selebritis, dan artis telah berusaha menentang stereotip "Crazy Cat Lady" ini, dan menggunakan istilah tersebut untuk merujuk kepada penyayang binatang atau penyelamat dan pengasuh kucing liar, serta tidak memiliki gangguan psikologis.[5][6][7]

Sebuah studi di tahun 2019 tidak menemukan adanya perbedaan tingkat kecemasan, depresi, atau perbedaan pengalaman dalam berhubungan antara orang yang memiliki kucing dengan yang tidak memiliki kucing. Sehingga menurut studi ini, stereotip yang mengasosiasikan pemilik kucing dengan depresi, gangguan kecemasan, atau memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan itu tidak benar adanya.[8][9]

Referensi

  1. ^ a b Kiri Blakeley (15 Oct 2009), "Crazy Cat Ladies", Forbes 
  2. ^ Pasulka, Nicole. "'Cat Knows How to Ignore Men': A Brief History of Lesbian Cat Ladies". The Cut (dalam bahasa Inggris). New York Media, LLC. Diakses tanggal 23 October 2018. 
  3. ^ Davis, Susan; Flaherty (illus), Jake (2002), "Prosecuting Animal Hoarders is like Herding Cats" (PDF), California Lawyer (September): 26, 28, 29, 67, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-05-29, diakses tanggal June 26, 2011 
  4. ^ Mark Ramirez (5 Aug 2009), "Do you believe in the Crazy Cat Lady?", timesunion.com, diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03, diakses tanggal 2022-02-14 
  5. ^ GOSTIN, NICKI. "Beth Ostrosky Stern: I am a crazy cat lady... and I'm proud of it". nydailynews.com. 
  6. ^ "It's time to smash the 'crazy cat lady' stereotype". MNN - Mother Nature Network. 
  7. ^ Williams, David, Meet The Men Proud to Be Crazy Cat Ladies, ABC News, Retrieved November 12, 2015
  8. ^ Rob Picheta (August 21, 2019). "'Crazy cat ladies' are not a thing, study finds". CNN. 
  9. ^ Parsons, Christine E.; Lebeau, Richard T.; Kringelbach, Morten L.; Young, Katherine S. (August 21, 2019). "Pawsitively sad: pet-owners are more sensitive to negative emotion in animal distress vocalizations". Royal Society Open Science. 6 (8): 181555. doi:10.1098/rsos.181555. PMC 6731714alt=Dapat diakses gratis. PMID 31598218. 
Kembali kehalaman sebelumnya