Canting (berasal dari bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦛꦶꦁ, translit. canthing, IPA: tʃanʈiŋ; ejaan lama: tjanting) adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas digunakan untuk membuat batik tulis, kerajinan khas asli Indonesia. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.
Kegunaan
Canting dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Canting pada umumnya terbuat dari bahan tembaga dengan gagang bambu, tetapi saat ini canting untuk membatik mulai digantikan dengan teflon.[butuh rujukan]
Nyamplung: tempat tampungan cairan malam, terbuat dari tembaga.
Cucuk: tergabung dengan nyamplung, adalah tempat keluarnya cairan malam panas saat menulis batik.
Gagang: pegangan canting, umumnya terbuat dari bambu atau kayu.
Ukuran canting dapat bermacam-macam sesuai besar kecilnya lukisan batik yang akan dibuat. Saat digunakan, pengrajin memegang canting seperti menggunakan pena, mengisi nyamplung dengan malam cair dari wajan tempat memanaskan malam tersebut. Pengrajin kemudian meniup cairan malam panas dalam nyamplung untuk menurunkan suhunya sedikit, kemudian melukiskan malam yang keluar dari cucuk tersebut di atas gambar motif batik yang sebelumnya telah dilukis dengan pensil.[6]
Jenis-jenis
Terdapat dua pembagian canting yang dapat diamati:[7]
^Margono, Tri Edy; Aziz, Abdul (2010). Mari Belajar Seni Rupa(PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. hlm. 75. ISBN978-979-095-004-7. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2017-10-26. Diakses tanggal 2022-12-13.
Artikel bertopik alat ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.