Candi Sirah Kencong
Candi Sirah Kencong merupakan sebuah candi yang berlatar belakang agama Hindu. Terdiri atas tiga bangunan, berderet dari utara ke selatan. Ketiga bangunan ini menghadap ke barat. Bangunan pertama terletak di sebelah utara, sementara itu bangunan kedua terletak di bagian tengah, dan di sebelah selatan berdiri bangunan yang ketiga. Jarak di antara ketiga bangunan tersebut kurang lebih sekitar setengah meter.[1] LokasiLetak Candi Sirah Kencong ini bertempat di Dusun Ngadirenggo, Wlingi, Blitar, Jawa Timur. Candi ini terletak di lereng Gunung Butak (Pegunungan Kawi) pada elevasi +1100 m.[1] Di sekitarnya terhampar perkebunan teh yang sejuk dan indah.[2] Sejarah PemugaranCandi Sirah Kencong pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1967. Percobaan pemugaran pernah dilakukan oleh Dinas Purbakala Jawa Timur, tetapi pada prosesnya ada banyak batu candi yang tidak ditemukan. Pada akhirnya pemugaran tersebut tidak bisa mengembalikan bentuk candi seperti semula. Kondisi bangunan candi menjadi tidak lengkap, hanya tersisa kaki dan tubuh candi, sedangkan atapnya sudah tidak ada.[1] Relief pada candiCerita Bubuksah - Gagangaking dipahatkan pada dinding badan candi bagian sebelah timur candi pertama. Kaki candi ini terdiri atas bingkai bawah, tengah dan atas. Ukuran tinggi bingkai bagian bawah satu meter. Lebar dan panjangnya masing-masing tiga meter dan terdiri atas pelipit-pelipit baris. Pada dinding tubuh candi kedua bisa ditemukan hiasan relief berbentuk ular naga yang kepalanya bertemu di pojok-pojok dinding tubuhnya. Terdapat pula relief lainnya yang menggambarkan lima orang laki-laki sedang menyangga seekor ular naga. Bangunan candi ketiga tidak berbeda jauh dengan candi pertama, baik bentuk kaki dan badan candinya. Pada dinding candi sebelah barat terdapat hiasan berupa relief yang menceritakan tentang tiga orang raksasa mengenakan gelung. Bentuknya mencirikan identitas tokoh Bima dalam pewayangan menjadi hiasan. Di belakang ketiga tokoh tergambar pemandangan laut dengan ombak-ombaknya. Pada dinding candi sebelah selatan terdapat relief yang menggambarkan dua orang dengan latar belakang laut. Pada dinding candi sebelah timur, terdapat relief dengan gambar seorang pendeta yang sedang berhadapan dengan cantriknya. Menurut dugaan adegan relief tersebut menggambarkan Bima yang sedang menghadap gurunya Begawan Durna. Bima sedang menanyakan keberadaan tirta amerta.[1] Referensi
|