Candi Gunung Wukir
Candi Gunung Wukir atau candi Canggal adalah candi bercorak Hindu yang berada di Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di sekitar bangunan candi ini ditemukan prasasti Canggal (sekarang dikoleksi Museum Nasional Indonesia), salah satu prasasti penting dalam ikhtisar waktu sejarah Indonesia karena menjadi peninggalan sejarah pertama yang mencantumkan tahun pembuatan, sehingga menjadi penanda waktu berkuasanya Kerajaan Medang di tanah Mataram. LokasiCandi Gunung Wukir berada di atas Bukit (Gunung) Wukir, bukit kecil yang berada di sebelah selatan Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang, tidak jauh ( sekitar 3 km) dari jembatan Kali Krasak pada jalan nasional Semarang-Yogyakarta, yang menjadi perbatasan Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi ini berada di atas bukit yang termasuk kawasan Dataran Kedu, dan harus dicapai dengan berjalan kaki mendaki sekitar 300 m dari dusun terdekat. Letaknya berada di dekat jalan yang menghubungkan Kecamatan Salam dengan Kecamatan Ngluwar. Kawasan Dataran Kedu diketahui memiliki banyak peninggalan sejarah. Di dekat candi Gunung Wukir juga ditemukan peninggalan dari era yang sama, candi Losari (ditemukan 2004) dan Petirtaan Mantingan (ditemukan 2019). Agak jauh, di arah barat laut, juga ditemukan candi Gunungsari dan candi Ngawen. Semua candi ini, kecuali candi Ngawen, berada dalam wilayah Kecamatan Salam, Magelang. SejarahCandi ini merupakan candi tertua yang dapat dihubungkan dengan penanggalan yang tertera pada suatu peninggalan sejarah. Berdasarkan prasasti Canggal yang ditemukan pada tahun 1879 di reruntuhan candi Gunung Wukir, pendiriannya diduga pada masa pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka). Prasasti ini memuat banyak informasi berkait dengan Kerajaan Medang atau Mataram Hindu. Berdasarkan prasasti ini, candi Gunung Wukir diduga memiliki nama asli Shiwalingga di Kunjarakunja. Nama "Gunung Wukir" sendiri diambil dari nama bukit tempat candi ini berada; kata "wukir" dalam bahasa Jawa sudah berarti gunung atau bukit, sehingga nama ini sebenarnya redundan. ArsitekturKompleks tempat reruntuhan candi ini berada mempunyai ukuran 50 m × 50 m. Bangunan candi sendiri tersusun dari batu andesit dan setidaknya terdiri atas satu candi induk dan tiga candi perwara. Selain prasasti, di kompleks candi ini juga ditemukan yoni, lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina Nandi. Terdapat yoni besar yang berada di candi utama dan dua yoni lebih kecil yang berada di candi perwara. |