Cai Jing
Cai Jing (1047–1126), nama gaya Yuanchang (元長), adalah pejabat pemerintahan dan penulis kaligrafi Cina yang hidup pada masa Dinasti Song utara. Ia digambarkan sebagai tokoh antagonis dalam kisah Batas Air. BiografiCai Jing berasal dari Xianyou, Xinghua (kini Putian, Fujian). Pada tahun 1070, ia ikut serta dalam ujian masuk pegawai negeri dan berhasil lolos. Ia menjadi pegawai negeri di Qiantang sebelum bekerja di kantor Sekretaris Agung. Pada tahun 1086, Cai Jing ditugaskan di ibu kota Kaifeng. Ia mendukung faksi konservatif di istana yang dikepalai oleh Sima Guang. Pada tahun 1094, Cai Jing menjadi Menteri Pendapatan. Ia membantu Zhang Dun (章惇) memulihkan kebijakan-kebijakan kanselir Wang Anshi, meskipun ia melancarkan kampanye penghancuran atau pengubahan besar-besaran tulisan pendahulunya dan terutama musuhnya, seperti karya Shen Kuo.[1] Pada masa kekuasaan Kaisar Huizong, Cai Jing dimakzulkan dan dipaksa pensiun di Hangzhou. Ia bekerjasama dengan kasim Tong Guan untuk memperoleh kembali tempatnya di istana. Setelah menjadi kanselir, Cai Jing menerapkan kebijakan huashigang (花石綱) agar pejabat fokus dalam mempersembahkan hadiah dan upeti kepada kaisar. Pada tahun 1102 dan 1113, ia mereformasi hukum pajak perdagangan teh dan garam, dan juga meningkatkan jumlah tenaga kerja. Kebijakannya tidak populer dan mengakibatkan tumbuhnya korupsi. Pada tahun 1125, pejabat Chen Dong memberikan laporan kepada Kaisar Huizong yang mencela enam "pengkhianat" di istana yang bertanggung jawab akan merosotnya pemerintahan. Enam orang itu adalah Cai Jing, Wang Fu (王黼), Tong Guan, Zhu Mian (朱勔), Li Yan (李彥), dan Liang Shicheng (梁師成). Jabatan Cai Jing dicopot dan ia dibuang ke Lingnan (kini Guangdong) setelah Kaisar Qinzong naik takhta. Ia mati kelaparan dalam perjalanannya di Tanzhou (kini Changsha). Dalam fiksiDalam kisah Batas Air, Cai Jing digambarkan sebagai pejabat korup dan berbahaya, yang memegang kekuasaan politik besar sebagai Tutor Kekaisaran (太師). Bersama dengan Gao Qiu, Tong Guan, dan lainnya, Cai Jing menjebak banyak loyalis dalam kejahatan pengkhianatan atau lainnya, sehingga memaksa sebagian dari mereka untuk bergabung dengan orang usiran di Rawa-rawa Liangshan. Menantu Cai Jing, Liang Shijie, menjabat sebagai Sekretaris Agung (中書), sementara anaknya, Cai Jiu, menjadi gibernur Jiangzhou (kini Jiangxi). Hal ini menggambarkan nepotisme di politik Cina pada masa itu. Cai Jing dan Gao Qiu menentang kebijakan Kaisar Huizong untuk memberikan amnesti kepada orang usiran di Liangshan. Pada akhirnya, dengan bantuan pejabat yang bijak dan jujur, orang usiran tersebut dianugerahi amnesti dan dikirim untuk mengusir penyerang Dinasti Liao di utara dan memadamkan pemberontakan di Tiongkok. Setelah kampanye militer tersebut, pahlawan yang selamat kembali ke istana dan melaporkan kemenangan mereka. Mereka diberikan jabatan oleh kaisar. Namun, Cai Jing dan Gao Qiu nantinya menjebak sebagian dari mereka hingga dihukum mati karena kejahatan pengkhianatan atau lainnya. Walaupun digambarkan sebagai orang jahat, Cai Jing juga dikisahkan sebagai seorang ahli kaligrafi. Ia disebut sebagai salah satu penulis kaligrafi terbaik pada masanya, bersama dengan Su Shi, Huang Tingjian, dan Mi Fu. Referensi
Pranala luar
|