Buzurg bin ShahriyarBuzurg bin Shahriyar al-Ramhurmuzi (bahasa Arab: بزرك بن شهريار الرامهرمزي), adalah seorang nakhoda, musafir, kartografer, dan geografer Muslim. Ia diperkirakan lahir di Khuzistan, Persia. Nama julukannya (laqab) Al-Ramhurmuzi merujuk pada Ramhormuz, sebuah kota di Khuzistan, sebelah barat daya Iran pada masa kini. Pada tahun 342 H/953 M, ia telah membukukan berbagai kisah pelayaran dari para saudagar Muslim yang berpangkalan di Siraf, Oman, Basra, dan tempat-tempat lainnya. Dalam karyanya Aja'ib Al-Hind Barrihi wa Bahrihi wa Jaza'irihi (Hal-hal menakjubkan mengenai daratan, lautan, dan kepulauan Al-Hind) itu, Al-Ramhurmuzi menyebutkan bahwa para pelaut Muslim ketika itu telah melakukan pelayaran ke berbagai tempat, yang saat ini adalah India, Malaysia, Indonesia, Tiongkok, dan Afrika Timur. Ia pun menceritakan berbagai hubungan yang terjadi antara Kekhalifahan Abbasiyah dan Dinasti Tang Tiongkok.[1] Sejarawan S.Q. Fatimi membahas karya Al-Ramhurmuzi tersebut dalam tulisannya Two Letters from the Maharaja to the Khalifah: A Study in the Early History of Islam in the East, dan menyatakan bahwa "Al-Hind" yang dimaksud Al-Ramhurmuzi sesungguhnya mencakup tak hanya anak benua India, melainkan juga Asia Tenggara maritim. Disebutkan antara lain keberadaan bandar-bandar kepulauan Zabag (Jawa) (Kawlam (Kollam, Kerala), Sarandib (Srilangka), Lanjabalus (Nikobar), Andaman al-Kabir (Andaman Besar),[2][3] Lamuri (Lam Reh, Aceh Besar), Fansur (Barus, Tapanuli Tengah), Siribizah (Sriwijaya, Palembang), Kalah (Klang, Selangor), bahkan Waqwaq (pulau legendaris dalam kisah Seribu Satu Malam).[4] Referensi
|