Burja kelabu
Betula populifolia , dikenal sebagai pohon burja kelabu adalah pohon gugur dalam keluarga Betulaceae . Ini berasal dari Amerika Utara bagian timur dan paling sering ditemukan di Amerika Serikat bagian timur laut serta bagian selatan Quebec, New Brunswick, dan Nova Scotia .[1] Pohon ini merupakan spesies perintisyang umumnya ditemukan di lokasi yang mengalami gangguan, seperti kebakaran atau penebangan.[2] Pohon burja kelabu tidak memiliki nilai ekonomi sebanyak spesies pohon birken lainnya tetapi masih umum digunakan sebagai pohon hias.[3] KeteranganBetula populifolia adalah pohon kecil yang tingginya mencapai 20 hingga 30 kaki (6 hingga 9 m) dengan diameter setinggi dada (DBH) 4 hingga 8 inci (10 hingga 20 cm). Pohon ini sering ditemukan dengan banyak batang. Mahkotanya berbentuk piramidal dengan cabang agak terkulai.[4][5] Kulit batangnya halus, berwarna putih keabu-abuan atau berkapur dengan lentisel yang terlihat jelas dan bercak segitiga hitam yang terletak di pangkal cabang.[2] Umumnya sering dikelirukan dengan pohon burja kertas ( Betula papyrifera ) karena kulitnya, bedanya birken kelabu kulitnya tidak mudah terkelupas. Kadang-kadang juga sering disamakan dengan pohon hawar perinding ( Populus tremuloides ), yang memiliki kulit kayu serupa, tetapi daun dan kuncupnya berbeda.[6] Rantingnya ramping, kurus, tidak berbulu, berwarna abu-abu kusam atau coklat, dan teksturnya berkutil atau kasar. Tunasnya runcing, berwarna hijau kecokelatan, mengkilat, dan lapisannya bergetah.[7] Betula populifolia tidak memiliki tunas terminal. Daunnya berukuran 2,5 hingga 3 inci (5 hingga 7 cm) panjangnya, bergantian, sederhana, berurat menyirip, dan meruncing ke ujung memanjang. Warnanya hijau tua dan gundul di bagian atas dan pucat di bagian bawah, dengan pinggiran bergerigi ganda.[5][8] Seperti anggota genus Betula lainnya, daun menguning di musim gugur. Distribusi dan habitatBurja kelabu dapat ditemukan di Amerika Serikat bagian timur laut dan sebagian kecil Kanada . Wilayahnya terbentang dari tenggara Quebec di sepanjang Sungai St. Lawrence di timur hingga sebagian New Brunswick dan Nova Scotia, ke selatan melalui New England dan bagian utara New York hingga Pennsylvania dan New Jersey .[1] Ada juga populasi yang terpisah di Ohio, Pennsylvania bagian barat, Virginia, dan Carolina Utara .[2] Birch abu-abu telah terdaftar sebagai punah di Delaware, punah di Illinois, dan langka di Maryland.[9] Pohon ini lebih menyukai tanah yang memiliki drainase baik dan liat, tetapi juga dapat tumbuh di tanah yang lebih kering dan berkerikil.[10] Mereka toleran terhadap tanah yang buruk dengan kepadatan nutrisi rendah, yang memungkinkan mereka tumbuh di berbagai habitat.[11] Mereka dikenal sebagai spesies pionir karena mereka sering menjadi salah satu pohon pertama yang menghuni kawasan yang terganggu, seperti ladang, lokasi kebakaran, dan tambang yang terbengkalai.[2][12] Mereka tumbuh subur di bawah sinar matahari karena mereka adalah spesies yang tidak toleran terhadap naungan, namun pada akhirnya digantikan oleh spesies yang berumur lebih panjang dan lebih toleran terhadap naungan. Pada tegakan regeneratif, Betula populifolia umumnya ditemukan bersama spesies suksesi awal lainnya seperti pohon burja kertas, hawar perinding, dan hawar perinding gerigi-besar( Populus grandidentata ).[11] Di tegakan campuran lainnya, pohon birken kelabu umumnya diasosiasikan dengan komunitas bewuk (beech) -burja (birch) -tangkira (maple) [2] EkologiPohon burja kelabu berperan dalam habitat berbagai spesies satwa liar. Sejumlah burung penyanyi seperti Cyanocitta cristata , Poecile atricapillus , Junco hyemalis, dan banyak lainnya mengonsumsi biji burja kelabu. Kesalahan pengutipan: Tag Seperti pohon burja Amerika Utara lainnya, pohon burja kelabu sangat tahan terhadap hama penggerek ( Agrilus anxius ).[13] Hal ini disebabkan oleh pohon-pohon burja di Amerika Utara yang memiliki hubungan koevolusi dengan penggerek, sehingga memungkinkannya mengembangkan resistensi terhadap serangga tersebut. Meskipun demikian, penggerek masih dapat merusak pohon jika dilemahkan dengan cara lain. Antara sekitar tahun 1930 dan 1950, banyak pohon burja kelabu bersama dengan pohon birkem kertas dan pohon burja kuning ( Betula alleghaniensis ), dilemahkan oleh penyakit mati hitam yang memungkinkan hama penggerek menyerang dan membunuh pohon tersebut.[14] Referensi
|