Bungus Teluk Kabung, Padang
Bungus Teluk Kabung adalah sebuah kecamatan di kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari dua wilayah nagari yaitu Bungus di bagian utara dan Teluk Kabung di bagian selatan. Sebelumnya wilayah kecamatan ini masuk ke dalam wilayah kabupaten Padang Pariaman, tetapi berdasarkan PP nomor 17 tahun 1980, sejak 21 Maret 1980 menjadi wilayah administrasi kota Padang, dengan kota kecamatan terletak di Teluk Kabung.[2] GeografiKecamatan Bungus Teluk Kabung berada dalam jarak 12 km dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan kabupaten Pesisir Selatan.
Penggunaan lahan untuk perkebunan sangat dominan pada kecamatan ini, yang meliputi 27,73 % dari total luas wilayah kecamatan.[3] Sebahagian besar areal perkebunan ini berdampingan dengan kawasan hutan lindung atau hutan negara serta hutan rakyat, yang masyarakat setempat menyebutnya tanah ulayat atau tanah adat.
Potensi daerahSebagai salah satu kawasan yang memiliki potensi alam terutama berkaitan dengan sumber energi listrik, Pemerintah Pusat dan Daerah telah membangun sebuah PLTU Teluk Sirih unit I yang ditargetkan rampung Desember 2011 dengan kapasitas 1x112 MW.[4] Industri pengalengan ikan dan beberapa industri pengolahan lainnya juga terdapat di kecamatan ini. Pemerintah setempat berencana mengundang beberapa investor untuk mengembangkan kawasan pelabuhan ini, diantaranya rencana pembangunan terowongan untuk menembus bukit Pengambiran sehingga dapat mempercepat akses dari Bungus ke pusat kota.[5] Kecamatan Bungus Teluk Kabung memiliki beberapa pulau yang menjadi tempat kawasan wisata diantaranya pulau Sikuai, pulau Pasumpahan, pulau Sironjong dan sebagainya. Selain itu juga terdapat kawasan objek wisata pantai seperti pantai Caroline, pantai Beremas dan taman Nirwana. Sebuah benteng peninggalan Jepang juga terdapat di kecamatan ini, yang terletak di bawah menara Mercusuar, yang biasa dikenal oleh masyarakat setempat sebagai kawasan Bukit Lampu. KependudukanSebahagian besar masyarakat pada kecamatan ini berprofesi sebagai petani dan nelayan, selain sebagai pedagang, sebahagian kecil bekerja sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai swasta. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam dan sebahagian kecil menganut agama Kristen dan Budha.[6] Di Kecamatan ini terkenal akan Kuliner Gulai Kepala Ikan Rujukan
Pranala luar
|