Bunga Raya, Bunga Raya, Siak
Bungaraya merupakan salah satu kampung yang ada di kecamatan Bunga Raya, kabupaten Siak, provinsi Riau, Indonesia. Kampung Bungaraya merupakan salah satu pemasok komoditi beras terbesar di Riau karena merupakan salah satu daerah yang menghasilkan banyak padi dan mayoritas pekerjaan masyarakatnya merupakan seorang petani.[butuh rujukan] SejarahKampung Bungaraya merupakan desa Eks Transmigrasi yang didatangkan dari jawa seperti cilacap, Indramayu, Madiun, dan daerah lain yang jumlahnya lebih sedikit dan merupakan program dari pemerintah Indonesia di masa kepemimpinan presiden Suharto pada tahun 1980-an. Nama desa Bungaraya sendiri diambil dari nama sungai yang merupakan terusan sungai Siak, yaitu Sungai Bunga yang berada di selatan dan Sungai Raya yang berada di utara. Karena diapit oleh kedua sungai inilah nama desa Bungaraya diambil. Pada tahun 1983, disahkanlah desa Bungaraya yang pada saat itu masih masuk kedalam Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Bengkalis yang dipimpin oleh Alm.Effendi sebagai Kepala desa pertama yang menjabat sampai tahun 1999.[butuh rujukan] Melalui proses panjang, Dusun Endang Darma, Dusun Sido Mulyo dan Dusun Tani Jaya dari semak belukar dan hutan belantara menjelma menjadi sebuah Desa dan lahan sawah yang terbentang, semua itu tidak terlepas dari kerja keras masyarakat dan Pembina Pemerintah dalam pengembangan daerah baru. Terbukti untuk memudahkan para petani 1984 dibentuk kelompok tani dilanjutkan dengan penggalian parit sekunder dan primer pada Tahun 1985 pembinaan melalui program BIMAS dan INMAS. Dan tidak kalah pentingnya pemerintah melalui Bank Dunia Tahun 1995 membina dan membantu petani melalui program ISDP dan TDU.[1] Pada tahun 1999, terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Siak sekaligus pemekaran Kecamatan Bungaraya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelelawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam. kemudian pada tahun 2015, berdasarkan Peraturan Daerah Siak Nomor 1 tahun 2015 tentang Perubahan Penamaan Desa Menjadi Kampung, digantilah desa Bungaraya Menjadi Kampung Bungaraya dan dipimpin oleh Farid Indra Wahyudi sebagai Penghulu Kampung.[butuh rujukan] GeografisSecara Geografis Kampung Bungaraya terletak pada koordinat Bujur lintang 162,004"- 00 20'49" Lintang Selatan dan 1000 54' 21" 102° 10' 59" Bujur Timur. secara fisik geografis Bungaraya memiliki kawasan pesisir pantai dan daratan yang menjadi jalan lintasi Siak-Pakning atau Siak-Bengkalis.[butuh rujukan] Bentang alam Kampung Bungaraya sebagian besar terdiri dari dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah barat. Pada umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dan batuan alluvial serta tanah organosol atau tanah gambut dan glei humus. Lahan semacam ini subur untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan perikanan. Kampung Bungaraya beriklim tropis dengan suhu udara berkisar 25°-32° Celsius dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi. Jarak dari Kampung Bungaraya ke kecamatan sejauh 0,5 Km, sedangkan ke Kabupaten sejauh 25 Km serta jarak ke provinsi sejauh 130 Km.[butuh rujukan] Kampung Bungaraya memiliki wilayah yang berbatasan dengan :[butuh rujukan]
Luas Wilayah Kampung Bungaraya adalah 9 km² dengan pembagian wilayah :[butuh rujukan]
KependudukanKampung Bungaraya memiliki jumlah penduduk dengan total 4.430 Jiwa dengan kepadatan penduduk 492 Jiwa/km² yang terdiri dari 7 RK dan 18 RT. Penduduk Kampung Bungaraya terdiri dari berbagai macam etnis seperti Jawa, Sunda, Batak, Melayu dan Minang. namun, yang menjadi mayoritas dari penduduknya adalah etnis Jawa dikarenakan penduduk Kampung Bungaraya yang notabene adalah penduduk transmigrasi.[butuh rujukan]
Pemerintahan
PerekonomianKampung Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak, merupakan kawasan lumbung padi, dimana komoditi ini sebagai penghasil utama warga Kampung, disamping itu juga tidak sedikit jumlah warga yang berprofesi sebagai Pedagang, Peternak, Perkebunan, nelayan, Jasa dan lainya.[butuh rujukan] Ø Sektor Pertanian Hasil dari pertanian padi masyarakat Kampung Bungaraya sudah menembus 7 s/d 8 Ton Per hektar. Sehingga dapat bersaing dengan daerah lain dengan jenis padi yang bermacam macam.[butuh rujukan] Ø Sektor Perkebunan Hasil perkebunan masyarakat kampung Bungaraya yang rata-rata panen perkebunan Holtikultura mencapai 500 kg per 1/4 Ha Lahan Kebun, dan perkebunan Kelapa Sawit yang rata-rata 1000 Kg/Ha.[butuh rujukan] Ø Kegiatan PKK Kampung Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. Dengan kegiatan PKK yang terlatih di Kampung Bungaraya menghasilkan berbagai macam kerajinan tangan, salah satunya adalah saleh pisang madu. Hasil dari kerajinan tangan ibu-ibu PKK Kampung Bungaraya sudah bisa menembus harga pasaran cukup dengan pendapatan bersih perbulan ±3.000.000,-.[butuh rujukan] KesehatanKampung Bungaraya memiliki fasilitas kesehatan berupa puskesmas yang letaknya berada di dekat kantor Kampung Bungaraya dengan fasilitas yang cukup memadai. Kemudian dalam rangka percepatan penanganan pandemi covid-19, kampung Bungaraya menyediakan kantor satuan tugas penanganan pandemi covid-19 yang berlokasi tepat disebelah kantor Kampung Bungaraya. Selain itu, Kampng Bungaraya juga mempunyai fasilitas 3 unit posyandu yang berlokasi di ketiga dusun Kampung Bungaraya, yaitu dusun sidomulyo, dusun Endangdarma dan dusun Tani Jaya.[butuh rujukan] KesejahteraanSalah satu upaya peningkatan kesejahteraan Masyarakat Kampung Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak yaitu dengan adanya permodalan Desa/Kampung yaitu berupa BUMKAM (Badan Usaha Milik Kampung) yang berdiri pada Tahun 2005 yang dahulu bernama UED-SP (Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam), yang diketuai oleh Badruzaman dan sampai dengan saat ini berubah menjadi BUMKAM serta pergantian kepengurusan yang diketuai oleh Sugeng, S. Pt untuk saat ini. Adapun sumber dana yang dikelola berasal dari Provinsi Riau yang bergerak pada kegiatan simpan pinjam dengan jumlah anggota lebih kurang 60 orang/peminjam.[butuh rujukan] Para nasabah didominasi oleh petani, pedagang dan selebihnya oleh para pengusaha pengrajin (Usaha Batu-bata, meuble/perabot dan lain-lain). Dalam laporan akhir tahun 2019, BUMKAM Telah memberikan dana kepada Kampung Bungaraya Sebesar Rp. 2.936.000,- (Dua Juta Sembilan Ratus Tiga Puluh Enam Rupiah).[butuh rujukan] PendidikanKampung Bungaraya terdapat beberapa tingkat didalam pendidikan baik formal maupun non formal. Untuk kegiatan pendidikan Formal yakni SD Negeri dan SMP Negeri dan TK Pertiwi. Untuk pendidikan dibawah yayasan Al-Muhajirin yakni MTs Al-Muhajirin, MI Al-Muhajirin, TK Hidayah, RA Zaitun, PAUD ZAITUN, dan ada beberapa paud yang lainnya. Masyarakat Kampung Bungaraya sangat mendukung dalam dunia pendidikan yang terbukti dengan minimnya anak putus sekolah.[butuh rujukan] Potensi dan Peluang Investasi1. Sektor Pertanian Adapun jumlah hamparan sawah tanah hujan seluas ±448 hektare di Kampung Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak dengan jumlah 13 kelompok tani yang ada di kampung Bungaraya. Berdasarkan hasil di lapangan para petani padi sawah dapat menghasilkan jumlah rata-rata padi sawah ±5 s/d 6 ton gabah/padi bruto gabah/padi basah. Dengan harga gabah/padi basah mencapai Rp. 4000 ribu /kg pada tahun 2018 lalu.·[butuh rujukan] 2. Sektor Perkebunan Musiman Perkebunan musiman dilakukan petani yang ada di Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak dengan jumlah petani / pekebun ±90 KK tumpang sari atau dengan upaya tumpang sari atau dilakukan penanaman pasca panen padi sawah. Adapun yang dilakukan petani pekebun yaitu penanaman perkebunan musiman seperti semangka, cabai, mentimun, dan jagung. Penghasilan tanaman musiman pada tahun lalu untuk tanaman cabai seluas ±......mencapai .. Kg.[butuh rujukan] Penghasilan tanaman semangka seluas ±1.5 ha mencapai 15 Ton/ha (sumber data dari Profil desa / kelurahan kampung bungaraya), sementara itu penghasilan tanaman jagung dan mentimun kut serta dalam menunjang kebutuhan perekonomian bagi masyarakat Kampung Bungaraya dengan jumlah panen tiga sampai dengan empat bulan masa panen yang mencapai 1,5 sampai dengan 2 kwintal per panen per minggu.[butuh rujukan] 3. Sektor Perkebunan Tahunan Masyarakat Kampung Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak memiliki perkebunan tahunan yakni perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet, dengan jumlah ±153 Kepala Keluarga. Luas perkebunan Kelapa Sawit yang ada di Kampung Bungaraya sebanyak ±108 Ha dengan perolehan hasil =1.3 ton/Ha sekali Panen. Petani perkebunan karet masyarakat Kampung Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak dengan luas keseluruhan sebanyak 6 Ha menghasilkan 1 Ton/ha dengan masa pemupulan/panen tiga minggu satu kali disesuaikan dengan cuaca.[butuh rujukan] 4. Sektor Peternakan Pada umumnya masyarakat Kampung Bungaraya selain bertani dan berkebun untuk menambah penghasilan keluarga, baik dalam kelompok maupun mandiri selalu berupaya dalam peternakan yakni:[butuh rujukan] a. Memiliki peternakan Kambing dengan jumlah pemilik ±40 orang yang hingga sampai saat ini terdapat 450 ekor kambing baik jenis kambing Rambon maupun Kismis. b. Memiliki peternakan bebek dengan tingkat populasi 150 ekor bebek. c. Memiliki peternakan sapi dengan jumlah pemilik ± 10 orang, populasi 25 ekor sampai dengan saat ini. Adapun jenis sapi yang ada berupa sapi bali. 5. Sektor Perikanan Berdasarkan data dari Program Desa Dan Kelurahan (Prodeskel) tahun 2018 Masyarakat Kampung Bungaraya ada 2 KK yang memiliki usaha perikanan yang mendominasi usaha tersebut adalah jenis ikan tawar berupa ikan Nila, lele, patin dan gurami, komoditi ini sangat membantu perekonomian usaha dari masyrakat Bungaraya dengan penghasilan dalam waktu kurang lebih 3 s/d 4 bulan dapat di panen dengan jumlah mencapai 100 kg dengan harga jual bervariasi. Untuk ukuran kolam yang di gunakan dengan ukuran ±25 M - 50 M untuk keseluruhan.[butuh rujukan] Produk UnggulanAbon lele berasal dari pelatihan yang dilaksanakan oleh Kampung Bungaraya di mana sasarannya merupakan ternak lele. Dalam pelatihan tersebut berbagai macam pembuatan olahan lele yang dibuat mulai dari pembuatan saus hingga rengginang dari berbagai daerah kabupaten. Abon lele sendiri memilik dua varian rasa, yaitu original dan pedas. Abon lele original dikhususkan pada anak-anak. Kemudian varian rasa pedas ditujukan untuk semua kalangan. Harga dari abon lele ini pun bervariasi, yaitu Rp.15.000 untuk abon lele kemasan plastik dan Rp20.000 untuk kemasan botol kaca dengan berat 100 gram.[butuh rujukan] Jipang merupakan salah satu produk unggulan Bungaraya. meskipun bukan asli berasal dari Bungaraya, namun Jipang yang merupakan termasuk makanan jaman dulu saat ini semakin sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, Masyarakat Bungaraya kembali memperbanyak produksi Jipang ini dan memperkenalkannya kembali kepada masyarakat yang belum tahu atau mengingat kembali makanan jaman old ini. Jipang sendiri memiliki bahan dasar yang bermacam-macam, yaitu beras, jagung dan mi. Untuk rasanya pun bermacam-macam mulai dari rasa original, cokelat, dan rasa moka. Jipang ini dijual dengan harga Rp.8.000 per bungkusnya dimana setiap bungkusnya berisi 10 buah Jipang.[butuh rujukan]
|