Boston Consulting Group
Boston Consulting Group (BCG) adalah sebuah biro konsultansi manajemen asal Amerika yang didirikan pada tahun 1963 dan bermarkas di Boston, Massachusetts.[4] Perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga biro konsultansi strategi dengan pendapatan terbesar di dunia bersama dengan McKinsey & Company dan Bain & Company.[5] Sejak 2021, biro konsultasi ini dipimpin oleh eksekutif Jerman, Christoph Schweizer. SejarahPerusahaan ini didirikan pada tahun 1963 oleh Bruce Henderson sebagai Divisi Manajemen dan Konsultansi dari The Boston Safe Deposit and Trust Company. Henderson direkrut dari Arthur D. Little untuk mendirikan divisi tersebut. Awalnya divisi tersebut hanya memberi nasehat pada klien yang berbentuk bank, dengan tagihan pada bulan pertama hanya sebesar US$500. Henderson kemudian merekrut konsultan kedua, yakni Arthur P. Contas, pada bulan Desember 1963.[6] Pada tahun 1966, BCG membuka kantor kedua di Tokyo, Jepang.[7] Pada tahun 1967, Henderson bertemu dengan Bill Bain dan menawarinya jabatan di dalam divisi ini. Bain pun setuju dan resmi bergabung ke divisi tersebut pada tahun 1967 dengan gaji awal sebesar $17.000 per tahun.[8][9][10] Pada awal dekade 1970-an, para pegawai divisi ini menganggap Bain pada akhirnya akan menjadi suksesor Henderson. Namun pada tahun 1973, Bain resmi mengundurkan diri dari BCG untuk mendirikan biro konsultansinya sendiri, yakni Bain & Company, dan merekrut enam mantan pegawai BCG.[8][9] Pada tahun 1974, Henderson mengatur rencana kepemilikan saham pegawai, sehingga para pegawainya dapat menjadikan divisi ini terpisah dari The Boston Safe Deposit and Trust Company. Pembelian semua saham pun selesai pada tahun 1979.[11] Pada tahun 1980-an, BCG memperkenalkan konsep persaingan berdasarkan waktu yang yang mempertimbangkan kembali peran manajemen waktu dalam memberikan keuntungan pasar. Konsep tersebut menjadi subjek esai di Harvard Business Review. Pada bulan Mei 2021, perusahaan ini memilih Christoph Schweizer sebagai CEO, menggantikan Rich Lesser yang akan mengundurkan diri dan menjabat sebagai Ketua Global perusahaan tersebut. Pada tahun 2022, BCG merilis "Laporan Keberlanjutan Tahunan 2022" yang menyoroti berbagai inisiatif yang berfokus pada dampak sosial dan planet. Sejak tahun 2015, kemajuan yang dicapai adalah 30% lebih sedikit emisi gas rumah kaca, 20% lebih sedikit penggunaan air, 15% lebih sedikit timbulan sampah, dan 10% lebih sedikit konsumsi energi. Budaya perusahaanPada tahun 2019, BCG menempati peringkat kesepuluh dalam daftar "100 Tempat Kerja Terbaik" yang disusun oleh Fortune.[12] Majalah Working Mother mengakui BCG sebagai salah satu dari 100 tempat kerja terbaik pada tahun 2019 untuk tiga belas tahun berturut-turut, dengan menekankan pada kebijakan cuti keluarga dan opsi kerja yang fleksibel. BCG juga diakui sebagai tempat kerja terbaik untuk ayah pada tahun 2019 dan tempat kerja terbaik untuk eksekutif wanita oleh NAFE pada tahun 2020.[13] Human Rights Campaign pun mengakui BCG sebagai salah satu tempat kerja terbaik untuk LGBT pada tahun 2020.[14] RekrutmenBCG biasanya merekrut untuk posisi asisten konsultan atau konsultan, dari universitas dan sekolah bisnis terkemuka.[15] Perusahaan ini juga menawarkan magang musim panas.[16][17] Internal perusahaan memperkirakan bahwa BCG Amerika Utara tiap tahunnya menerima sekitar 10.000 lamaran untuk posisi asisten konsultan.[18] Asisten konsultan senior memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri melalui program pertukaran.[19][20] Sejumlah asisten konsultan juga dibiayai oleh BCG untuk melanjutkan studinya di sekolah bisnis.[21][22] Sama seperti di biro konsultansi strategi terkemuka lain, BCG pun menerapkan sistem "naik atau keluar," atau pengurangan paksa, di mana para pegawainya harus keluar dari perusahaan ini jika gagal mendapat promosi dalam jangka waktu yang telah ditentukan.[23] Proses wawancaraBCG menggunakan metode kasus untuk mengadakan wawancara. Teknik ini dirancang untuk mensimulasikan tipe-tipe masalah yang umum ditemui di bidang konsultansi manajemen dan untuk menguji kemampuan kualitatif dan kuantitif yang dianggap penting dalam pekerjaan sehari-hari nantinya.[24] Umumnya, proses wawancara dilakukan dalam dua tahap.[25] Matriks BCGPada dekade 1970-an, BCG membuat dan mempopulerkan "matriks BCG," sebuah grafik untuk membantu perusahaan besar memutuskan bagaimana mengalokasikan uang di semua unit bisnisnya. Perusahaan didorong untuk mengkategorisasi unit bisnisnya sebagai "Bintang," "Sapi Perah," "Tanda Tanya," atau "Anjing," dan kemudian mengalokasikan uang perusahaan sesuai kategori tersebut, dengan memindah uang yang didapat dari Sapi Perah ke Bintang dan Tanda Tanya yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi, sehingga memiliki potensi yang lebih besar juga.[26][27] Unit bisnis diperluas BCGBCG XPada bulan Desember 2022, BCG mengkonsolidasikan banyak unit bisnis alternatifnya di bawah satu entitas, yang diberi nama BCG X. Hal ini mencakup beberapa unit bisnis yang berfokus pada penyediaan layanan konsultasi terkait digital dan teknologi untuk klien:
BCG OmniaBCG Omnia menerjemahkan keahlian strategi ke solusi data dan perangkat lunak.[36] BCG BrightHouseBrightHouse adalah sebuah konsultansi kreatif yang berfokus pada konsultasi tujuan bisnis.[37] BCG Brighthouse membantu organisasi dalam mendefinisikan dan menyelaraskan tujuan, nilai, dan dampak sosial mereka dengan membantu bisnis mengidentifikasi dan mengungkapkan misi yang lebih luas selain tujuan keuangan serta mengintegrasikan tujuan tersebut ke dalam strategi dan operasional mereka secara keseluruhan. BCG Lembaga HendersonLembaga Henderson adalah wadah pemikir BCG. Namanya diambil dari Bruce Henderson, pendiri BCG. Fokus utama lembaga ini adalah melakukan penelitian mutakhir dan menghasilkan wawasan mengenai isu-isu strategis dan manajerial penting yang berdampak pada bisnis dan perekonomian global. BCG ExpandExpand menawarkan riset dan pembandingan tersindikasi untuk lembaga keuangan.[38] BCG INVERTOINVERTO adalah sebuah biro konsultansi manajemen internasional dan merupakan salah satu spesialis untuk pembelian strategis dan manajemen rantai pasok di Eropa.[39] KontroversiAngolaSebuah artikel yang diterbitkan oleh The New York Times pada tanggal 19 Januari 2020 menyebut BCG telah memfasilitasi eksploitasi Isabel dos Santos terhadap sumber daya alam Angola, padahal negara tersebut mengalami kesusahan akibat kemiskinan, kurangnya literasi, dan kematian bayi.[40] Berdasarkan artikel tersebut, BCG dikontrak oleh BUMN Angola yang bergerak di bidang minyak bumi, Sonangol, serta produsen perhiasan, De Grisogono, yang dimiliki oleh suami Isabel dos Santos melalui perusahaan cangkang di Luxembourg, Malta, dan Belanda. BCG pun diberitakan menerima pembayaran melalui perusahaan lepas pantai di surga pajak seperti Malta.[40] Arab SaudiThe New York Times juga memberitakan bahwa BCG merupakan salah satu biro konsultansi, bersama McKinsey dan Booz Allen, yang membantu Pangeran Mohammed bin Salman untuk mengkonsolidasikan kekuatan di Arab Saudi.[41] Walaupun seorang juru bicara BCG menyatakan bahwa mereka menolak proyek yang berkaitan dengan strategi intelijen dan militer, BCG terlibat dalam perancangan cetak biru ekonomi untuk negara tersebut, yang diberi nama Vision 2030.[41] Pada bulan Juni 2021, BCG dipekerjakan untuk memeriksa kelayakan negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2030. Penawaran tersebut dinilai sebagai kesepakatan yang menguntungkan, karena kebijakan rotasi benua FIFA menghalangi semua negara Konfederasi Sepak Bola Asia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia hingga tahun 2034, setelah Qatar dijadwalkan menjadi negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah turnamen pada tahun 2022. SwediaBCG menerima kritik tajam atas keterlibatannya dalam pembangunan Rumah Sakit Baru Universitas Karolinska Solna setelah adanya investigasi dari Dagens Nyheter. Terutama karena potensi konflik kepentingan, di mana mantan pegawai BCG yang kemudian menjadi pimpinan rumah sakit tersebut, menyetujui banyak pengeluaran tanpa nota yang cukup dan mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk konsultan eksternal, termasuk BCG.[42] Pada buku jurnalisme investigatif Konsulterna - Kampen om Karolinska (yang berarti Konsultan - Susah Payah untuk Rumah Sakit Universitas Karolinska), penulis dan jurnalis Dagens Nyheter, Anna Gustavsson dan Lisa Röstlund berargumen bahwa model perawatan kesehatan berbasis nilai yang direkomendasikan oleh BCG belum pernah diinvestigasi secara layak dan mengakibatkan pertumbuhan pesat di administrasi dan kurangnya tanggung jawab untuk pasien.[43] Referensi
|