Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara
GeografisDesa Magangan memilki luas wilayah 7,525,889 ha/m2. Berbatasan dengan:
Administratif
Desa Blimbingrejo terdiri dari beberapa dukuh, yaitu:
Desa Blimbingrejo memiliki jumlah penduduk laki-laki 3.495 jiwa, perempuan 3.433 jiwa, dan jumlah kepala keluarga 2.370 KK. SejarahSuatu hari,[1] di kerajaan Jepara tinggalah seorang raja Jepara, dia di karuniai seorang putra yang bernama Rejo Jaya Diningrat. Rejo sangat terobsesi dengan dunia tumbuhan, tetapi keinginannya untuk membuat dunia tumbuhan di belakang istana di tolak oleh ayahnya, karena dia ingin di latih jadi pangeran yang bijak. Dia memutuskan kabur dari istana, untuk mwujudkan impiannya itu, tanpa sepengetahuan penghuni istana. Akhirnya dengan keberaniannya, dia pergi dan bersinggah dari desa ke desa, sambil mengamati tumbuhan yang ada di daerah tersebut. Setelah itu dia mengamati, ada sebuah tanaman yang tak bisa hidup di daerah manapun, itu adalah tanaman Belimbing, Akhirnya dia memutuskan untuk mencari tanaman yang serupa, Dalam pencariannya dia berhenti di sebuah tempat yang indah dan tak ada pnghuninya, dia tak sengaja meletakkan tanaman blimbing yang mati tersebut. Dengan ajaib tiba-tiba tanaman itu hidup dan tumbuh dengan cepat, dan mulai di datangi banyak orang. Sehingga tempat itu di namakan Blimbingrejo yang artinya Belimbingnya Rejo Jaya Diningrat. Dan masih banyak sejarah di Desa Blimbing Rejo Pemdes MaganganStruktur pemdes Blimbingrejo periode 2017-2019:
PotensiDesa ini sudah menjadi Sentra Ukir Gebyok sejak tahun 1980-an[2] hingga sekarang. Saat ini di desa tersebut sudah ada 90 orang pengrajin, dengan jumlah total pekerja mencapai lebih dari 300 orang. Karena dari setiap pengrajin besar bisa memperkerjakan 6-14 orang, sedangkan untuk pengrajin kecil biasanya memperkerjakan sebanyak 2-3 karyawan saja. PerencanaanKepala Desa dan Pemdes Blimbingrejo bersama masyarakat berencana Gapura Blimbingrejo Sentra Ukir Gebyok, di pasangi lampu sorot berwarna-warni yang menyorot pada Gapura. Sehingga bisa menarik perhatian orang yang lewat, maka orang yang lewat tahu ternyata Desa Blimbingrejo Sentra Ukir Gebyok. Jadi orang yang hendak membeli gebyok lebih memilih datang langsung ke Desa Blimbingrejo, karena mereka sudah tahu tempatnya. Untuk mengembangkan potensi desa, pemerintah berupaya menjadikan Desa Blimbingrejo menjadi Desa wisata, dengan cara:
Upaya untuk memperkuat identitas pembuat gebyok khas Jepara yang kini sudah tersebar di Pulau Jawa. Rumah-rumah di desa Blimbingrejo perlu diberi gebyok, baik itu rumah bentuk tradisional, klasik, minimalis, maupun rumah modern. Supaya Blimbingrejo menjadi Desa Wisata dengan sebutan Desa 1000 Gebyok.
Upaya untuk menjaga persawahan yang dizaman sekarang mulai banyak beralih fungsi menjadi bangunan dan juga untuk menarik pengunjung berwisata di Desa Blimbingrejo. Membuat wisata persawahan dengan hiasan gebyok yang terbuat dari semen dan gazebo kayu khas Jepara. Seperti Swarga Bhumi di Magelang ataupun Natural di Kudus OlahragaDesa Blimbingrejo belum memiliki klub sepak bola yang berlaga di Yazztea Jepara League. Padahal klub sepak bola dapat menyalurkan bakat anak-anak desa Blimbingrejo supaya terolah dengan benar. Referensi
|