Biaro Gadang, Ampek Angkek, Agam
Nagari ini terdiri dari 6 wilayah jorong yakni: Biaro, Tanjung Alam, Tanjung Medan, Lungguk Muto, Pilubang dan Batang Buo. Pusat pemerintahan nagari berada di Biaro. Nagari ini terdiri dari dua daerah (bekas desa), yakni Biaro sendiri dan Limo Balai yang merupakan serikat dari lima jorong, yakni: Tanjung Alam, Tanjung Medan, Lungguk Muto, Pilubang dan Batang Buo. Sejarah NagariMenurut Dr. Controleur Van Oud-Agam dalam Buku Monografi Adat Nagari (Balai Gurah, Biaro Gadang, Ampang Gadang dan Batu Taba) yang diterjemahkan oleh H. Azwar Abdullah Dt. Mangiang (1997) disebutkan pada masa dahulu datanglah Yang Dipertuan Agung Rajo Sati, Rajo Pagaruyuang ke Nagari Biaro sekarang dan ditempatkan raja tersebut di Balai Bakamba untuk menitah. Pada waktu itu rakyat setempat berpendapat bahwa Rajo Pagaruyuang akan menetap di sana. Akhirnya rakyat kecewa, karena Rajo Pagaruyuang tidak jadi menetap. Padahal rakyat sudah “bi harok” dari perkataan “bi harok” inilah asal nama Biaro. Tanjung Alam berasal dari Tanjuang Ba-Alam, ditempat kampong Tanjuang Alam sekarang terdapat setumpuk tanah ketinggian dan sudut tanah itu dipanjang sebuah alam (bendera) sebagai tanda bahwa tempat tersebut ada penghuninya. Dari perkataan Tanjuang Ba-Alam ini menjelma menjadi Tanjung Alam. Tanjuang Medan berasal dari sebuah tanjuang yang dipergunakan penghulu-penghulu setempat sebagai tempat untuk bermedan (rapat) dan dinamailah tempat itu Tanjuang Medan.Di Tanjung Medan ini terdapat sebuah tempat yang pada masa dahulunya dilungguakkan (dikumpulkan) orang batu ditempat yang sekarang bernama Lungguak Muto, yang digunakan untuk pertahanan dari serangan musuh.Onggokan batu tersebut lama kelamaan ditumbuhi rumput muto. Karena suburnya rumput muto tersebut sehingga tumpukan batu tersebut tidak lagi kelihatan seakan-akan sudah menjadi lungguakan rumput muto dan dinamailah tempat tersebut Lungguak Muto. Asal nama Pilubang datangnya dari perkataaan Lubang, yang banyak dibuat orang di daerah ini untuk pertahanan dari serangan musuh. Batang Buo adalah sebuah sungai yang mengalir melalui sebuah kampung Batang Buo.Pada Mulanya sungai ini bernama batang baguo-guo, karena tepi sungai ini banyak ditemukan gua-gua.Dari batang baguo-guo menjadi Batang Buo. Batas WilayahAdapun batas-batas wilayah Nagari Biaro Gadang adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Nagari Kapau dan Lambah, sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Balai Gurah dan Ampang Gadang, sebelah barat berbatasan dengan Nagari Ampang Gadang dan Kota Bukittinggi dan sebelah timur berbatasan dengan Nagari Lambah dan Panampuang. PerekonomianMata pencaharian utama penduduk adalah sektor pertanian, terutama sawah dan tanaman palawija. Tanaman palawija yang banyak ditemukan seperti jagung, cabe, terung, tomat, singkong, ubi jalar dan kacang tanah. Disamping bertani, sebagian penduduk juga mengusahakan industri kerajinan konveksi dan berdagang kain di pasar Bukittinggi. Hanya sebagian kecil saja dari penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri (PNS) atau militer. Kesuburan TanahKesuburan Tanah
Lahan pertanian dan perkebunan di yang ada di nagari yang di garap olehmasyarakat sekitar 59,5% sedangkan sisanya 40,5% adalah lahan terlantar dan perumahan penduduk, Masyarakat Nagari Biaro Gadang khususnya petani membuat kelompok tani yang ada di Nagari Biaro Gadang. Dengan Nama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Salingka Nagari” yang memiliki 16 Kelompok Tani yang tersebar di 6 (enam) jorong. Lembaga Yang Ada di Nagari
Pembagian WilayahNagari Biaro Gadang terdiri dari 6 (enam) Jorong, yaitu:
Pranala luar
|