Benteng Indra Patra
Benteng Indra Patra (bahasa Aceh: Kuta Indra Patra, Aksara Jawoë :كوتا ا يندرا ڤترا) adalah sebuah benteng bersejarah di Aceh yang telah digunakan sejak era Hindu hingga era Islam. Benteng ini terletak di Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Benteng ini pada awalnya digunakan sebagai bangunan pertahanan dari penyerangan musuh ke dalam wilayah Aceh yang saat itu masih merupakan Kerajaan Lamuri. Benteng ini tetap digunakan setelah Kerajaan Lamuri berubah menjadi kerajaan Islam hingga lahirnya Kesultanan Aceh yang merupakan negeri monarki Islam terbesar di kawasan Asia Tenggara.[1] SejarahBenteng ini dibangun pada masa Kerajaan Lamuri, sebuah kerajaan Hindu di Aceh yang pada kemudian hari berubah menjadi kerajaan Islam.[1][2] Pada zaman tersebut (sekitar abad ke-17), sudah banyak aktivitas perdagangan antarnegara dan melibatkan banyak pihak luar, seperti bangsa India, Tamil, dan Siam, dan Arab.[3] Dengan banyaknya pengunjung dari luar, dikhawatirkan pula adanya serangan-serangan dari bangsa yang ingin merebut wilayah Aceh. Benteng ini, menurut sebuah sumber, pernah digunakan sebagai tempat pertahanan dari serangan Portugis yang menyerang ke dalam wilayah Aceh.[4] Bentuk bangunanBenteng Indra Patra terletak di wilayah Ladong, Kabupaten Aceh Besar, lebih kurang 19 kilometer dari Kota Banda Aceh. Menurut catatan, luas benteng ini adalah 70 × 70 meter, dan pada awalnya terdapat tiga bangunan benteng, namun saat ini hanya tinggal dua bangunan dengan dua stupa.[1] Selain bangunan utama, terdapat bangunan lain di sekitarnya yang digunakan sebagai tempat peletakan meriam dan amunisi.[1] Setelah kerajaan Hindu runtuh, benteng ini tetap digunakan sebagai bangunan pertahanan dari musuh oleh Sultan Iskandar Muda dan Laksamana Malahayati.[1] Lihat pulaReferensi
|