Bengkala, Kubutambahan, Buleleng8°06′49″S 115°10′31″E / 8.113725°S 115.175391°E
Bengkala adalah desa yang berada di kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Indonesia. Desa ini memiliki rata-rata ketinggian 250 meter dari permukaan laut.[3][4] Desa ini dikenal memiliki puluhan warga yang tuli-bisu, yang dalam bahasa Bali disebut sebagai kolok ningeh atau Kata Kolok. GeografiBatas wilayah
Sejarah Desa Bengkala Di Desa ini ditemukan artefak yang sebagian besar diantaranya berupa prasasti dari abad ke-12 atau tahun 1100-an masehi menjadikan Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan sebagai salah satu pusat peninggalan sejarah masa lalu, seperti Prasasti Bengkala yang diterjemahkan pada tahun 2003 dan prasasti batu yang hingga kini masih ada di tebing Tukad Daya di sekitar Tibuan Lantang, Desa Bengkala. Prasasti ini dikeluarkan pada tahun saka 1103 atau tepatnya 22 Juli 1181 masehi, pada masa pemerintahan Raja Jayapangus. Prasasti itu ditulis dengan aksara Jawa Kuno. Raja jayapangus sendiri memerintah di Puncak Gunung Agung yang kemudian memperistri Kang Cing Wi Seorang Putri Saudagar Cina Yang Perhunya terdampar. Pada Prasasti Bali 804 Caka (882 M) menyebutkan pemberian izin pembuatan pertapaan di bukit Kintamani. Prasasti berangka tahun 896 caka (991 M) isinya menyebutkan tempat suci dan istana Raja terletak di Singhamandawa dekat Sanur berhuruf Dewa Nagari dan Bali Kuno Kitab Usana Bali abad ke 16 menyebutkan Raja Jayapangus memerintah setelah Raja Jayakusuma PemerintahanPembagian Dusun/BanjarDesa Bengkala terbagi atas 2 banjar.[5] Keduanya ialah Kajanan dan Kelodan. DemografiPenduduk desa ini sebagian besar bekerja sebagai petani dan tukang kebun. Pada sensus tahun 2010, Penduduk desa Bengkala berjumlah 2.080 jiwa terdiri dari 1.006 laki-laki dan 1.074 perempuan dengan rasio sex 93,6.[1] Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|