Bek Air Penerbangan 2100
Bek Air Penerbangan 2100 adalah sebuah penerbangan penumpang domestik dari Almaty ke Nur-Sultan, Kazakhstan, yang menggunakan pesawat Fokker 100 yang jatuh pada 27 Desember 2019 saat lepas landas dari Bandara Internasional Almaty.[1][2] Laporan awal mengatakan bahwa empat belas orang telah meninggal dunia dan 66 lainnya luka-luka kritis, dengan salah satu korban awal meninggal kemudian di rumah sakit, sehingga total kematian menjadi lima belas. Namun, jumlah kematian kemudian direvisi turun menjadi 12, tanpa ada penjelasan.[3] Pemerintah daerah telah memulai penyelidikan dan lebih banyak laporan yang tertunda.[4] Jumlah pasti orang di atas pesawat sebelum kejadian tidak segera ditentukan.[5] PesawatPesawat yang terlibat adalah Fokker 100 yang dibuat pada tahun 1996 yang sebelumnya pernah terbang dengan Formosa Airlines, Mandarin Airlines, Contact Air, dan OLT Express Germany, sebelum bergabung dengan armada Bek Air pada 2013 dengan kode nama UP-F1007. Pesawat itu disewakan ke Kam Air pada September 2016 sebelum dikembalikan. Pesawat itu juga disewa ke Safi Airways pada Februari 2017 sebelum dikembalikan ke Bek Air dan akhirnya disewa ke Air Djibouti pada Desember 2018 sebelum dikembalikan lagi. UP-F1007 tetap beroperasi dengan Bek Air sampai hari kecelakaan yang menghancurkan pesawat itu.[6][7] Sertifikat kelaikan udara pesawat telah diperbarui pada 22 Mei 2019.[8] KecelakaanBek Air Penerbangan 2100, sebuah Fokker 100, menabrak gedung sesaat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Almaty di Kazakhstan. Pesawat lepas landas dari landasan pacu 05R dan kehilangan ketinggian sesaat setelah lepas landas. Dilaporkan pesawat itu berbelok ke kanan dan menabrak pagar perimeter beton sebelum menabrak bangunan dua lantai di daerah perumahan di dekat jalur perimeter, sekitar pukul 07.22 waktu setempat (08.22 WIB).[9] Bagian depan pesawat memisahkan diri dari badan pesawat utama dan mengalami kerusakan yang signifikan, sementara ekornya pecah di bagian belakang. Setidaknya 12 orang, termasuk kapten meninggal dunia dan belasan lainnya terluka. Para penumpang terdiri dari 85 orang dewasa, lima anak-anak, dan tiga bayi.[8] Seorang yang selamat, pengusaha bernama Aslan Nazarliév yang berada di dalam pesawat mengatakan bahwa dia telah melihat es di sayap pesawat. Dalam percakapan telepon, dia berkata, "Ketika kami berangkat, pesawat mulai bergetar sangat keras dan saya tahu itu akan jatuh. . . Semua orang yang menginjak sayap terjatuh, karena ada es. Saya tidak bisa mengatakan bahwa [sebelum lepas landas] sayapnya tidak disemprot dengan cairan antibeku, tetapi faktanya terdapat es [di sana]."[10] Suhu pada saat itu dilaporkan pada −12 °C (10 °F). Jarak pandang juga berkurang[11] dengan kabut tebal dekat dengan tempat kejadian.[12] Pasca kejadianPresiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyatakan pada hari berikutnya, 28 Desember, hari berkabung nasional dan mengatakan bahwa "semua orang yang bertanggung jawab akan dihukum berat sesuai dengan hukum".[8][13] Otoritas Kazakh menangguhkan otorisasi penerbangan Bek Air setelah kecelakaan itu.[14] Referensi
|