Beban listrik puncakBeban listrik puncak atau beban puncak (Bahasa Inggris: peak load) adalah beban listrik tertinggi yang harus dipenuhi oleh sistem tenaga listrik dalam suatu periode tertentu (Gönen 2008). Beban puncak biasanya dibagi menjadi tahunan, harian, dan musiman.[1] Beban puncak adalah istilah yang digunakan dalam manajemen permintaan energi untuk mendeskripsikan periode di mana tenaga listrik diharapkan dapat dipasok pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya. Fluktuasi beban puncak dapat terjadi secara harian, bulanan, musiman, dan tahunan. Bagi sebuah perusahaan penyedia listrik, titik beban puncak adalah jam tertentu di mana terjadi konsumsi listrik tertinggi. Pada periode beban puncak, biasanya terjadi kombinasi antara konsumsi listrik perkantoran dan rumah tangga.[2] Sejumlah perusahaan ketenagalistrikan menagih konsumennya berdasarkan beban puncak dari tiap konsumennya, dengan beban tertinggi tiap bulan di tahun sebelumnya biasanya digunakan sebagai dasar penghitungan tagihan.[3] Transisi energi terbarukan juga tetap pertimbangkan beban puncak.[4] Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah biasanya berbanding lurus dengan beban puncaknya.[5] TarifSistem tenaga listrik dibangun untuk memenuhi beban puncak. Di Australia, tarif listrik terdiri dari tiga komponen, yakni tarif beban puncak, tarif listrik, dan tarif abonemen. Contohnya, untuk konsumen besar (komersial, industri, dan ruko), tarif beban puncak didasarkan pada konsumsi listrik selama 30 menit tertinggi dalam satu bulan, sementara tarif listrik didasarkan pada jumlah konsumsi listrik dalam satu bulan. Skema tarif tersebut juga diterapkan secara bertahap ke konsumen rumah tangga di Queensland, Australia.[6] WaktuWaktu terjadinya beban puncak tergantung pada demografi, ekonomi, cuaca, iklim, musim, hari, dan berbagai faktor lain di suatu wilayah. Contohnya, di daerah industri di Tiongkok atau Jerman, beban puncak biasanya terjadi di siang hari. Namun, di daerah berbasis jasa seperti Australia, beban puncak harian kerap terjadi di sore hari hingga awal malam hari (contohnya jam 16.00 hingga 20.00), karena konsumsi listrik rumah tangga dan komersial berkontribusi besar di daerah berbasis jasa.[7] ResponBeban puncak dapat melebihi jumlah listrik maksimum yang dapat dipasok oleh industri tenaga listrik, sehingga menyebabkan pemadaman listrik dan pemadaman bergilir. Pemadaman kerap terjadi selama gelombang panas saat penggunaan pendingin udara dan kipas angin meningkatkan konsumsi energi secara signifikan. Selama periode tersebut, otoritas biasanya meminta masyarakat untuk mengurangi konsumsi energinya dan menggesernya ke luar periode beban puncak. Pembangkit listrikPembangkit listrik yang khusus dibangun untuk memasok listrik ke sistem tenaga listrik selama periode beban puncak disebut sebagai pembangkit listrik pemikul beban puncak. Secara umum, PLTG dapat dinyalakan secara cepat, sehingga kerap digunakan untuk memenuhi beban puncak. PLTGU juga dapat digunakan untuk memasok listrik selama periode beban puncak, serta dapat beroperasi secara efisien untuk memenuhi beban listrik dasar.[butuh rujukan] PLTA juga dapat digunakan untuk memasok listrik selama periode beban puncak. PLTB tidak lebih baik daripada PLTD untuk digunakan selama periode beban puncak, karena bahan bakar PLTD dapat disimpan untuk digunakan selama periode beban puncak, sementara PLTB hanya mengandalkan angin.[8] Puncak pasokan listrik dari PLTS secara alami berbarengan dengan periode beban puncak di siang hari yang disebabkan oleh penggunaan pendingin udara. Referensi
|