Beatriz dari Portugal
Beatriz (pengucapan bahasa Portugis: [biɐˈtɾiʃ]; Coimbra, 7–13 Februari 1373 di lokasi setempat yang tidak diketahui, Kastilia) merupakan putri tunggal Raja Fernando I dari Portugal dan istrinya, Leonor Teles de Meneses. Ia menikah dengan Raja Juan I dari Kastilia. Dengan tidak adanya keturunan laki-laki, ia menuntut mahkota Portugal, yang didukung oleh suaminya. Hal ini memicu terjadinya Krisis tahun 1383–1385, di mana para aristokrat Portugis menentang keinginannya, karena khawatir akan penggabungan Portugal ke dalam Kastilia. Krisis itu berakhir dengan pamannya Juan, saudara Fernando yang tidak sah, diakui sebagai Raja Portugal, yang pertama dari Wangsa Avis. BiografiPada permulaan tahun 1383, situasi politik di Portugal cukup baik. Beatriz merupakan anak tunggal Raja dan pewaris tahta, setelah kematian saudara-saudaranya pada tahun 1380 dan 1382. Pernikahannya merupakan sebuah ikatan politik. Fernando mengatur dan membatalkan pernikahan putrinya beberapa kali sebelum menentukan pilihan pertama istrinya, Raja Juan I dari Kastilia. Juan kehilangan istrinya, Infanta Leonor dari Aragon tahun sebelumnya, dan gembira menikah dengan pewaris Portugal. Pernikahan tersebut dilangsungkan pada tanggal 17 Mei 1383, di kota Elvas, Portugal. Beatriz hanya berusia 15 tahun pada saat itu. Raja Fernando meninggal tak lama kemudian dan setelah itu, pada tanggal 22 Oktober 1383. Menurut perjanjian itu antara Kastilia dan Portugal, Ibu Suri, Leonor Teles de Meneses, menjadi wali atas nama putri dan menantunya. Atas permintaan Juan I dari Kastilia, ketika ia mengetahui kematian ayah mertuanya, wali memerintahkan untuk mengakui Beatriz di dalam negara tersebut. Namun suatu pemberontakan yang dipimpin oleh Guru Ordo Avis, calon Juan I, segera dimulai, yang memicu terjadinya Krisis 1383–1385. Raja Juan dari Kastilia menyerang Portugal pada akhir Desember 1383 untuk membantu tuntutan istrinya atas mahkota. Perang akhir secara efektif berakhir pada tahun 1385, dengan kekalahan Kastilia di medan Pertempuran Aljubarrota. Sebagai akibat dari perang ini, Juan dari Avis menjadi Raja Portugal yang tak tertandingi. Juan dari Kastilia dan Beatriz memiliki tuntutan yang dapat dipertahankan atas tahta Portugal, tetapi di dalam kehidupan Juan I dari Kastilia, mereka terus memanggil diri mereka sendiri raja dan ratu Portugal. Beatriz meninggal pada sekitar tahun 1420 di Kastilia. Status sebagai penguasaTerdapat beberapa debat apabila Beatriz harus dihitung sebagai seorang penguasa atau tidak. Para sejarawan Portugis memperdebatkan hal tersebut pada tahun 1383–1385 masa di mana Portugal tidak memiliki penguasa, yang berarti bahwa Beatriz tidak dapat dianggap sebagai orang Portugis. Namun berdasarkan sebuah referensi langka atas dirinya sebagai Ratu Portugal, beberapa tuntutan yang setidaknya untuk periode yang singkat ia merupakan seorang Ratu, dan juga dapat dimasukkan ke dalam daftar para penguasa Portugal. Namun terjadinya pemberontakan bukan hanya satu-satunya masalah aksesinya ke atas tahta. Banyak bangsawan Portugis fraksi pro-Kastilia juga mengakui suaminya, Raja Juan I dari Kastilia, sebagai pemimpin de facto mereka menurut de jure uxoris, dengan menawarkannya menjadi kaki tangan dan patuh, seperti misalnya, Lopo Gomes de Lira di Minho. Juan I dari Kastilia, seperti yang dapat dibaca di dalam wasiatnya, yang berasal dari tanggal 21 Juli 1385, di Celorico da Beira yang menyebut dirinya sendiri sebagai Raja de jure, menyatakan apabila ia meninggal lebih dulu daripada istrinya, paus harus memutuskan di antara Beatriz atau putranya Henry menjadi penguasa Portugal. Silsilah
ReferensiSumber
|