Batutanduk
Batutanduk (hornfels atau hornstone) disebut demikian karena ketangguhan dan teksturnya mengingatkan kita pada tanduk hewan yang luar biasa. Sifat - sifat ini ada karena karena kristal - kirstal tak sejajar berbutir halus dengan habit kristal lempeng atau prismatik. Batutanduk adalah sebutan bagi kelompok serangkaian batuan kontak metamorfik yang telah terpanggang dan mengeras akibat panas dari massa intrusi batuan beku yang menyebabkannya menjadi masif, keras, menyerpih, dan dalam beberapa kasus sangat tangguh dan tahan lama. hornfels pertama kali ditemukan oleh penambang di Inggris utara sebagai whetstones.[1][2] Kebanyakan batutanduk berbutir halus, sementara batuan asalnya (seperti batupasir, batuserpih, batutulis, Batugamping dan diabas) umumnya telah menjadi fisil (serpih) melihat kehadiran bidang - bidang perlapisan atau belahan, struktur yang mungkin tidak begitu tampak pada batutanduk. Meskipun mereka mungkin menunjukkan tekstur pita - pita, akibat adanya perlapisan, dll, mereka dalam terpecah - pecah disepanjang pita, bahkan, mereka cenderung terpisah dalam bentuk fragmen kubus dibanding lempeng-lempeng tipis. Batutanduk yang paling umum (batutanduk biotit) berwarna coklat gelap sampai hitam dengan kilau agak beludru karena kelimpahan kristal kecil yang bersinarkan mika hitam. Batutanduk gampingan sering berwarna putih, kuning, hijau pucat, coklat dan warna lainnya. Hijau dan hijau gelap adalah warna umum dari batutanduk yang dihasilkan oleh alterasi batuan beku. Meskipun umumnya, butir penyusunnya terlalu kecil untuk ditentukan oleh mata telanjang. Pada batutanduk sering ada kristal yang lebih besar seperti kordierit, garnet atau andalusit yang tersebar di sepanjang matriks halus, dan ini dapat menjadi sangat menonjol di bagian Lapuk pada batuan.
Referensi
|