Basoeki RachmatProfilBasoeki Rachmat (lahir di Banjarmasin 24 April 1937 dan meninggal pada 30 Desember 1985) atau dikenal dengan nama pena Andanawarih adalah seorang pengarang yang lebih dikenal sebagai wartawan dan redaktur majalah berbahasa Jawa Penebar Semangat, Jaya Baya, dan Kekasihku .[1] Basoeki Rachmat menghabiskan masa kecilnya di Nganjuk, Jawa Timur. Beliau memulai kariernya di bidang menulis sejak duduk di bangku SMP. Meski bukan seorang penulis yang produktif, kualitas karya-karya Basoeki Rachmat tidak kalah dengan karya kawan-kawan seangkatannya (Suparto Brata, Moeljono Soedarma, Sudharma K.D., atau Kuslan Budiman). Hal itu dibuktikan dengan salah satu cerita bersambungnya yang berjudul "Chandikala" menjadi juara 2 dalam sebuah sayembara yang diselenggarakan oleh majalah Penebar Semangat . KesibukanSalah satu faktor yang menyebabkan Basoeki Rachmat tidak bisa menjadi penulis yang produktif adalah kesibukannya yang sangat padat, diantaranya yaitu menjadi wartawan yang sering bepergian ke luar negeri. Beliau sering menulis laporan jurnalistik, termasuk laporan perjalanan tugasnya di Uni Sovyet, Jerman, Nederland, Perancis, Jepang, dan sebagainya. Beliau juga menuliskan hasil wawancaranya dengan Nyonya Saridewi dan istri Bung Karno di Perancis. Kesibukan lain yang juga menyita waktu beliau adalah tugas-tugasnya sebagai anggota berbagai organisasi kesenian, seperti Dewan Kesenian Surabaya, teater, pengasuh apresiasi sastra di televisi, dan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Surabaya. Basoeki Rachmat juga merupakan seorang yang mahir berbahasa asing. Berkat kemampuannya itulah, beliau sering menerjemahkan berbagai naskah asing ke dalam Bahasa Indonesia. Sayangnya, naskah apa saja yang telah diterjemahkan sampai saat ini tidak diketahui. KaryaBeberapa karya yang dimilki oleh Basoeki Rachmat antara lain :
Rujukan
|