Banjir Thailand 2011
Banjir Thailand 2011 adalah sebuah banjir besar yang melanda beberapa provinsi di Thailand. Banjir ini diakibatkan oleh musim hujan yang terjadi pada tahun 2011 di Thailand. Diperkirakan 2,3 juta orang terkena dampak dari banjir ini dan 813 orang tewas. Banjir ini diperkirakan menyebabkan kerugian sampai 156.700.000.000 baht (5,1 miliar USD) pada 18 Oktober. Banjir telah menggenangi sekitar enam juta hektare lahan, lebih dari 300.000 hektare lahan adalah lahan pertanian. Banjir ini terjadi di 58 provinsi, dari Provinsi Chiang Mai di Utara sampai ibu kota Bangkok di dekat muara sungai Chao Phraya. Tujuh kawasan industri utama telah terendam setinggi 3 meter (10 kaki) dan terjadi selama 40 hari.[2] Bank Dunia memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi akibat banjir mencapai 1.425 triliun baht (USD$46,5 miliar) per 1 Desember 2011. Sebagian besar hal ini disebabkan oleh industri manufaktur, karena tujuh kawasan industri besar terendam air sedalam 3 meter (9,8 kaki) saat banjir terjadi. Gangguan pada rantai pasokan manufaktur mempengaruhi produksi mobil regional dan menyebabkan kekurangan hard disk drive secara global yang berlangsung sepanjang tahun 2012. Perkiraan Bank Dunia untuk bencana ini berarti bencana ini menempati peringkat keempat bencana paling merugikan di dunia pada tahun 2011 hanya dilampaui oleh gempa bumi dan tsunami Tōhoku 2011 di Jepang, gempa bumi besar Hanshin, dan Badai Katrina pada tahun 2005. Sebuah studi pada tahun 2015 menunjukkan peningkatan kemungkinan terjadinya potensi banjir serupa dengan intensitas banjir tahun 2011 di masa depan. Referensi
|