Balai Kartini
Balai Kartini adalah sebuah pusat konvensi dan pameran yang berlokasi di selatan Jakarta. Balai Kartini memiliki luas 45.673,71 sqm dan terdiri dari aula bergaya teater bundar, ruang pameran, ruang VIP dan lounge lobi utama yang luas, dan 6 ruang pertemuan yang dapat dikonfigurasi untuk mencocokkan persyaratan acara tertentu.[1] Balai Kartini banyak digunakan untuk berbagai macam acara, baik untuk acara hiburan, konser musik,[2] pameran,[3] job fair,[4] seminar dan simposium,[5] serta acara pernikahan. Comic Frontier, akrab disebut Comifuro adalah salah satu acara yang rutin digelar di Balai Kartini sejak edisi ke-9 hingga edisi ke-14 (Comifuro kini digelar di Indonesian Convention Exhibition).[6] Pada tahun 2018, Balai Kartini digunakan sebagai lokasi pertandingan bola gawang pada Pesta Olahraga Difabel Asia 2018.[7][8] SejarahDi lokasi yang sama dengan Balai Kartini saat ini, sebelumnya terdapat gedung Kartika Eka Paksi, yang pada tahun 1972 digunakan sebagai Rumah Jabatan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), kantor Persit Kartika Chandra Kirana dan 1 ruang pesta perkawinan khusus KBT (keluarga besar tentara) TNI-AD. Tahun 1978, Gedung Kartika Eka Paksi mulai diizinkan penggunaannya untuk umum, dan dibentuklah badan pengelola dengan nama Badan Pengelola Wisma Kartika Eka Paksi dan Balai Kartini, yang berkedudukan di bawah Yayasan Kartika Jaya. Yayasan ini, berdasarkan Kutipan Akta Pendirian No. 6 tanggal 25 Juli 1967 ditugasi untuk mendirikan gedung pertemuan untuk keperluan Persit Kartika Chandra Kirana, yang juga dapat dipergunakan untuk keperluan umum; memelihara, mengurus serta memanfaatkan (disewakan untuk pertunjukan amal) gedung pertemuan tersebut; dan, mengadakan pertunjukan dan sosial.[9] Balai Kartini kemudian diresmikan pada tanggal 3 April 1980 oleh Istri Presiden Republik Indonesia, Tien Soeharto. Saat itu gedung Balai Kartini terdiri dari 3 lantai dengan enam ruangan di lantai 1, dua ruangan di lantai 2 yang bisa digunakan untuk acara Persit, kursus-kursus dan juga Museum Larastri Bhakti, serta lantai 3 adalah Helipad. Dengan semakin beragam fasilitas yang terdapat di gedung ini, maka dipandang perlu adanya organisasi pengelola Gedung baru Balai Kartini. Maka, Yayasan Kartika Jaya mengusulkan untuk membentuk organisasi berbadan hukum yang mengelola Gedung Balai Kartini secara keseluruhan. Pada 26 April 2004, Badan Pengelola Wisma Kartika Eka Paksi dan Balai Kartini dihapuskan, berikut pengosongan gedung serta pemutusan hubungan kerja kepada seluruh karyawan. Kemudian, dibentuk organisasi berbadan hukum bernama PT Kartika Buana Ayu, yang dikukuhkan melalui Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 6, tanggal 18 April 2005. RenovasiPada akhir Desember 2003 mulai direncanakan untuk merenovasi gedung Balai Kartini, setelah mendapatkan restu dari Yayasan Persit Kartika Chandra Kirana dan dukungan Keluarga Besar TNI-AD yang dikukuhkan lebih lanjut pada acara kumpul doa restu pada tanggal 15 April 2004. Renovasi dilakukan karena kondisi bangunan yang sudah terlalu tua, baik secara struktur maupun desainnya, di mana dalam perkembangannya tidak lagi sesuai dengan perkembangan lingkungan dan perkembangan disaen bangunan sekitarnya, sehingga perlu pembaharuan untuk menyambut perkembangan zaman. Adanya peluang untuk usaha yang lebih menguntungkan, membuat renovasi gedung Balai Kartini dilakukan, karena secara bisnis nilai peluang lokasi, investasi dan citra dapat diolah untuk memberikan keuntungan yang maksimal bagi pengelolanya. Balai Kartini sejak awal telah menjadi penyedia ruang sewa yang terbukti memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengelola dan kesejahteraan anggota secara umum. Pengelolaan yang profesional serta berkompetensi tinggi dapat memberikan kontribusi yang lebih besar.[10] Aksesibilitas dan fasilitasBalai Kartini merupakan suatu fasilitas untuk terselenggaranya bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang terletak di kawasan Kuningan, berdekatan dengan pusat bisnis Mega Kuningan.[11][12] Gedung ini dapat diakses menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta Koridor 9 (Pinang Ranti – Pluit), dan turun di Halte Gatot Subroto Jamsostek atau Halte Kuningan Barat. Transportasi bus lain yang melewati gedung ini diantaranya Kopaja S66, PPD – P45, AJA – 138, Mayasari Bakti – AC PAC 34, dan Kopaja – S616.[13] Balai Kartini memiliki 6 ruang acara, dua di antaranya memiliki dimensi dan kapasitas yang fleksibel yang dapat dikonfigurasi untuk menyesuaikan dengan acara-acara tertentu. Grand Ballroom seluas 1.214 meter persegi, yang nyaman untuk menampung 1.000 tamu untuk makan malam santai atau 450 tamu untuk prasmanan. Teater Nusa Indah, sebuah tempat bergaya teater dengan lantai mezzanine seluas 1.484 meter persegi, dengan ketinggian langit-langit 3-4,4 m., dan Mawar Room seluas 768 sqm, yang dilengkapi dengan partisi lantai ke langit-langit yang bisa bergerak untuk acara yang lebih kecil. Ruang pameran Balai Kartini (Kartika Expo) memiliki luas 3.584 meter persegi dan tinggi langit-langit 9 meter dengan lobi dan jalur akses tersendiri. Gedung ini juga dilengkapi dengan area parkir bawah tanah berkapasitas 3.488 mobil dan tinggi langit-langit 2,5 m, terletak di area pameran. Referensi
Pranala luar |