Bajang, Pakong, Pamekasan

Desa Bajang
Bukit brukoh bajang pakong pamekasan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenPamekasan
KecamatanPakong
Kode pos
69352
Kode Kemendagri35.28.09.2005 Edit nilai pada Wikidata
Luas156.595
Jumlah penduduk1.764 jiwa
Kepadatan-
Peta
Peta
Peta
Peta
Koordinat:


Desa Bajang adalah desa yang terletak di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Di desa Bajang terdapat objek wisata yaitu Bukit Brukoh yang memiliki pemandangan alam yang masih indah dan asri. Luas wilayah dari Desa Bajang adalah 156.595 .

Geografis

Secara geografis desa Bajang terletak pada 7° 21' – 7° 31' Lintang Selatan dan 110° 10' - 110° 40' Bujur Timur. Untuk itu topografi Desa Bajang merupakan dataran sedang yang daerahnya perbukitan di wilayah Pamekasan dan berada pada ketinggian ± 300 m di atas permukaan air laut. Menurut data BPS Kabupaten Pamekasan tahun 2010 curah hujan di Desa Bajang 1.200mm/tahun.Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 205,04 mm

Secara administratif, Desa Bajang terletak di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan Madura dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga antara lain:

Desa Bajang merupakan daerah yang cukup kaya dengan sumber daya alam(SDA), Khususnya dibidang pertanian dan merupakan desa yang memiliki bukit yang dijadikan sebagai objek wisata unggulan yaitu bukit Brukoh. Pada bukit tersebut terdapat pemancar TVRI pada puncaknya.

Jarak tempuh dari Desa Bajang untuk menuju ke Ibu kota kecamatan yaitu ± 4 Km atau waktu yang dibutuhkan kira-kira 10 menit dengan menggunakan kendaraan umum. Dan untuk menuju ke Ibu kota kabupaten jarak tempuhnya yaitu ±7 Km atau waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan kira-kira 30 menit.

Berdasarkan laporan kependudukan Bulan Desember 2015, berikut ini tabel data Kependudukan Desa Bajang:

Tabel 2.1. Laporan Kependudukan desa bajang Bulan Desember 2015

Tingkat kemiskinan di Desa Bajang termasuk tinggi. Dari jumlah 633 KK di atas, sejumlah 296 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 191 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 75 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 68 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 3 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50% KK Desa Bajang adalah keluarga miskin.

Dalam bidang kesehatan, masyarakat bajang termasuk masyarakat yang memiliki tingkat produktivitas tinggi. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain diare, demam. Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktivitas masyarakat Desa Bajang secara umum.

Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 1 orang, tuna wicara 3 orang, tuna rungu 1 orang, tuna netra 2 orang, dan strok 2 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Bajang

Sejarah

Bajang merupakan salah satu desa di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Sejarah mencatat dahulu kala pada masa penjajahan kolonial Belanda dan Jepang, daerah ini yakni Desa Bajang dijadikan markas kompeni dan markas tentara Jepang. Namun pada kejamnya perang sabil yang terdiri dari warga masyarakat wilayah setempat yang dibantu masyarakat dari daerah lain, hasil memukul mundur atau mengusir pasukan penjajah bengis tersebut.

Asal-usul Desa Bajang ini melegenda dalam benak warga setempat. Diceritakan bermula pada saat pasukan Belanda diganti oleh pasukan Jepang banyak rakyat yang kekurangan makanan sehingga rakyat harus bekerja siang dan malam hari, dalam istilah madura bhejeng ta’ bu ambu untuk memperoleh sandangan pangan.

Karena kekurangan air bersih maka rakyat mencari mata air untuk kebutuhan minum, mandi dan mencuci. Dalam pencarian air ini penduduk bekerja dengan giat yang dipimpin oleh Bujuk Dukon. Dengan upaya keras akhirnya warga menemukan sumber mata air yang kemudian diberi nama sumber Bajang, asal kata bajang berarti giat atau rajin.

Di lain cerita Bujuk Dukon merupakan sesepuh penduduk yang memiliki kesaktian mandra guna pada saat itu. Salah satu kemampuanya adalah dapat menghempaskan ke tanah burung yang terbang saat melintas di atasnya. Kemudian sapi kerap kali akan mengalami patah tulang pada bagian kakinya jika hendak menyeruduk Bujuk Dukon tersebut.

Awal mula pemerintahan Desa Bajang terbentuk pada masa penjajahan Belanda pada waktu itu yang menjadi Kepala Desa pertama kalinya adalah Bhujuk Abdullah. Bhujuk yang artinya buyut, beliau menjadi Kepala Desa dengan proses pemilihan yang sah dan unik, yakni dimana dengan mengumpulkan masyarakat pada suatu tanah lapang kemudian warga yang berkumpul berlari menuju Kepala Desa yang mereka pilih. Alhasil yang terpilih adalah calon yang memiliki banyak pengikut yang dinobatkan menjadi Kepala Desa. Dan Bujuk Abdullah yang paling banyak dan terpilih sebagai kepala desa yang pertama dan diganti oleh putranya yang bungsu yang bernama Ganti. Kepala Desa Ganti hanya menjabat 6 tahun karena wafat sehinnga diganti oleh Kepala Desa Dagang P.Mardina.

Pemilihan Kepala Desa Dagang P.Mardina dipilaih melalui pemilihan juga yaitu sama dengan pemilihan pada waktu pemilihan Bujuk Abdullah, Kepala Desa Dagang P.Mardina ini memerintah Desa Bajang selama 41 tahun.

Pada tahun 1945 diganti lagi oleh Kepala Desa Abdus Safi yang mana cara pemilihan berbeda dengan cara pakai lidi. Abdus Safi memerintah dari tahun 1945 sampai dengan 1970 beliau wafat diganti oleh Putranya yang bernama H.Moh Shalihen dengan pemilihan cara yang sama yaitu pakai lidi mulai tahun 1970 sampai dengan 2002 (32 tahun) karena beliau usianya tidak memenuhi syarat maka di ganti oleh menantu yang Bernama Drs. Rusdi.AM dimana kepala Desa Drs. Rusdi.AM Menjabat 1 Periode dan diganti oleh istrinya yang bernama Maimona, A.Ma. Pada tanggal 16 bulan 11 tahun 2016 diadakan Pilkades yang terdiri dari 2 calon yaitu Moh. Mokri nomor urut 1 dan Maimona sebagai nomor urut 2. Dalam pilkades ini dimenangkan oleh nomor urut 1 atas nama Moh. Mokri dengan kemenangan 16 suara.

Referensi


Kembali kehalaman sebelumnya