Bahasa Taivoan dikategorikan sebagai C9 Dormant menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini sudah ditinggalkan mayoritas penuturnya dan hanya dituturkan oleh segelintir orang
Artikel ini menggunakan peta yang dihasilkan dari OpenStreetMap dan juga jejaring peta (mapframe) yang dibuat oleh kontributor Wikipedia. Apabila Anda menemukan kesalahan informasi, galat, maupun kendala teknis lainnya dalam data peta, silahkan laporkan di sini. Apabila Anda tertarik dalam pengembangan proyek pemetaan bahasa, silakan bergabung ke ProyekWiki kami. Proyek ini sudah menghasilkan sebanyak 393 artikel bahasa dengan peta interaktif yang dapat diakses dan digunakan oleh para pembaca.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Taivoan (juga dieja Taivuan) adalah suatu bahasa Austronesia punah yang pernah dituturkan oleh suku Taivoan hingga abad ke-19. Bahasa ini pernah dianggap hanya sebagai dialek dari bahasa Siraya, tetapi bukti-bukti linguistik yang ada dan tingkat kesalingpahaman menunjukkan bahwa Taivoan lebih tepat digolongkan sebagai bahasa tersendiri.[5] Naskah-naskah yang sebelumnya dianggap ditulis dalam bahasa Siraya seperti terjemahan Injil Matius dan catatan Formularium Kekristenan yang diterjemahkan ke dalam "bahasa Siraya" oleh misionaris Belanda pada abad ke-17. Namun para ahli bahasa sekarang menyebut bahwa catatan tersebut lebih tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Taivoan.[6]
Sejak rilis kode Januari 2019, SIL International telah mengakui Taivoan sebagai bahasa yang terpisah dan mengesahkan kode tvx untuk pengkategorian bahasa ini.[7]
Penggolongan
Bahasa Taivoan sebelumnya dianggap hanya sebagai dialek dari bahasa Siraya. Namun, beberapa bukti berupa tingkat kesalingpahaman menunjukkan bahwa Taivoan lebih layak dikategorikan sebagai bahasa tersendiri yang dituturkan oleh suku Taivoan.
Bukti tertulis
Dalam catatan berjudul "De Dagregisters van het Kasteel Zeelandia" yang ditulis oleh penjajah Belanda selama tahun 1629–1662, dengan jelas dikatakan bahwa ketika orang Belanda ingin berbicara dengan kepala suku Cannacannavo (suku Kanakanavu), mereka perlu menerjemahkan dari bahasa Belanda ke Sinckan (Siraya), lalu dari bahasa Sinckan ke Tarroequan (kemungkinan bahasa Paiwan atau Rukai), lalu dari Tarroequan ke Taivoan, dan dari Taivoan ke Cannacannavo:[8][9]
"...... in Cannacannavo: Aloelavaos tot welcken de vertolckinge in Sinccans, Tarrocquans en Tevorangs geschiede, weder voor een jaer aengenomen" — "De Dagregisters van het Kasteel Zeelandia", (halaman 6–8)
Bukti linguistik
Perbandingan penamaan bilangan dalam bahasa Siraya, Taivoan (dialek Tevorangh), dan Makatao (dialek Kanapo), serta rekonstruksi Proto-Austronesia (PAn) menunjukkan perbedaan antara tiga bahasa Austronesia di Taiwan bagian barat daya pada abad ke-20:[10][11]
Li (2009) menganggap jenis penggolongan kedua (yang mengandung cabang Taivoan–Makatao) sebagai penggolongan yang lebih masuk akal.
Kritik terhadap pernyataan Candidius
Taivoan dulunya dianggap oleh beberapa peneliti sebagai subkelompok dialek Siraya sejak George Candidius memasukkan "Tefurang" di delapan desa Siraya yang dia klaim semuanya memiliki "tata krama, adat dan agama yang sama, dan berbicara dalam bahasa yang sama."[13] Namun, ahli bahasa dari Amerika Serikat bernama Raleigh Ferrell meneliti kembali catatan-catatan penjelajah Belanda dan mengatakan "sepertinya orang Tevorangian adalah kelompok etnolinguistik yang berbeda, sangat berbeda dalam bahasa dan budaya dari Siraya." Ferrell menyebutkan bahwa, mengingat Candidius menegaskan bahwa dia sangat mengenal delapan desa yang diduga menuturkan bahasa Siraya termasuk Tevorang, sangat diragukan bahwa Candidius pernah benar-benar mengunjungi desa yang terakhir: "hampir pasti, tetapi, dia tidak mengunjungi Tevorang ketika dia menulis catatannya yang terkenal pada tahun 1628. Kunjungan orang Belanda pertama ke Tevorang sepertinya terjadi pada bulan Januari 1636 [...]"[5]
Lee (2015) menganggap bahwa, ketika Siraya pernah menjadi basantara di delapan desa adat di Taiwan bagian barat daya, suku Taivoan dari Tevorangh, yang telah terbukti memiliki bahasa mereka sendiri dalam catatan berjudul "De Dagregisters van het Kasteel Zeelandia", mungkin masih membutuhkan layanan penerjemahan dari Wanli, desa adat tetangga yang juga memiliki ladang berburu bersama dan juga merupakan sekutu bersama dengan Tevorangh.[9]
Li mencatat dalam penelitian berjudul "The Lingue Franche in Taiwan" bahwa, bahasa Siraya memberikan pengaruhnya terhadap bahasa-bahasa tetangga di Taiwan bagian barat daya, termasuk ke Taivoan di timur dan ke Makatao di selatan pada abad ke-17, dan menjadi basantara di daerah-daerah tersebut.[14]
Catatan
^Berdasarkan kosakata Siraya yang terdapat dalam Naskah Utrecht yang ditulis pada abad ke-17.
^Berdasarkan kosakata Siraya yang ditemukan dalam terjemahan Injil Matius yang ditulis pada abad ke-17.
^Terbukti dalam bahasa di komunitas Siraya Kongana pada awal abad ke-20.
^Terbukti dalam bahasa di komunitas Tevorangh-Taivoan, termasuk Siaolin, Alikuan, dan Kahsianpoo, pada awal abad ke-20.
^Terbukti dalam bahasa di komunitas Kanapo Makatao pada awal abad ke-20.
Referensi
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Taivoan". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^"Bahasa Taivoan". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
^ abFerrell, Raleigh (1971). "Aboriginal Peoples of the Southwestern Taiwan Plains". Bulletin of the Institute of Ethnology (dalam bahasa Inggris). 32: 217–235.
^ abLi, Paul Jen-kuei (2009). "Linguistic Differences Among Siraya, Taivuan, and Makatau". Dalam Adelaar, A; Pawley, A. Austronesian Historical Linguistics and Culture History: A Festschrift for Robert Blust. Pacific Linguistics 601 (dalam bahasa Inggris). Canberra: Pacific Linguistics. hlm. 399–409. hdl:1885/34582. ISBN9780858836013.
^ abLee, Jui-Yuan (2015). From Single to Group: The Formation of Sideia in the 17th Century. Department of History: National Cheng Kung University.
^ abTsuchida, Shigeru; Yamada, Yukihiro; Moriguchi, Tsunekazu (1991). Linguistic Materials of the Formosan Sinicized Populations I: Siraya and Basai. Tokyo: The University of Tokyo Department of Linguistics.
^Murakami, Naojirô (1933). "Sinkan Manuscripts", Memoirs of the Faculty of Literature and Politics, Taihoku Imperial University, Vol.2, No.1 (dalam bahasa Inggris). Formosa: Taihoku Imperial University.
^Li, Paul Jen-kuei (1996). "The Lingue Franche in Taiwan". Dalam Wurm, Stephen A.; Mühlhäusler, Peter; Tryon, Darrell T. Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the Americas (dalam bahasa Inggris). Berlin: De Gruyter Mouton.