Badis bin Habbus
Badis bin Habbus (bahasa Arab: باديس بن حبوس) adalah raja Berber ketiga dari Thaifah Granada. Ia memerintah antara tahun 1038 dan 1073.[1] BiografiSeorang anggota dinasti Berber Ziri, Badis bin Habbus menggantikan takhta Thaifah Granada setelah kematian ayahnya, Habbus al-Muzaffar, meskipun ada konspirasi di pihak istana Granada yang mendukung sepupunya Yaddair bin Hubasa sebagai penerus Habbus. Namun, konspirasi itu gagal berkat wazir Habbus, seorang Yahudi, Samuel bin Naghrillah, yang memastikan bahwa Badis menggantikan Habbus, sehingga memperkuat posisinya sendiri di kerajaan.[2] Pada tahun 1038, setelah konfrontasi dengan Zuhair, raja Thaifah Almería,[3] Badis bin Habbus menguasai wilayah Thaifah Almería dan tahun berikutnya berhasil mengekang ambisi ekspansionis raja Thaifah Sevilla, Abu al-Qasim, yang dikalahkannya dalam pertempuran di Écija,[4] bersekutu dengan Thaifah Málaga dan Badajoz.[5] Pada tahun 1057, Badis bin Habbus memenangkan Thaifah Málaga, mencaplok kerajaan tersebut dan mengangkat putra sulungnya, Buluggin bin Badis, sebagai gubernurnya. Meskipun demikian, Buluggin bin Badis tidak akan menggantikan ayahnya sebagai kepala Thaifah Granada, karena ia meninggal pada tahun 1064 akibat keracunan. Kematian anak sulung tersebut menempatkan anak kedua Badis bin Habbus, Maksan bin Badis, sebagai pewaris takhta. Setelah wafatnya wazir Joseph bin Nagrela, jabatan wazir raja diduduki oleh orang Arab Al-Naya. Setelah Al-Naya dibunuh oleh Abu-l-Rabbi, seorang Mozárab, Abu-l-Rabbi berhasil membujuk Badis bin Habbus untuk mengangkat cucunya Abdallah bin Buluggin sebagai penggantinya, dan bukan putranya Maksan, yang telah kehilangan Jaén di tangan Thaifah Sevilla, dan menjadi pengungsi di Thaifah Toledo. Abdallah bin Buluggin akhirnya menggantikan Badis ketika ia meninggal pada tahun 1073.[6] Referensi
Sumber
|