BRICS (mata uang)
BRICS adalah mata uang yang dikembangkan bersama negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) yang bertujuan untuk menciptakan mata uang baru untuk transaksi internasional dan perdagangan antarnegara. Mata uang ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan ekonomi global pada dolar Amerika Serikat (USD) dan menciptakan sistem keuangan yang lebih multipolar.[1][2] EtimologiPada pertemuan KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan, ide untuk mata uang bersama ini diperkuat sebagai bagian dari upaya memperkuat perdagangan antarnegara anggota. Salah satu tujuan utamanya adalah menyediakan alternatif yang stabil dan kuat bagi dolar AS, yang dianggap berisiko bagi negara-negara berkembang ketika digunakan dalam perdagangan internasional.[3]Sistem keuangan yang direncanakan ini akan didukung oleh New Development Bank (NDB) yang berbasis di Shanghai, dan kemungkinan akan dipegang oleh sejumlah cadangan emas dan keranjang mata uang nasional masing-masing negara anggota.[4] Dukungan Negara lainMata uang BRICS diproyeksikan akan didukung oleh emas serta keranjang mata uang negara-negara anggota, seperti real Brasil, rubel Rusia, rupee India, yuan Tiongkok, dan rand Afrika Selatan. Struktur ini diharapkan dapat mengurangi volatilitas nilai mata uang dibandingkan jika hanya didukung oleh satu mata uang tertentu, serta memberikan perlindungan terhadap fluktuasi nilai tukar yang sering terjadi pada USD.[5] PenggunaanImplementasi mata uang ini diharapkan berlangsung bertahap, dimulai dari negara-negara anggota BRICS. Mata uang ini juga direncanakan dapat digunakan oleh negara-negara lain yang menjadi mitra dagang utama, sehingga menciptakan kawasan perdagangan yang lebih luas dan terintegrasi secara ekonomi.[6] Meski membawa harapan, proyek ini menghadapi tantangan signifikan, termasuk koordinasi antarbank sentral, kebijakan moneter yang berbeda, dan infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung sistem pembayaran.[7] Mata uang ini akan membutuhkan penerimaan luas di antara negara-negara anggota serta strategi yang kuat untuk bersaing dengan dolar AS di pasar internasional.[8] Referensi
|