Atlantisisme

Presiden Amerika Serikat Bill Clinton (kiri) bertemu Perdana Menteri Britania Raya Tony Blair, November 1999

Atlantisisme adalah paham yang meyakini pentingnya kerja sama antara Eropa dan Amerika Serikat dan Kanada di bidang politik, ekonomi, dan pertahanan dengan tujuan mempertahankan keamanan dan kemakmuran negara-negara anggota dan melindungi nilai-nilai yang menyatukan mereka. Istilah ini dapat digunakan secara terbatas untuk menjelaskan dukungan bagi aliansi militer Atlantik Utara,[1] atau secara luas untuk menjelaskan kerja sama, nilai bersama, rasa kebersamaan, dan integrasi dua sisi samudra. Istilah ini diambil dari Samudra Atlantik yang memisahkan kedua benua ini. Dalam praktiknya, filsafat Atlantisisme mendorong keterlibatan aktif Amerika Utara, khususnya Amerika Serikat, di Eropa dan kerja sama yang erat antarbenua. Atlantisisme sangat kuat tertanam pada masa Perang Dunia Kedua dan sesudahnya lewat pembentukan berbagai lembaga euro-Atlantik, terutama NATO dan Rencana Marshall.

Atlantisisme memiliki kekuatan yang berbeda dari satu kawasan/negara ke kawasan/negara yang lain tergantung faktor sejarah dan budayanya. Atlantisisme sering dipandang kuat di Eropa timur dan tengah dan Britania Raya. Dari segi politik, Atlantisisme sering sekali dikaitkan dengan liberal klasik atau politik kanan di Eropa. Atlantisisme biasanya melibatkan kekaguman terhadap kebudayaan politik atau sosial Amerika serta ikatan historis antara kedua benua.

Ada ketegangan antara Atlantisisme dan kontinentalisme di kedua sisi Atlantik. Sejumlah pihak menuntut kerja sama atau integrasi kawasan lebih diutamakan ketimbang kerja sama trans-Atlantik. Akan tetapi, hubungan antara Atlantisisme dan integrasi Amerika Utara atau integrasi Eropa rumit sekali dan tidak dianggap berlawanan secara langsung satu sama lain. Menurunnya kekuasaan Eropa dan Amerika secara relatif di dunia, kejatuhan Uni Soviet, dan penyebaran norma Atlantisis di luar kawasan Atlantik Utara telah mengurangi kekuatan kaum Atlantisis sejak Perang Dingin berakhir. Hubungan internasional lainnya terus diutamakan meskipun hubungan trans-Atlantik masih dianggap yang paling penting di dunia.

Lembaga

North Atlantic Council adalah forum diskusi dan pembuatan keputusan tingkat pemerintah utama di ranah Atlantisisme. Organisasi lain yang dianggap Atlantisis adalah:[2]

Atlantisis

Atlantisis ternama meliputi mantan Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt dan Ronald Reagan, Perdana Menteri Britania Raya Winston Churchill, Margaret Thatcher, Tony Blair, dan Gordon Brown,[3] François Mitterrand,[4] Dean Acheson, Zbigniew Brzezinski,[5] dan Javier Solana.[6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Croci, Osvaldo (December 2008). "Not a Zero-Sum Game: Atlanticism and Europeanism in Italian Foreign Policy". The International Spectator: Italian Journal of International Affairs. 43 (4): 137–155. doi:10.1080/03932720802486498. Diakses tanggal 17 July 2013. 
  2. ^ Straus, Ira (June 2005). "Atlanticism as the core 20 th century U.S. strategy for internationalism" (PDF). Streit Council. Annual Meeting of the Society of Historians of American Foreign Relations. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-20. Diakses tanggal 10 July 2013. 
  3. ^ Settle, Michael (30 July 2007). "'Atlanticist' Brown vows to strengthen special bond with US". Herald Scotland. Diakses tanggal 10 July 2013. 
  4. ^ Jolyon Howorth (2002). "Renegotiating the Marriage Contract: Franco-American Relations since 1981". Dalam Sabrina Petra Ramet, Christine Ingebritsen. Coming in from the Cold War: Changes in U.S.-European Interactions Since 1980. Rowman & Littlefield Publishers. hlm. 74. Diakses tanggal 10 July 2013. 
  5. ^ "Zbigniew Brzezinski". Atlantic Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-13. Diakses tanggal 10 July 2013. 
  6. ^ Gros-Verheyde, Nicolas (19 March 2009). "A diplomat, Socialist, Atlanticist and European". Europolitics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-10. Diakses tanggal 10 July 2013. 
Kembali kehalaman sebelumnya