Astrid NialsdotterAstrid Njalsdotter (atau Ástríðr Njálsdóttir) dari Skjalgaätten (juga Aestrith) (abad ke-11), merupakan seorang bangsawati Norwegia yang menikah dengan Ragnvald Tua dan menjadi nenek moyang Wangsa Stenkil Swedia (skt. 1060-skt. 1125). Dia kadang-kadang dianggap sebagai ratu Swedia, meskipun buktinya tidak meyakinkan. Leluhur dinastikSatu-satunya sumber Astrid adalah Hervarar saga ok Heiðreks, yang mengatakan bahwa dia adalah anak perempuan Njal Finnsson dari Halogaland. Dari sumber Norse lainnya tampaknya Njal Finnsson adalah anak Gunhild Halvdansdotter dari keluarga Skjalga, keturunan kognitif Harald I, raja pertama Norwegia dan diduga keturunan dari Wangsa Yngling.[1] Menurut saga, ia melahirkan Stenkil († 1066) yang menjadi Jarl di Swedia dan kemudian mewarisi kerajaan pada sekitar tahun 1060. Sejak cucunya, raja-raja Swedia Halsten dan Inge Tua, mungkin lahir pada sekitar tahun 1050-1060, pernikahannya mungkin berlangsung pada tahun 1020-an atau 1030-an. Tidak ada yang diketahui kapan dia meninggal. Suaminya Ragnvald Tua tidak diketahui. Dalam historiografi yang lebih kuno, biasanya kita mengenalnya dengan Ragnvald Ulfsson, Jarl Gautar yang bertugas di bawah Raja Olof Skötkonung pada awal abad ke-11. Menurut kisah-kisah Norse, Ragnvald Ulfsson terpaksa melarikan diri dari Swedia setelah terjadi perselisihan dengan raja, dan akhirnya ditetapkan sebagai Jarl di Staraya Ladoga. Namun, Ragnvald ini menikah dengan putri Norwegia Ingeborg Tryggvasdotter dan ayahanda Uleb Ragnvaldsson dan Eilif, dan tidak ada hubungannya dengan Stenkil. Pernikahan kedua Ragnvald dengan Astrid karena itu hanya tebakan saja.[2] Dugaan posisi permaisurinyaSejarahwan gerejawi Adam dari Bremen menulis bahwa Stenkil adalah putra tirinya (privignus) atau keponakan (nepos) dari penguasa Swedia sebelumnya Emund Tua (skt. 1050-skt. 1060).[3] Atas dasar ini, kadang-kadang dianggap bahwa Astrid Njalsdotter menikah pertama-tama dengan Ragnvald dan kemudian dengan Emund, yang pasangannya tidak diketahui. Hal ini akan membantu menjelaskan kelancaran suksesi dinasti pada sekitar tahun 1060, saat garis keturunan laki-laki para penguasa zaman Viking punah. Meski begitu, Hervarar saga ok Heiðreks mengatakan bahwa Stenkil mewarisi takhta istrinya, yang adalah putri Emund. Oleh karena itu sejarahwan modern cenderung meragukan hipotesis ini.[4] Referensi
Sastra
Suksesi
|