Asma Jilani Jahangir (bahasa Urdu: عاصمہ جہانگیر: ʿĀṣimah Jahāṉgīr) (kelahiran 27 Januari 1952 di Lahore) adalah seorang pengacara, pemenang penghargaan hak asasi manusia dan aktivis demokrasi Pakistan. Karyanya berfokus pada penganiayaan penganut agama minoritas, kesetaraan gender, dan ekstrimisme.[1]
Jahangir adalah anggota pendiri Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, dan menjabat sebagai Sekretaris-Jenderal dan kemudian Ketua organisasi tersebut. Pada 27 Oktober 2010, Jahangir terpilih sebagai Presiden Ikatan Bar Dewan Tertinggi Pakistan dan memainkan peran berpengaruh pada Gerakan Pengacara.,[2] wanita pertama yang memegang jabatan tersebut. Ia mengetuai Forum Asia Selatan untuk Hak Asasi Manusia dan wakil presiden Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia.[3]
Ia menjabat sebagai Rapporteur Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi Kebabasan Beragama atau Berkepercayaan dari Agustus 2004 sampai Juli 2010
Jahangir adalah penerima beberapa penghargaan yang meliputi Penghargaan Right Livelihood 2014, Penghargaan Freedom 2010, Hilal-i-Imtiaz, Sitara-i-Imtiaz, Penghargaan Ramon Magsaysay, Penghargaan Martin Ennals untuk Pembela Hak Asasi Manusia 1995, UNESCO/Penghargaan Bilbao untuk Promosi Budaya Hak Asasi Manusia dan dianugerahi Officier de la Légion d'honneur oleh Prancis.[4][5]
Tulisan-tulisan terkenalnya meliputi, The Hudood Ordinance: A Divine Sanction? dan Children of a Lesser God.[6]
Kehidupan pribadi
She telah memiliki seorang putra dan dua putri, Munizae Jahangir, seorang jurnalis dan Sulema Jahangir, yang juga menjadi pengacara.[7]
Referensi
Pranala luar
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|