Arun Natural Gas Liquefaction

PT Arun Natural Gas Liquefaction
Arun NGL
Perseroan terbatas
IndustriGas alam
NasibDibubarkan
Didirikan16 Maret 1974; 50 tahun lalu (1974-03-16)
Ditutup30 September 2015; 9 tahun lalu (2015-09-30)
Kantor pusatLhokseumawe, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia dan Asia
Tokoh kunci
Iqbal Hasan Saleh (Presiden Direktur)
Delyuzar (Wakil Presiden)
ProdukGas alam cair
Karyawan
1.087 (2015)[1]
Situs webArunLNG.co.id
Lokasi gas alam cair pertama kali ditemukan di Arun

PT Arun Natural Gas Liquefaction atau biasa disingkat menjadi Arun NGL, adalah bekas anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang produksi LNG. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini adalah salah satu produsen LNG terbesar di dunia.[2] Perusahaan ini dulu memiliki 6 unit pengolahan di Lhokseumawe, Aceh Utara. Perusahaan ini berhenti beroperasi pada tanggal 30 September 2015, dan 76% pekerjanya pun dialihkan ke PT Perta Arun Gas.[1]

Sejarah

Sejak 1968, Mobil Oil melakukan kontrak bagi hasil dengan Pertamina untuk pencarian sumber-sumber minyak dari perut Bumi di darat maupun di lepas pantai. Pada tahun 1969, Mobil Oil mulai mengerahkan pencariannya di Aceh dengan fokus utama di Aceh Utara. Pengeboran yang dilakukan di dekat desa Arun adalah yang kelima belas kali dilakukan oleh Mobil Oil. Sejak pencarian pertama di lokasi yang berindikasi sumber energi sampai titik pengeboran keempat belas di ladang baru yang tidak dikenal sebelumnya, perusahaan tersebut telah menemukan minyak dan gas dengan kandungan karbon dioksida yang terlalu tinggi sehingga sulit dikembangkan.

Perusahaan minyak Standard Oil Company of New York yang pernah beroperasi di Sumatera telah mendeteksi bahwa di Aceh terdapat kandungan gas yang besar jumlahnya. Atas dasar itu, pencarian oleh Mobil Oil yang dikoordinasi Pertamina Unit I dikonsentrasikan di desa Arun. Desa Arun adalah desa di Kecamatan Syamtalira, Aceh Utara, yang namanya kelak digunakan sebagai nama perusahaan gas alam ini.

Pada tanggal 24 Oktober 1971, gas alam yang terkandung di bawah ladang gas Arun ditemukan dengan perkiraan cadangan mencapai 17,1 triliun kaki kubik. Hari itu merupakan hari ke-73 sejak uji eksplorasi yang dipimpin Bob Graves, pimpinan eksplorasi Mobil Oil di Aceh, dimulai.

Pada tahun 1972, ditemukan sumber gas alam lepas pantai di ladang North Sumatra Offshore (NSO) yang terletak di Selat Malaka pada jarak sekitar 107,6 km dari kilang PT Arun di Blang Lancang. Selanjutnya pada tahun 1998, dilakukan pembangunan proyek NSO “A” yang diliputi unit pengolahan gas untuk fasilitas lepas pantai (offshore) dan di PT Arun. Fasilitas ini dibangun untuk mengolah 450 MMSCFD gas alam dari lepas pantai sebagai tambahan bahan baku gas alam dari ladang Arun di Lhoksukon yang semakin berkurang.

Pada tanggal 16 Maret 1974, perusahaan inipun didirikan sebagai perusahaan operator. Perusahaan ini baru diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 September 1978 setelah berhasil mengekspor kondensat pertama ke Jepang (14 Oktober 1977).

Pembangunan 6 unit pengolahan (train) pencairan gas alam di kilang LNG Arun melalui beberapa tahapan, yaitu:

  • Train 1,2 dan 3 (Arun Project 1) dibangun pada awal tahun 1974 dan selesai pada akhir tahun 1978 oleh Bechtel
  • Train 4 dan 5 (Arun Project II) dibangun Februari 1982 dan selesai pada akhir tahun 1983 yang dikerjakan oleh Chiyoda Corporation
  • Train 6 (Arun Project III) dibangun pada bulan November 1984 dan selesai pada September 1986 yang dikerjakan oleh Japan Gas Corporation (JGC)

Pada bulan Februari 1987, kilang LPG yang dinamakan Arun LPG Project dibangun dan dikerjakan oleh Japan Gas Corporation (JGC). Kilang tersebut selesai dibangun pada tahun 1989.

Ladang gas

Menurut data-data pengukuran elektronik melalui film-film yang diambil di lapangan dan dianalisis di pusat analisis Mobil Oil di Dallas, Amerika Serikat, ladang gas Arun terletak di dalam lapisan batu gamping pada kedalaman 10.000 kaki (3.048 meter). Kandungan gas mencapai 17,1 triliun kaki kubik dengan tekanan 499 kg/cm, suhu 177 °C, dan ketebalan 300 meter. Jumlah tersebut diperkirakan akan dapat mensuplai enam unit dapur pengolahan (train) dengan kapasitas masing masing 300 juta SCFD (Standard Cubic Feet Day) untuk jangka waktu 20 tahun. Ladang gas tersebut terdiri dari empat (4) buah kluster gas dan kondensat, kemudian gas dan kondensat dikirim ke unit pengumpulan di Point "A" yang selanjutnya dikirim ke kilang LNG Arun dengan memakai pipa:

  • Gas menggunakan pipa berdiameter 42 inch.
  • Kondensat menggunakan pipa berdiameter 16 inch.
  • LPG propana menggunakan pipa berdiameter 20 inch.

Kilang LNG Arun di Blang Lancang meliputi daerah seluas 271 ha dengan panjang 1,7 km dan lebar 1,5 km serta dilangkapi dengan pelabuhan khusus pengangkut produksinya.

Kilang LNG Arun dilengkapi dengan 2 buah pelabuhan LNG untuk pengiriman produksinya ke negara pembeli, sedangkan untuk pengiriman kondensat dilengkapi dengan 2 buah sarana pemuat, yaitu Single Point Mooring (SPM) dan Multi Buoy Mooring (MBM).

Gas alam di ladang NSO memiliki kandungan H2S dan CO2 yang tinggi sehingga diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu sebelum masuk ke train LNG. Upaya ini dilakukan untuk menurunkan kadar H2S dari 1,59% menjadi 80 ppm dan CO2 dari 33,21% menjadi 25,54% mol, sehingga sesuai dengan spesifikasi rancangan train LNG.

Organisasi

Presiden Direktur PT Arun NGL berkantor di Jakarta yang saat ini dijabat oleh Fauzi Husin. Sementara Wakil Presiden berkantor di Lhokseumawe dan dijabat oleh Fuad Bukhari. Wakil Presiden membawahi tiga divisi dan tiga non-divisi setingkat seksi, yaitu:

  1. Divisi Produksi
  2. Divisi Pembantu Lapangan
  3. Divisi Pelayanan dan Pengembangan
  4. Seksi Hubungan Masyarakat
  5. Seksi Keuangan dan Akuntansi
  6. Seksi Audit Umum

Saham kepemilikan perusahaan dipegang oleh Pertamina (55%), Exxon Mobil (30%), dan Japan Indonesia LNG Company (disingkat JILCO; 15%).

No Foto Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan Keterangan
1 J.R.Oekon 1986 1991
2 H. R. I. J. Soetopo 1991 1994
3 Bambang Bramono[3] 1994 1997
4 Sunardi[3] 2000 2002
5 Aknasio Sabri[3] 2004 2008
6 Fauzi Husin[4] 2008 2012

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b "PAG Tampung 76% Karyawan Arun". Tribunnews.com. Serambi Indonesia. Diakses tanggal 2016-01-14. 
  2. ^ "Gas Arun Bukan Warisan Turun-temurun". Pertamina. Diakses tanggal 2016-01-14. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b c "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-09-14. Diakses tanggal 2016-09-09. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-18. Diakses tanggal 2016-09-09. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya