Anugerah Sagang

Anugerah Sagang adalah sebuah penghargaan/award dunia Melayu yang diberikan kepada sosok atau tokoh yang berdedikasi terhadap kehidupan berkesenian, karya yang dinilai unggul, berkualitas, dan monumental, serta pemikiran yang mampu menggerakkan dinamika budaya Melayu dalam ranah tertentu. Penganugerahan Sagang diberikan oleh Yayasan Sagang, sebuah yayasan dalam grup Riau Pos yang menaruh kepedulian atas pelestarian dan pengembangan budaya Melayu. Penganugerahan Sagang ini merupakan komitmen yayasan Sagang terhadap negeri Riau, negeri yang menjadi salah satu teras tumbuh-kembangnya budaya Melayu. Suatu daerah yang dalam perjalanan sejarahnya telah menyumbangkan sebongkah emas budaya yang bernama bahasa Melayu, yang menjadi pemersatu bahasa di Indonesia. Bahasa Melayu merupakan cikal bakal dari bahasa Indonesia yang digunakan saat ini. Sebuah kontribusi dan sumbangan yang tak ternilai harganya.

Kata “Sagang” berasal dari khazanah tradisi kehidupan masyarakat Melayu Riau di kawasan pesisir. Kata ini populer di kalangan nelayan yang bermukim di Singkep, pesisir semenanjung Malaysia dan sekitarnya. Sagang adalah nama sepotong kayu kecil, dengan diameter sekitar 2–3 cm. Biasa digunakan sebagai penyangga bubungan rumah di kawasan pantai. Kayu kecil itu dipasang melintang diagonal pada bentangan atap rumah. Gunanya untuk menjaga keseimbangan bila terjadi terpaan angin ribut. Masyarakat nelayan biasa menyebutnya “sagang barat,” karena kayu kecil itu sangat berjasa dalam meredam goncangan angin barat. Para nelayan biasa menggunakan kayu kecil ini sebagai penyokong bentangan layar. Fungsinya untuk menjaga bentangan layar agar tetap terbuka dalam menerima tiupan angin sehingga perahu tetap melaju kencang. Dipilihnya kata “Sagang” karena mengandung sebuah filosofi mendalam. Sagang merupakan simbol dari semangat untuk menjadi penyangga/penyokong, pendorong dan penggerak semangat berkreasi budaya Melayu. Ia merupakan simbol dari semangat pantang menyerah, semangat yang tak gentar betapapun hebat tantangan yang dihadapi.

Sejak ditaja pada tahun 1996, Anugerah Sagang telah memberikan anugerah dalam berbagai kategori. Tiap tahun jumlah kategori yang diberikan selalu bertambah.

Penerima Anugerah Sagang

Tahun 1996

Tahun 1996 diberikan 2 kategori:

  • Buku Terbaik Sagang diberikan pada buku Raja Ali Haji, Budayawan di Gerbang abad XX, karya Hasan Junus
  • Seniman Terbaik Sagang diberikan kepada Idrus Tintin

Tahun 1997

Tahun 1997 diberikan 3 kategori, yaitu:

  • Buku Terbaik Sagang diberikan pada Sandiwara Hang Tuah, karya Taufik Ikram Jamil
  • Budayawan Terbaik Sagang diberikan kepada Tenas Effendy
  • Lembaga Khusus Sagang diberikan pada Selembayung

Tahun 1998

Tahun 1998 diberikan 3 kategori:

  • Seniman Terbaik Sagang diberikan kepada Ediruslan Pe Amanriza
  • Buku Pilihan Terbaik Sagang diberikan pada buku Cakap Rampai-rampai Budaya Melayu di Riau, karya UU Hamidy
  • Penghargaan Khusus Sagang diberikan pada Yayasan Kebudayaan Indra Sakti, pulau Penyengat

Tahun 1999

Tahun 1999 diberikan 3 kategori:

  • Seniman/Budayawan Pilihan Sagang diberikan kepada Hasan Yunus
  • Karya Pilihan Sagang diberikan pada buku H. Soeman Hs; Bukan Pencuri Anak Perawan, ditulis oleh Fakhrunnas MA Jabbar
  • Kategori Khusus Institusi/Lembaga/Karya Seni Budaya Pilihan Sagang diberikan pada Sanggar Tari Laksemana, Pekanbaru.

Tahun 2000

Tahun 2000 diberikan 4 kategori:

  • Seniman Terbaik Pilihan Sagang diberikan kepada Solaiman Syafi’ie
  • Buku Terbaik Pilihan Sagang diberikan pada buku Sebuah Telaah tentang Buku Tsamarat Al Muhimmah, karya Mahdini
  • Serantau Pilihan Sagang diberikan pada Gapena (Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia)
  • Kategori Lembaga Khusus Sagang diberikan pada Yayasan Sempena Riau

Tahun 2001

Tahun 2001 diberikan 4 kategori:

  • Seniman/Budayawan Terbaik Sagang diberikan kepada Dantje’s Muis
  • Buku Terbaik Sagang diberikan pada buku Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau, karya Taufik Ikram Jamil dkk.
  • Budayawan Serantau Terbaik Sagang diberikan kepada Abu Hassan Sham
  • Lembaga/Institusi Terbaik Sagang diberikan pada Badan Penerbit Universitas Riau (Unri Press)

Tahun 2002

Tahun 2002 diberikan 5 kategori:

  • Seniman Terbaik Sagang diberikan kepada Sudarno Mahyudin
  • Buku Terbaik Sagang diberikan pada buku Kandil Akal di Pelataran Budi, karya Raja Hamzah Yunus
  • Musik Pilihan Sagang diberikan pada kaset Panggil Aku Sakai
  • Anugerah Serantau Pilihan Sagang diberikan pada TV Suria Singapura
  • Kategori Khusus Lembaga Pilihan Sagang diberikan pada Sanggar Tasik, Bengkalis

Tahun 2002

Tahun 2003 diberikan 5 kategori:

  • Seniman Pilihan Sagang diberikan kepada Taufik Ikram Jamil
  • Karya Buku Pilihan Sagang diberikan pada buku Rumah Melayu; Memangku Adat Menjemput Zaman, karya Mahyudin Al Mudra
  • Karya Alternatif Pilihan Sagang diberikan pada Senam Zapin Payung Sekaki
  • Institusi Pilihan Sagang diberikan pada Sanggar Malay
  • Anugerah Serantau Pilihan Sagang diberikan kepada Tengku Luckman Sinar

Tahun 2005

Tahun 2005 diberikan 6 kategori:

  • Seniman/Budayawan Pilihan Sagang diberikan kepada Yusmar Yusuf
  • Buku Pilihan Sagang diberikan pada buku Menjadi Batu, karya Taufik Ikram Jamil
  • Karya Pilihan Sagang diberikan pada Songket Melayu Pekanbaru, karya Evi Meiroza Herman
  • Institusi/Lembaga Pilihan Sagang diberikan pada Sanggar dan Pusat Pelatihan Sri Gemilang
  • Anugerah Serantau Sagang diberikan kepada A. Latif Bakar
  • Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang diberikan pada karya tulis berjudul Riau: Negeri Sahibul Kitab karya Amarzan Lubis/Tempo

Tahun 2006

Tahun 2006 diberikan 6 kategori:

  • Seniman/Budayawan Pilihan Sagang diberikan kepada Iwan Irawan Permadi
  • Buku Pilihan Sagang diberikan pada buku Sebatang Ceri di Serambi, karya Fakhrunnas MA Jabbar
  • Karya Pilihan Sagang diberikan pada Batik Riau, karya Septina Rusli
  • Institusi/Lembaga Pilihan Sagang diberikan pada Latah Tuah
  • Anugerah Serantau Sagang diberikan kepada Maman S Mahayana, Jakarta
  • Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang diberikan pada karya tulis berjudul Cukup Kami Saja yang Buta Huruf, karya Ade Chandra

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya