Antonius Maria Claret
Antonius Maria Claret (23 Desember 1807 – 24 Oktober 1870) adalah seorang prelatus dan misionaris Katolik Spanyol. Ia merupakan pendiri Kongregasi Misionaris Klaresia (Cordis Mariae Filii atau CMF).[1] Ia lahir di Sallent, dekat Barcelona, Spanyol sebagai seorang anak tukang tenun kain yang kaya raya. Pada masa mudanya, ia rajin membantu ayahnya berdagang kain tenun. Ia tidak terlalu tertarik dengan usaha dagang ayahnya karena lebih suka menjadi imam. Pada usia 22 tahun, ia masuk Seminari di Vich hingga ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1835. Beberapa tahun kemudian, ia masuk Serikat Yesus, namun kemudian ia menarik diri kembali karena alasan kesehatan. Ia kemudian kembali lagi ke Sallent. Di sana, ia menjadi Pastor pembimbing retret dan giat melaksanakan kegiatan misioner lainnya bagi umat di Catalonia dan di pulau-pulau lainnya di sekitar Laut Tengah. Salah satu usahanya yang terkenal ialah penerbitan Katolik, yang menerbitkan ribuan brosur dan tulisan rohani yang sangat berguna bagi pelajaran agama. Ia juga mendirikan tarekat religius Imam-imam Putera Hati Tak Bernoda Maria. Pada masa hidup Antonius, tarekat tersebut berkembang sampai ke Prancis, Afrika, dan Amerika.[2] Antonius menulis sedikitnya 150 buah buku. Bukunya yang paling terkenal, Jalan yang Benar, telah dibaca jutaan orang. Sebagian orang tidak dapat mengerti pemikiran Pastor Antonius. Ia mendatangi Kepulauan Canary pada tahun 1848. Ia tinggal dan berkarya di sana selama satu tahun. [1] Pada tahun 1850, ia ditunjuk sebagai uskup agung Keuskupan Agung Santiago, Kuba oleh Paus Pius IX (1846-1878). Dalam rangka tugasnya, ia menjelajahi seluruh pulau itu, membaharui pendidikan Seminari, dan mendirikan banyak organisasi sosial.[2] Ia mengunjungi paroki-paroki, berkhotbah menentang kejahatan sosial, terutama perbudakan.[1] Suatu kali, ia dilukai di Holguin pada tahun 1858. Oleh Ratu Isabel II dari Spanyol, ia dipanggil kembali ke Spanyol untuk menjadi penasehat rohaninya. Dalam kedudukan itu, ia berusaha keras memajukan devosi kepada Sakramen Mahakudus, Hati Tak Bernoda Maria dan Rosario Suci.[2] Ia juga memimpin sebuah seminari di Madrid. Ia mendirikan sekolah Santo Mikhael untuk memajukan karya seni dan kesusasteraan serta berusaha mendirikan sebuah sekolah pertanian.[1] Karena banyak kesibukannya untuk kemajuan tarekatnya, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Uskup dan diangkat menjadi Direktur Escorial untuk kemajuan kesusasteraan, seni dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1868, terjadi revolusi untuk menggulingkan Ratu Isabela II. Ratu melarikan diri ke Prancis bersama dengan Antonius. Ia mengikuti juga Konsili Vatikan I dan gigih mempertahankan ajaran infalibilitas Paus. Usai Konsili, ia pulang ke Prades, Prancis. Di sana, ia terpaksa melarikan diri ke biara Sistersia dekat Narbonne, karena orang-orang Spanyol mau menangkapnya. Ia wafat di biara tersebut pada tanggal 24 Oktober 1868.[2] Pada 1950, ia dikanonisasikan oleh Paus Pius XII.[1] Referensi |