Antonios Naguib
Antonios I Naguib (Arab: أنطونيوس الأول نجيب) (18 Maret 1935 – 28 Maret 2022) adalah seorang Kardinal dan Patriark Emeritus Katolik Koptik Aleksandria. Dari 1953 sampai 1958, ia belajar di seminari antar-ritual Maadi, Kairo dan, kemudian, di Kolese Kepausan Urbaniana, Roma. Ia kemudian pulang ke Mesir dan diangkat menjadi pendeta Katolik Koptik pada 1960. Setelah menjadi pastor selama setahun di Fikryak, Minya, ia kembali ke Roma dan meraih lisensi dalam bidang Teologi pada 1962 dan dalam bidang Skriptura pada 1964. Ia menjadi Profesor Naskah Suci di seminari Maadi dar 1964. Ia berkarya dengan kelompok spesialis Protestan dan Ortodoks dalam menyiapkan sebuah terjemahan Arab dari Alkitab. Ia menjadi Uskup Minya, Mesir pada 1977, sebuah jabatan yang ia pegang sampai ia mengundurkan diri pada 2002. Pada 30 Maret 2006, ia terpilih menjadi Patriark Aleksandria dari orang-orang Koptik, setelah Patriark Stéphanos II Ghattas pensiun dari jabatan patriark pada Maret 2006, karena usia. Patriark Antonios Naguib meraih komuni gerejawi dari Paus Benediktus XVI pada 7 April 2006. Pada April 2010, Patriark Antonios Naguib menyatakan niatan pengunduran dirinya kepada Sinode Suci setelah mencapai usia 75 tahun. Namun, Sinode Suci menolak pengunduran diri tersebut dan memintanya untuk melanjutkan tugas-tugasnya sebagai kepala Gereja Katolik Koptik. Paus Benediktus menjadikannya Relator Umum (sekretaris pencatat) dalam majelis khusus Sinode Waligereja untuk Timur Tengah pada Oktober 2010, yang diadakan di Vatikan. Naguib menjadi kardinal patriark di konsistori 20 November 2010, dan sampai pelantikan Patriark Maronit Bechara Boutros al-Rahi sebagai Kardinal pada 24 November 2012, ia menjadi satu-satunya Patriark Katolik Timur petahana yang layak memberikan suara dalam sebuah konklaf kepausan. Pada 13 Oktober 2011, setelah serangan militer terhadap pengunjuk rasa damai di Kairo dan mengabarkan penyangkalan ijin bangunan Kristen, Kardinal Naguib mendesak persaudaran di antara orang-orang Mesir dari keyakinan yang berbeda dan mengekspresikan kepercayaannya terhadap pemerintahan peralihan negara tersebut.[1] Pada Februari 2012, setelah kesehatan Patriark menurun, orang tertua dalam pangkat uskup, Kyrillos William, Uskup Assiut, diangkat menjadi asisten patriark untuk menjalankan gereja dalam kasus yang tidak bisa dipenuhi Patriark tersebut. Kardinal Naguib terkena stroke pada 31 Desember 2011[2] akibat kelumpuhan sebagian dan kesulitan berbicara. Walaupun kesehatannya secara perlahan dipulihkan dengan bantuan fisioterapi, ia menjalani bedah otak. Ia mengundurkan diri sebagai Patriark pada 15 Januari 2013. Kardinal Patriark-Emeritus Naguib menjadi salah satu kardinal elektor di konklaf 2013 yang memilih Paus Fransiskus. Pada saat prosesi dan sumpah diambil sebelum pintu-pintu ditutup, Patriark Naguib mengenakan penutup kepala dan busana hitam khas Gereja Katolik Koptik sejak ia menjadi salah satu dari empat kardinal-elektor pada konklad tersebut yang berasal dari luar Gereja Latin. Tiga kardinal-elektor lainnya dari luar Gereja Latin dalam Patriark Maronit Bechara Boutros al-Rahi, Uskup Agung Mayor Siria-Malabar George Alencherry, dan Uskup Agung Mayor Siria-Malankara Baselios Cleemis dan mereka juga mengenakan busana khas dari gereja mereka masing-masing.[3] Kardinal Naguib mencapai usia 80 tahun pada 18 Maret 2015, dan kehilangan hak untuk ikut dalam konklaf selanjutnya. Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|