Anti-Yudaisme
Anti-Yudaisme adalah "penentangan penuh atau sebagian terhadap Yudaisme — dan kepada Yahudi yang menjadi pengikutnya — oleh orang-orang yang memegang sebuah sistem keyakinan dan praktik yang berbeda dan menganggap keyakinan Yudais dan praktik-praktik tertentunya sebagai ancaman."[1] Anti-Yudaisme, seperti halnya penolakan jalan pemikiran tertentu terhadap Allah, berbeda dari antisemitisme, yang lebih ke arah bentuk rasisme. Para cendekiawan berharap untuk menyamarkan garis antara teologi dan rasisme sejak pencanangan istilah antisemitisme keagamaan. Selain itu, konsep Yudaisme bersaing sepanjang dua ribu tahun lampau dengan para cendekiawan dari wilayah Kristen dan Islam. Kekaisaran Romawi Pra-KristenDi Romawi Kuno, agama adalah bagain integral dari pemerintahan sipil (lihat agama di Romawi kuno). Beberapa Kaisar diproklamasikan menjadi dewa atas Dunia, dan dituntut agar disembah[2] di seluruh Kekaisaran Romawi. Hal ini membuat kesulitan keagamaan bagi Yahudi monoteistik dan para penyembah Mithras, Sabazius dan gereja perdana.[3] Yahudi dilarang oleh perintah-perintah kitab suci mereka untuk menyembah allah lain selain yang ada di Taurat (lihat Shema, Allah dalam Yudaisme, Berhala dalam Yudaisme). Krisis di bawah Caligula (37-41) telah diusulkan sebagai "perpecahan terbuka pertama antara Romawi dan Yahudi", bahkan melalui masalah-masalah yang menjadi bukti pada masa Sensus Quirinius pada tahun 6 Masehi dan di bawah kepemimpinan Sejanus (sebelum tahun 31).[a] Setelah peperangan Yahudi-Romawi (66-135), Hadrian mengubah nama provinsi Iudaea menjadi Syria Palaestina dan Yerusalem menjadi Aelia Capitolina dalam upaya menghapus hubungan sejarah bangsa Yahudi dengan kawasan tersebut.[b] Selain itu, setelah tahun 70 Masehi, Yahudi dan Proselit Yahudihanya diijinkan mempraktikkan agama mereka jika mereka membayar pajak Yahudi, dan setelah tahun 135 Masehi, Yerusalem disegel kecuali untuk hari Tisha B'Av. Flavius Clemens dihukum mati karena "hidup dalam kehidupan Yahudi" atau "mengikuti cara-cara Yahudi" pada tahun 95 Masehi, yang berkaitan dengan administrasi pajak Yahudi di bawah kepemimpinan Domitianus.[c] Kekaisaran Romawi mengadopsi agama Kristen sebagai agama negara-nya dengan Maklumat Tesalonika pada 27 Februari 380, lihat Gereja negara Kekaisaran Romawi. Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar |