András II dari Hungaria
András II (bahasa Hungaria: II. András, bahasa Kroasia: Andrija II., bahasa Slowakia: Ondrej II., bahasa Ukraina: Андрій II; skt. 1177 – 21 September 1235), juga dikenal sebagai András dari Yerusalem, merupakan Raja Hungaria dan Kroasia di antara tahun 1205 dan 1235. Ia memerintah Kepangeranan Halych dari tahun 1188 sampai 1189/1190, dan sekali lagi di antara tahun 1208/1209 dan 1210. Ia adalah putra Béla III dari Hungaria yang lebih muda, yang mempercayakannya dengan pemerintahan Kepangeranan Halych yang baru ditaklukkan pada tahun 1188. Pemerintahan András tidak populer, dan Boyar mengusirnya. Béla III menyerahkan properti dan uang kepada András, mewajibkannya memimpin sebuah Perang Salib ke Tanah Suci. Sebaliknya, András memaksa kakandanya, Raja Imre, untuk menyerahkan Kroasia dan Dalmasia sebagai apanase kepadanya pada tahun 1197. Tahun berikutnya, András menduduki Hum. Terlepas dari kenyataan bahwa András tidak berhenti bersekongkol melawan Imre, raja yang sekarat itu membuat András wali dari putranya, László III, pada tahun 1204. Setelah kematian prematur László, András naik takhta pada tahun 1205. Menurut sejarahwan László Kontler, "[S]aya mengalami kekacauan sosio-politik selama pemerintahan [András] bahwa hubungan, pengaturan, kerangka kelembagaan dan kategori sosial yang muncul di bawah tekanan István I, mulai hancur di eselon masyarakat yang lebih tinggi" di Hungaria.[1] András memperkenalkan sebuah kebijakan hibah baru, yang disebut "institusi baru", memberikan uang dan wilayah kerajaan kepada partisannya meskipun kehilangan pendapatan kerajaan. Ia adalah raja Hungaria pertama yang mengadopsi gelar "Raja Halych dan Lodomeria". Ia mengobarkan setidaknya belasan perang untuk merebut kedua Kepangeranan Rus, tetapi bangsawan pribumi Boyar dan pangeran tetangga mencegahnya menaklukkan kepangeranan tersebut. Ia berpartisipasi di dalam Perang Salib Kelima ke Tanah Suci pada tahun 1217–1218, tetapi perang salib tersebut gagal. Ketika Szerviens, atau "pelayan kerajaan", memberontak, András terpaksa mengeluarkan Bulla Emas 1222, yang mengesahkan hak istimewa mereka. Hal ini menyebabkan pemberontakan Bangsawan Hungaria. Diploma Andreanumnya pada tahun 1224 mencantumkan kebebasan komunitas Sachsen Transilvania. Pekerjaan bangsa Yahudi dan Muslim untuk mengelola pendapatan kerajaan membuatnya berkonflik dengan Tahta Suci dan Prelat Hungaria. András berjanji untuk menghormati hak istimewa para klerus tersebut dan menolak pejabat-pejabat non-Kristen pada tahun 1233, akan tetapi ia tidak pernah memenuhi janjinya yang terakhir. Istri pertama András, Gertrud dari Merania, dibunuh pada tahun 1213, karena pilih kasihnya yang terang-terangan terhadap keluarga dan kerabat Jermannya yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan lord pribumi. Venerasi putri mereka, Erzsébet dari Hungaria, dikonfrimasikan oleh Tahta Suci selama masa kehidupan András. Setelah kematian András, putra-putranya, Béla dan Kálmán, menuduh istrinya yang ketiga, Beatrice d'Este, berzinah dan tidak pernah menganggap putranya, István Velencei, sebagai putra sah András. Kehidupan awalMasa kecil dan muda (skt. 1177-1197)András adalah putra kedua Raja Béla III dan istrinya, Anna Châtillon.[2] Tahun kelahiran András tidak diketahui, tetapi para sejarahwan modern setuju bahwa ia lahir pada sekitar tahun 1177.[2][3][4] András pertama kali disebutkan sehubungan dengan serangan ayahandanya ke Kepangeranan Halych pada tahun 1188.[5] Tahun itu, Béla III menyerang Halych atas permintaan mantan pangerannya, Vladimir II Yaroslavich, yang telah diusir oleh rakyatnya.[5][6] Béla memaksa pangeran baru, Roman Mstislavich, melarikan diri. Setelah menaklukkan Halych, ia menyerahkannya kepada András.[7][8] Béla juga menangkap Vladimir Yaroslavich dan memenjarakannya di Hungaria.[9] Setelah penarikan Béla dari Halych, Roman Mstislavich kembali dengan bantuan Rurik Rostislavich, Pangeran Belgorod Kievsky.[9] Mereka mencoba mengusir András dan pengikutnya di Hungaria, tetapi pasukan Hungaria mengalihkan kekuatan gabungan Mstislavich dan Rostislavich.[9] Sekelompok Boyar menawarkan takhta kepada Rostislav Ivanovich, sepupu jauh Vladimir Yaroslavich yang dipenjara.[9] Béla III mengirim bala bantuan ke Halych, yang memungkinkan pasukan András mengusir serangan tersebut.[10] Pemerintahan András tetap tidak populer di Halych, karena pasukan Hungaria menghina wanita pribumi dan tidak meghormati gereja-gereja Ortodoks.[9][11] Akibatnya, Boyar bersekutu dengan mantan pangeran mereka, Vladimir Yaroslavich, yang melarikan diri dari penawanan dan kembali ke Halych.[12] Adipati Kazimierz II dari Polandia juga mendukung Vladimir Yaroslavich, dan mereka mengusir András dan pengiringnya dari kerajaan pada bulan Agustus 1189 atau 1190.[13][14][12] András kembali ke Hungaria setelah kekalahannya.[7] Ia tidak menerima kadipaten terpisah dari ayahandanya, yang hanya memberinya tanah-tanah dan uang.[7] Di ranjang kematiannya, Béla III, yang telah berjanji untuk memimpin sebuah Perang Salib ke Tanah Suci, memerintahkan András untuk memenuhi sumpahnya.[15] Ayahanda András meninggal pada tanggal 23 April 1196, dan kakanda András, Imre, menggantikannya.[16] Adipati Kroasia dan Dalmasia (1197-1204)András menggunakan dana yang ia dapatkan dari ayahandanya untuk merekrut para pendukung di antara para lord Hungaria.[4] Ia juga beraliansi dengan Luitpold VI dari Austria, dan mereka berencana melawan Imre.[4] Pasukan gabungan mereka menyalip pasukan kerajaan di Mački, Slavonia, pada bulan Desember 1197.[17] Di bawah paksaan, Raja Imre memberi Kroasia dan Dalmasia kepada András sebagai apanase.[18] Dalam prakteknya, András mengelola Kroasia dan Dalmasia sebagai raja mandiri. Ia mencetak koin, memberikan tanah dan hak istimewa yang terkonfirmasi.[18][19][17] Ia bekerja sama dengan Frankopan, Babonići, dan para lord lainnya.[18] Kanonik Regular Makam Kudus menetap di provinsi tersebut selama pemerintahannya.[20] Memanfaatkan kematian Miroslav dari Hum, András menyerang Hum dan menduduki setidaknya tanah di antara Sungai Cetina dan Sungai Neretva.[21] Ia menggelari dirinya sendiri, "Oleh rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Adipati Zadar dan seluruh Dalmasia, Kroasia dan Hum" di dalam piagam-piagamnya.[22] Paus Innosensius III mendesak András untuk memimpin sebuah perang salib di Tanah Suci, tetapi András merencanakan sebuah persekongkolan baru melawan Imre dengan bantuan János, Abbas Pannonhalma, Boleszló dari Vác, dan banyak uskup dan lord lainnya.[17] Paus mengancamnya dengan ekskomunikasi jika ia gagal memenuhi sumpah ayahandanya, tetapi András tidak menyerah.[23] Konspirasi tersebut ditemukan pada tanggal 10 Maret 1199, ketika Raja Imre menyita surat-surat yang ditulis oleh beberapa partisan András kepada Uskup Boleszló.[24] Musim panas itu, pasukan kerajaan menyalip pasukan András di dekat Danau Balaton, dan András melarikan diri ke Austria.[4][24] Seorang wakil kepausan memediasi rekonsiliasi di antara András dan Imre, yang mengizinkan András kembali ke Kroasia dan Dalmasia pada tahun 1200.[24] András menikahi Gertrud dari Merania; putri Berthold IV dari Merania, yang memiliki beberapa wilayah luas di Kekaisaran Romawi Suci di sepanjang perbatasan kadipaten András.[18][24][25] Ketika putra Imre, László, lahir pada sekitar tahun 1200, harapan András untuk menggantikan kakandanya sebagai raja musnah.[4][25] Paus Innosensius meresmikan posisi anak itu sebagai ahli waris takhta, menyatakan bahwa keturunan András nantinya hanya akan menjadi ahli waris kadipaten András.[25][24] András merencanakan pemberontakan baru melawan kakandanya, tetapi Raja Imre menangkapnya tanpa perlawanan di dekat Varaždin pada bulan Oktober 1203.[26]
András pertama-tama dipenjarakan di benteng Gornji Kneginec, kemudian di Esztergom.[26] Alexander dari wangsa Hont-Pázmány membebaskannya pada awal tahun 1204.[16][26] Setelah jatuh sakit, Raja Imre menobatkan putranya, László sebagai raja pada tanggal 26 Agustus.[28] András berdamai dengan kakandanya yang sekarat, yang mempercayakannya dengan "perwalian putranya dan administrasi seluruh kerajaan sampai ia mencapai usia dewasa",[29] menurut Tomas Arkidiakonus.[4] Wali keponakannya (1204-1205)Raja Imre meninggal pada tanggal 30 November 1204.[28] András memerintah kerajaan tersebut sebagai pemangku takhta László, tetapi ia menghitung tahun-tahun pertamanya sejak kematian kakandanya, yang menunjukkan bahwa ia telah menganggap dirinya sebagai raja yang sah selama pemerintahan László III.[28] Paus Innosensius memberitahu András bahwa ia harus tetap setia kepada László.[30] Sebaliknya, András menyita uang yang telah diserahkan Imre untuk László di Biara Pilis.[30] Ibunda László, Gonstanza dari Aragon, melarikan diri dari Hungaria, membawa serta putranya ke Austria.[10] András mempersiapkan perang melawan Luitpold VI dari Austria, tetapi László tiba-tiba meninggal di Wina pada tanggal 7 Mei 1205.[31] Bertakhta"Institusi baru" dan kampanye di Halych (1205-1217)János, Uskup Agung Kalocsa, menobatkan András sebagai raja di Székesfehérvár pada tanggal 29 Mei 1205.[10][32] András memperkenalkan sebuah kebijakan baru untuk hibah kerajaan, yang ia sebut "institusi baru" di dalam salah satu piagamnya.[33][34] Ia menbagi-bagikan sebagian besar wilayah kerajaan — kastil-kastil kerajaan dan semua tanah yang menyertainya — sebagai hibah yang dapat diwariskan kepada para pendukungnya, menyatakan bahwa "ukuran terbaik dari hibah kerajaan tidak dapat diukur."[34][35] "Institusi baru"nya mengubah hubungan di antara raja dan para lord Hungaria. Selama dua abad sebelumnya, status seorang lord terutama bergantung pada pendapatan yang ia terima atas jasanya kepada raja; setelah diperkenalkannya "institusi baru", tnaah mereka yang dapat diwariskan menghasilkan pendapatan yang cukup.[1] Kebijakan ini juga mengurangi dana yang menjadi wewenang para Ispán, atau kepala, kadipaten-kadipaten — yang ditunjuk oleh raja-raja — telah didasarkan.[36] Selama masa pemerintahannya, András sangat tertarik dengan urusan dalam negeri dari bekas kepangeranan Halych.[28] Ia meluncurkan kampanye pertamanya untuk merebut kembali Halych pada tahun 1205 atau 1206.[28][10][37] Atas permintaan para Boyar, ia turun tangan melawan Vsevolod IV Svyatoslavich, Pangeran Chernigov, dan sekutunya atas nama Danylo Romanovych, Pangeran bocah Halych, dan Lodomeria. Svyatoslavich dan sekutunya terpaksa mundur.[38][10] András mengadopsi gelar "Raja Galisia dan Lodomeria", yang menunjukkan suzerenitasnya di dua kerajaan tersebut.[39][40] Setelah András kembali ke Hungaria, sepupu jauh Vsevolod Svyatoslavich, Vladimir Igorevich, menyita baik Halych dan Lodomeria, mengusir Danylo Romanovich dan ibundanya.[41] Mereka melarikan diri ke Leszek Biały, yang menyarakan agar mereka mengunjungi András.[10][42] Namun Vladimir Igorevich "menyogok dengan banyak hadiah" kepada baik András dan Leszek, "agar mereka tidak menyerangnya"[43] atas nama Romanovich, menurut Kronik Galisia–Volhynia.[10][42] Saudara Vladimir Igorevich yang memberontak, Roman Igorevich, segera datang ke Hungaria mencari bantuan András.[42] Roman kembali ke Halych dan mengusir Vladimir Igorevich dengan bantuan pasukan pendukung Hungaria.[42] András mengkonfirmasikan kebebasan dua kota Dalmasia — Split dan Omiš — dan mengeluarkan piagam baru yang mencantumkan hak istimewa para Uskup Agung Split pada tahun 1207.[44] Dengan memanfaatkan konflik di antara Roman Igorevich dan para boyarnya, András mengirim pasukan ke Halych di bawah komando Benedek Korlát.[45] Benedek menangkap Roman Igorevich dan menduduki kepangeranan pada tahun 1208 atau 1209.[46][45] Daripada menunjuk seorang pangeran baru, András menjadikan Benedek gubernur Halych.[47] Benedek "menyiksa para boyar dan kecanduan nafsu berahi",[48] menurut Kronik Galisia–Volhynia. Para boyar menawarkan takhta kepada Mstislav Mstislavich, Zvenigorod, jika ia dapat menggulingkan Benedek.[45] Mstislav Mstislavich menyerang Halych, tetapi ia tidak dapat mengalahkan Benedek.[45] Dua saudara Ratu Gertrud, Ekbert, Uskup Agung Bamberg, dan Heinrich II, Markgraf Istria, melarikan diri ke Hungaria pada tahun 1208 setelah mereka dituduh berkomplot di dalam pembunuhan Philipp, Raja Jerman.[45][49][50] András memberikan wilayah besar kepada Uskup Ekbert di Szepesség wilayah (yang sekarang Spiš, Slowakia).[49] Adik bungsu Gertrude, Berthold, adalah Uskup Agung Kalocsa sejak tahun 1206; ia dijadikan Ban Kroasia dan Dalmasia pada tahun 1209.[51][52] Kemurahan hati András terhadap kerabat dan pelayan Jerman istrinya menjengkelkan para lord pribumi.[53][54] Menurut sejarahwan Gyula Kristó, penulis Anonymus Akta-akta bangsa Hungaria merujuk pada orang-orang Jerman dari Kekaisaran Romawi Suci ketika ia dengan sarkastik menyebutkan bahwa "sekarang ... orang-orang Romawi memandang barang-barang Hungaria."[55][56] Pada tahun 1209, Zadar, yang kalah dari orang-orang Venesia, dibebaskan oleh salah seorang vasal András, Domald dari Sidraga, tetapi orang-orang Venesia merebut kota itu setahun kemudian.[57][58] Roman Igorevich berdamai dengan saudaranya, Vladimir Igorevich, pada awal tahun 1209 atau 1210.[59][60] Pasukan bersatu mereka menaklukkan pasukan Benedek, mengusir bangsa Hungaria dari Halych.[59][60] Vladimir Igorevich mengirim salah seorang putranya, Vsevolod Vladimirovich, "membawa hadiah untuk raja Hungaria"[61] untuk menenangkan András, menurut Kronik Galisia–Volhynia.[60] Sekelompok lord Hungaria yang tidak puas menawarkan mahkota itu kepada sepupu András, putra-putra pamanda András, Géza; mereka tinggal di "tanah Yunani". Namun utusan sepupu tersebut ditangkap di Split pada tahun 1210.[59][62] Pada awal tahun 1210-an, András mengirim "pasukan Sachsen, Vlach, Székely dan Pecheneg" yang dikomando oleh Joachim, Comte Hermannstadt, (sekarang Sibiu, Rumania) untuk membantu Boril dari Bulgaria melawan tiga pemimpin Cuman yang memberontak.[63][64] Pada sekitar waktu yang sama, pasukan Hungaria menduduki Belgrade dan Barancs (sekarang Braničevo, Serbia), yang hilang dari Bulgaria di bawah Imre.[65][66] Pasukan András mengalahkan suku Cuman di Vidin.[67] András menyerahkan Burzenland (sekarang Țara Bârsei, Rumania) kepada Ordo Teutonik. Para kesatria mempertahankan kawasan paling timur Kerajaan Hungaria melawan Cuman dan mendorong perpindahan agama mereka ke Katolik.[68][69] Sekelompok boyar yang khawatir dengan tindakan despotik Vladimir Igorevich, meminta András mengembalikan Danylo Romanovich sebagai pemimpin Halych pada tahun 1210 atau 1211.[60][70] András dan sekutunya — Leszek I dari Polandia dan setidaknya lima pangeran Rus — mengirim pasukan mereka ke Halych dan memulihkan Danylo Romanovich.[70][71] Boyar pribumi mengusir ibunda Danylo Romanovich pada tahun 1212.[70] Ia membujuk András untuk secara pribadi memimpin pasukannya ke Halych.[70] Ia menangkap Volodislav Kormilchich, boyar yang paling berpengaruh, dan membawanya ke Hungaria.[70] Setelah András mundur dari Halych, para boyar sekali lagi menawarkan takhta kepada Mstislav Mstislavich, yang mengusir Danylo Romanovich dan ibundanya dari kepangeranan.[70] András berangkat untuk sebuah kampanye baru melawan Halych di musim panas tahun 1213.[70] Selama ia absen, para lord Hungaria yang dirugikan atas sikap pilih kasih Ratu Gertrud terhadap rombongan Jermannya menangkap dan membunuhnya bersama dengan banyak pelayannya di Pegunungan Pilis pada tanggal 28 September.[33][70][72] Ketika ia mendengar tentang pembunuhannya, András kembali ke Hungaria dan memerintahkan pengeksekusian sang pembunuh, Péter Töre.[33] Namun kaki tangan Péter termasuk Palatin Bánk Bár-Kalán, tidak menerima hukuman berat.[33][72] Sekelompok lord Hungaria yang disebut András "orang-orang sesat" di dalam salah satu suratnya, berencana untuk menumbangkan András dan menahbiskan putra sulungnya, Béla yang berusia delapan tahun, tetapi mereka gagal untuk memecatnya dan hanya dapat memaksa András untuk menyetujui penobatan Béla pada tahun 1214.[73][74] András dan Leszek dari Polandia menandatangani sebuah perjanjian aliansi, yang mewajibkan putra kedua András, Kálmán, menikahi putri Leszek, Salomea.[66] András dan Leszek bersama-sama menyerang Halych pada tahun 1214, dan Kálmán dijadikan pangeran. Ia setuju untuk menyerahkan Przemyśl kepada Leszek.[66][62] Tahun berikutnya, András kembali ke Halych dan menangkap Przemyśl.[66] Leszek segera berdamai dengan Mstislav Mstislavich; mereka bersama-sama menyerang Halych dan memaksa Kálmán melarikan diri ke Hungaria.[66] Seorang perwira baru negara, bendahara, bertanggung jawab atas administrasi ruang kerajaan dari sekitar tahun 1214 dan seterusnya.[66][75] Namun pendapatan kerajaan telah berkurang secara signifikan.[34] Atas saran bendahara, Dénes Ampod, András memberlakukan pajak baru dan menanami pendapatan kerajaan dari percetakan, perdagangan garam, dan bea cukai.[76][66] Pertukaran koin-koin tahunan juga menghasilkan lebih banyak pendapatan untuk ruang kerajaan.[52] Namun tindakan ini menimbulkan ketidakpuasan di Hungaria.[52] András menandatangani sebuah perjanjian baru aliansi dengan Leszek dari Polandia pada musim panas tahun 1216.[77] Leszek dan putra András, Kálmán, menyerang Halych dan mengusir Mstislav Mstislavich dan Danylo Romanovich, setelah itu Kálmán dipulihkan.[77] Pada tahun yang sama, András menemui Stefan Prvovenčani, Kepangeranan Agung Serbia, di Ravno (sekarang Ćuprija, Serbia).[78][79] Ia membujuk Stefan untuk bernegosiasi dengan Hendrik, Kaisar Latin Konstantinopel, yang merupakan pamanda istri kedua András, Yolande de Courtenay.[78][79] Stefan dinobatkan sebagai Raja Serbia pada tahun 1217.[80] András berencana untuk menyerang Serbia, tetapi saudara Stefan, Sava, membujuknya, menurut kedua versi Kehidupan Sava.[78][80] Perang Salib András (1217-1218)Pada bulan Juli 1216, Paus Honorius III yang baru terpilih sekali lagi meminta András untuk memenuhi sumpah ayahandanya untuk memimpin sebuah perang salib.[81] András, yang menunda perang salib setidaknya tiga kali (pada tahun 1201, 1209 dan 1213), akhirnya setuju.[82][83] Steven Runciman, Tibor Almási dan sejarahwan modern lainnya mengatakan bahwa András berharap bahwa keputusannya akan meningkatkan kemungkinan terpilih sebagai Kaisar Latin Konstantinopel, karena pamanda istrinya, Kaisar Heinrich telah meninggal pada bulan Juni.[39][83][84] Menurut sepucuk surat yang ditulis oleh Paus Honorius pada tahun 1217, para utusan dari Kekaisaran Latin benar-benar memberitahu András bhawa mereka berencana untuk memilih ia atau ayah mertuanya, Pierre de Courtenay, sebagai kaisar.[85] Para baron Kekaisaran Latin memilih Pierre de Courtenay pada musim panas tahun 1216.[83][86][87] András menjual dan menggadaikan kerajaan untuk membiayai kampanyenya, yang menjadi bagian dari Perang Salib Kelima yang lebih luas.[82] Ia meninggalkan hak warisnya atas Zadar demi mendukung Republik Venesia sehingga ia dapat menjamin pengiriman untuk pasukannya.[57][82] Ia mempercayakan Hungaria kepada Uskup Agung János dari Esztergom, dan memberi Kroasia dan Dalmasia kepada Pontius de Cruce, kepala biara Templar di Vrana.[82] Pada bulan Juli 1217, András berangkat dari Zagreb, ditemani oleh Luitpold VI dari Austria dan Otto I dari Merania.[88][89] Pasukannya begitu besar — setidaknya 10,000 tentara berkuda dan infanteri yang tak terhitung jumlahnya — yang sebagian besar tinggal di belakang ketika András dan pasukannya tiba di Split dua bulan kemudian.[88][90][91] Kapal-kapal itu mengangkut mereka ke Akko, di mana mereka mendarat pada bulan Oktober.[89] Para pemimpin perang salib termasuk Jean dari Brienne, Raja Yerusalem, Luitpold dari Austria, Grand Master Hospitaller, Kesatria Kenisah dan Kesatria Teutonik. Mereka mengadakan sebuah konsili perang di Akko, dengan András memimpin pertemuan tersebut.[92] Pada awal bulan November, para tentara perang salib meluncurkan sebuah kampanye ke Sungai Yordan, yang memaksa Al-Adil I, Sultan Mesir, menarik diri tanpa bertempur; para tentara perang salib kemudian menjarah Beit She'an.[93][94] Setelah para tentara perang salib kembali ke Akko, András tidak berpartisipasi dalam tindakan militer lainnya.[95][96] Sebaliknya, ia mengumpulkan relikui, termasuk sebuah kendi air yang diduga digunakan saat Perkawinan di Kana, kerangka kepala Santo Stefanus dan Santa Margaretha, tangan kanan rasul-rasul Tomas dan Bartolomeus dan bagian dari Tongkat Harun.[96] Jika laporan Tomas Arkodiakonus tentang "pria jahat dan berani" di Akko yang "dengan cerobohnya memberinya minuman beracun"[97] dapat diandalkan, ketidakaktifan András disebabkan oleh penyakit.[95] András memutuskan untuk kembali ke rumah pada awal tahun 1218, meskipun Raoul dari Merencourt, Patriarkat Latin Yerusalem, mengancamnya dengan ekskomunikasi.[98][99] András pertama-tama mengunjungi Tripoli dan berpartisipasi di dalam pernikahan Bohemond IV dari Antiokhia dan Melisende dari Lusignan pada tanggal 10 Januari.[95] Dari Tripoli, ia pergi ke Kilikia, di mana ia dan Levon I Metsagorts menjodohkan putra bungsu András, András, dan putri Levon, Isabel.[95][100] András melanjutkan melalui Seljuk Kesultanan Rûm sebelum tiba di Nicea (sekarang İznik, Turki).[95] Sepupu-sepupunya (putra-putra pamandanya, Géza) menyerangnya ketika ia berada di Nicaea.[100] Ia mengatur pernikahan putra sulungnya, Béla, dengan Maria Laskarina, putri Kaisar Theodoros I Laskaris.[100] Ketika ia tiba di Bulgaria, András ditahan sampai ia "memberi jaminan penuh bahwa putrinya akan dinikahkan"[97] dengan Ivan Asen II dari Bulgaria, menurut Tomas Arkodiakonus.[101][102] András kembali ke Hungaria pada akhir tahun 1218.[89] Perang salib András tidak mencapai hasil apapun dan memalukan dirinya", menurut sejarahwan Thomas C. Van Cleve.[103] Oliver dari Padernborn, Jacques de Vitry dan penulis-penulis abad ke-13 lainnya menyalahkan András atas kegagalan perang salib tersebut.[103] Bulla Emas (1218-1222)Ketika kembali ke Hungaria, András mengeluh kepada Paus Honorius bahwa kerajaannya "berada dalam keadaan yang menyedihkan dan hancur, kehilangan semua pendapatannya." [11] Sekelompok baron bahkan telah mengusir Uskup Agung János dari Hungaria.[89] András berhutang besar-besaran karena perang salibnya, yang memaksanya untuk mengenakan pajak dan uang pinjaman yang luar biasa tinggi.[11] Pada tahun 1218 atau 1219, Mstislav Mstislavich menyerang Halych dan menangkap putra András, Kálmán.[104][105] András berkompromi dengan Mstislavich. Kálmán dilepaskan, dan putra bungsu András yang bernama sama sepertinya dijodohkan dengan putri Mstislavich.[104] Pada tahun 1220, sejumlah lord membujuk András untuk menjadikan putra sulungnya, Béla sebagai Adipati Kroasia, Dalmasia dan Slavonia.[100][106] András mempekerjakan orang Yahudi dan Muslim untuk mengelola pendapatan kerajaan, yang menyebabkan perselisihan di antara András dan Tahta Suci dimulai pada awal tahun 1220-an.[107][108] Paus Honorius mendesak András dan Ratu Yolande untuk melarang orang Muslim mempekerjakan orang Kristen.[108] András membenarkan keistimewaan para klerus, termasuk pembebasan mereka dari pajak dan hak mereka untuk diadili secara eksklusif oleh pengadilan-pengadilan gereja, tetapi juga melarang Konsekrasi Udvornici, Várnép dan budak lainnya pada awal tahun 1222.[109][110] Namun muncul konflik baru di antara András dan Tahta Suci setelah ia membujuk Béla untuk berpisah dengan istrinya, Maria Laskarina.[111] Sebuah "kerumunan besar" mendekati András pada sekitar bulan Juni 1222, menuntut "hal-hal yang benar dan tidak adil", menurut sepucuk surat dari Paus Honorius. [73] Sebenarnya, para pelayan kerajaan — yang merupakan pemilik tanah secara langsung tunduk pada kekuasaan raja dan berkewajiban untuk berperang dalam pasukan kerajaan — berkumpul, memaksa András untuk memberhentikan Gyula Kán dan beberapa pejabat lainnya. András juga dipaksa mengeluarkan piagam kerajaan, Bulla Emas 1222.[112] Piagam tersebut merangkum kebebasan para pelayan kerajaan, termasuk pembebasan mereka dari pajak dan yuridiksi Ispán.[73][113] Klausul terakhir Bulla Emas memberi wewenang "para uskup serta para baron dan bangsawan lainnya di wilayah ini, secara tunggal dan bersama-sama" melawan raja jika ia tidak menghormati ketentuan piagam tersebut.[73][72] Bulla Emas tersebut jelas membedakan para pelayan kerajaan dari bawahan raja lainnya, yang menyebabkan timbulnya Bangsawan Hungaria.[73] Bulla Emas biasanya dibandingkan dengan Magna Carta Inggris — piagam serupa yang disegel beberapa tahun sebelumnya pada tahun 1215.[114] Perbedaan tegas di antara mereka adalah bahwa, di Inggris penyelesaian memperkuat posisi semua bawahan kerajaan namun di Hungaria aristokrasi mendominasi mahkota dan perintah-perintah yang lebih rendah.[115] Konflik dengan putranya dan Gereja (1222-1234)András memecat Palatin Tódor Csanád dan mengembalikan Gyula Kán di paruh kedua tahun 1222.[116] Tahun berikutnya, Paus Honorius mendesak András untuk meluncurkan sebuah perang salib baru.[117] Jika laporan Continuatio Claustroneuburgensis dapat diandalkan, András mengambil salib untuk menunjukkan bahwa ia bermaksud meluncurkan sebuah perang salib baru, tetapi tidak ada sumber lain yang menyebutkan peristiwa ini.[117] András merencanakan untuk mengatur pernikahan baru untuk putra sulungnya, Béla, tetapi Paus Honorius memediasikan rekonsiliasi di antara Béla dan istrinya pada musim gugur tahun 1223.[116][111] Hal ini menjengkelkan András, dan Béla melarikan diri ke Austria. Ia kembali pada tahun 1224, setelah uskup membujuk András untuk mengampuninya.[116] Di dalam Diploma Andreanum tahun 1224, András mengkonfirmasikan hak istimewa "Sachsen" yang mendiami wilayah Hermannstadt di Transilvania selatan (sekarang Sibiu, Rumania).[118][119] Tahun berikutnya, ia meluncurkan sebuah kampanye melawan Kesatria Teutonik, yang berusaha untuk menghilangkan suzerenitasnya. Para kesatria dipaksa untuk meninggalkan Barcaság dan wilayah sekitarnya.[118][120] Utusan András dan Luitpold VI dari Austria menandatangani sebuah perjanjian pada tanggal 6 Juni, yang mengakhiri konflik bersenjata di sepanjang perbatasan Hungaria-Austria. Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Luitpold VI membayar ganti rugi atas kerusakan yang telah ditimbulkan pasukannya di Hungaria.[121] András melantik putra sulungnya, Béla, sebagai Adipati Transilvania. Bekas kadipaten Béla diberikan kepada putra kedua András, Kálmán, pada tahun 1226.[121] Adipati Béla mulai memperluas suzerenitasnya atas Cuman, yang mendiami wilayah-wilayah di sebelah timur Pegunungan Carpathia.[122][123] András meluncurkan sebuah kampanye melawan Mstislav Mstislavich pada tahun 1226, karena yang terakhir menolak memberikan Halych kepada putra bungsu András meskipun ada kompromi sebelumnya.[121] András mengepung dan menangkap Przemyśl, Terebovlia, dan benteng-benteng lainnya di Halych.[121] Namun pasukannya diarahkan ke Kremenets dan Zvenigorod, memaksanya mundur.[121] Meskipun menang, Mstislavich menyerahkan Halych kepada putra András pada awal tahun 1227.[121] Pada tahun 1228, András mengizinkan putranya Béla untuk merevisi hibah tanah sebelumnya.[124] Paus Honorius juga mendukung upaya-upaya Béla.[124] Béla menyita dimaon dua bangsawan, Simon Kacsics dan Bánk Bár-Kalán, yang berkomplot untuk membunuh Ratu Gertrud.[124] Pada tahun 1229, atas usulan Béla, András mengkonfirmasi hak istimewa kepala suku Cuman yang tunduk pada Béla.[125] Róbert dari Esztergom, mengeluh tentang András ke Tahta Suci, karena András terus mempekerjakan orang-orang Yahudi dan Muslim.[126] Paus Gregorius IX memberi wewenang kepada uskup agung untuk bertindak melalui kecaman religius untuk membujuk András memberhentikan pejabat non-Kristennya.[127] Di bawah tekanan, András mengeluarkan Bulla Emas tahun 1231, yang memastikan bahwa umat Islam dilarang bekerja dan memberdayakan Keuskupan Esztergom untuk mengekskomunikasikan raja jika ia gagal menghormati ketentuan Bulla Emas yang baru.[127][73][128] Pada paruh kedua tahun itu, András menyerang Halych dan memulihkan putra bungsunya, András ke atas takhta.[127] Uskup Agung Róbert mengekskomunikasikan Palatin Denes dan menempatkan Hungaria di bawah larangan pada tanggal 25 Februari 1232, karena mempekerjakan orang-orang Yahudi dan Muslim terus berlanjut meskipun Bulla Emas tahun 1231 telah dikeluarkan.[129][130] Sejak uskup agung tersebut menuduh orang-orang Muslim membujuk András untuk menyita properti gereja, András mengembalikan properti tersebut ke uskup agung, yang segera menangguhkan larangan tersebut.[129][130] Atas permintaan András, Paus Gregorius mengirim Kardinal Giacomo Pecoraria sebagai wkailnya ke Hungaria dan berjanji bahwa tidak akan ada ekskomunikasi tanpa otorisasi khusus Paus.[130] Meskipun András berangkat ke Halych untuk mendukung putra bungsunya dalam perang melawan Danylo Romanivich, ia melanjutkan negosiasinya dengan wakil kepausan.[131] Pada tanggal 20 Agustus 1233, di hutan Bereg, ia bersumpah bahwa ia tidak akan mempekerjakan orang-orang Yahudi dan Muslim untuk mengelola pendapatan kerajaan, dan akan membayar 10,000 marek sebagai kompensasi merebut pendapatan Gereja.[73][132] András mengulangi sumpahnya di Esztergom pada bulan September.[131] András dan Friedrich II dari Austria menandatangani sebuah perjanjian damai pada akhir tahun 1233.[131] András yang telah menduda, menikahi Beatrice D'Este yang berusia dua puluh tiga tahun pada tanggal 14 Mei 1234, meskipun putra-putranya menentang keras pernikahan ketiganya.[133] János, Uskup Bosnia, menempatkan Hungaria di bawah larangan baru pada paruh pertama tahun 1234, karena András tidak memberhentikan pejabat-pejabat non-Kristennya meskipun ia telah bersumpah di Bereg.[134][135] András dan Uskup Agung Róbert dari Esztergom memprotes tindakan uskup di Tahta Suci.[134] Tahun-tahun terakhir (1234-1235)Danylo Romanovich mengepung Halych, dan putra bungsu András meninggal saat pengepungan di musim gugur tahun 1234.[135] Namun András menyerbu Austria di musim panas tahun 1235, memaksa Adipati Friedrich membayar ganti rugi atas kerusakan yang telah diakibatkan pasukannya saat menjarah Hungaria.[135] Atas permintaan András, Paus Gregorius pada tanggal 31 Agustus mengumumkan bahwa András dan putra-putranya hanya dapat diekskomunikasikan oleh otorisasi Tahta Suci.[135] András meninggal pada tanggal 21 September,[136] dan dimakamkan di Biara Igriș.[137] Keluarga
Istri pertama András, Gertrud dari Merania, lahir pada sekitar tahun 1185, menurut sejarahwan Gyula Kristó.[142] Anak pertama mereka, Anna Maria, lahir pada sekitar tahun 1203 atau 1204. Ia menjadi istri Ivan Asen II dari Bulgaria.[143] Putra sulung András, Béla, lahir pada tahun 1206. Ia kemudian menggantikan ayahandanya sebagai raja.[143] Adinda Béla, Erzsébet, lahir pada tahun 1207 dan menikah dengan Ludwig IV dari Thüringen.[143] Ia meninggal pada tahun 1231 dan dikanonisasikan di masa kehidupan András.[144] Putra kedua András, Kálmán, lahir pada tahun 1208. Putra ketiganya, András, lahir pada sekitar tahun 1210. Kálmán dan András masing-masing memerintah Kepangeranan Halych untuk waktu yang singkat.[143] Dau tahun setelah istri pertamanya dibunuh, András menikahi Yolanda de Courtenay, yang lahir pada sekitar tahun 1198.[145] Anak tunggal mereka, Jolán, lahir pada sekitar tahun 1219 dan menikah dengan Chaime I dari Aragon.[146] Istri ketiga András, Beatrice D'Este, berusia sekitar dua puluh tiga tahun ketika mereka menikah pada tahun 1234.[147] Ia melahirkan seorang putra, István, setelah kematian András.[148] Namun kedua putra András yang lebih tua, Béla dan Kálmán, menuduhnya berzinah dan menganggap István sebagai anak haram.[149] Cucunya, András, menjadi raja terakhir Wangsa Árpád.[149] Catatan
Referensi
SumberSumber pertama
Sumber kedua
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Andrew II of Hungary. |