Anak jalanan

Seorang anak jalananادم yang berada di Kabul, Afganistan (Juni 2003).

Anak jalanan adalah sebuah istilah yang mengacu pada anak-anak tunawisma yang tinggal di wilayah jalanan. Lebih mendetail menurut UNICEF, anak jalanan yaitu berusia sekitar di bawah 18 tahun dan bertempat tinggal di wilayah kosong yang tidak memadai, serta biasanya tidak ada pengawasan.[1] Pandangan lain yang lebih komprehensif mendefinisikan anak jalanan sebagai anak-anak yang merasa rumah mereka tidak cukup nyaman untuk mengaktualisasikan diri sehingga mereka lebih memilih untuk keluar dari rumah dan pergi ke jalanan. Ketidaknyamanan itu dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti pertengkaran rumah tangga oleh orang tua, kondisi ekonomi yang tidak memadai, dan faktor-faktor lainnya. Di Jalanan, mereka menemukan kebebasan dan ruang untuk mengekspresikan diri. Meskipun tidak semua anak jalanan berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, mereka umumnya berada di jalanan karena "tuntutan" untuk membantu perekonomian keluarga.

Beberapa anak jalanan, khususnya di negara berkembang, merupakan anak yang ditelantarkan oleh orang tua, anak yang kabur dari rumah untuk mencari jati diri (Punk), dan anak-anak yang mencari nafkah di jalanan (menggelandang). Selain itu, beberapa anak jalanan juga berasal dari keluarga dengan orang tua tunggal.[2]

Pengelompokan

Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan anak-anak yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.

Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin. Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orang tua atau keluarganya seperti anak Punk. Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan biasanya anak jalanan kategori ini adalah mereka yang ikut menggelandang bersama dengan kedua orang tuanya dan mencari uang di jalan dengan cara mulung, mengamen dan minta sedekah. Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja dijalanan dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tidak tercapai, karena ada sebuah faktor perekonomian keluarga, sehingga mereka mencarai uang tambahan jajan dengan cara mengamen di jalan dll.

Selain pengelempokan berdasarkan kategori di atas, anak jalanan juga dapat dikelompokan berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu anak jalanan laki-laki dan perempuan. Pengelompokan tersebut penting mengingat anak jalanan laki-laki dan perempuan menghadapi risiko atau "ancaman" yang berbeda ketika berada di jalanan. Bagi anak jalanan perempuan terutama, mereka lebih rentan ketika harus mencukupi kebutuhan ekonomi di jalanan melalui sektor informal seperti mengamen, mencuci mobil, menyemir sepatu, dan sebagainya. Secara kodrati, fisik mereka lebih lemah dibandingkan dengan laki-laki; mereka bisa haid, hamil, bahkan melahirkan. Itulah mengapa, penting untuk memberikan pandangan atau analisis yang berbeda pada kedua kelompok anak jalanan tersebut.

Sinetron

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Sarah Thomas de Benitez (23 Februari 2009). "State of the World's Street Children: Violence Report". SlideShare. SlideShare Inc. Diakses tanggal 30 November 2012. 
  2. ^ Flowers, R. Barri (2010). Street Kids: the Lives of Runaway and Thrownaway Teens. Jefferson, NC: McFarland. ISBN 9780786456635. 

Pranala luar

ciri-ciri suka mencuri uang orang tua, Melawan orang tua/Guru disekolah, Tidak ada yang mengurusi, Pakaian kotor.

Kembali kehalaman sebelumnya