Amir Pasaribu
Amir Hamzah Pasaribu (21 Mei 1915 – 10 Februari 2010) adalah seorang komponis dan musisi Indonesia berdarah Batak. Riwayat HidupLatar Belakang KeluargaPasaribu lahir di Siborong-borong, sebuah kota kecil dekat Haunatas, Laguboti, Balige. Bapaknya sebagai orang Tapanuli senang akan musik, dan memiliki sebuah orgel pompa angin, dan Amir sejak kecil sudah terbiasa dengan orgel ini, ia sering main-main orgel ini sebagai anak yang berbakat musik. Pendidikan UmumAmir mulai masuk sekolah HIS tahun 1921 di desa Narumonda, namun tahun 1924 ia dikeluarkan karena sering keluar asrama cari makanan di luar. Amir kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Raja Balige, kemudian sekolah dasar ELS milik misi Katolik, dan diteruskan ke HIS di Sibolga. Ia mendapat pelajaran musik biola dan piano) dari Frater Paulus dan Frater Gustianus Kemudian ia meneruskan sekolah Mulo di Tarutung, dan diselesaikan di Padang tahun 1931. Tahun 1931 ia masuk sekolah guru HIK di Bandung dan lulus tahun 1934. Di HIK, sekolah memberi kesempatan kepada murid yang berbakat untuk belajar pada guru privat di luar sekolah. Pendidikan MusikIa belajar piano dari Willy van Swerss dan Joan Giessens. Pada masa revolusi Rusia, banyak guru musik Rusia yang datang ke P. Jawa, dan kesempatan ini ia belajar cello kepada Nicolai Varvolomejeff. Dan juga belajar komposisi pada James Zwaart. Riwayat PekerjaanSetelah kemerdekaan, Amir bekerja di bagian musik Radio Republik Indonesia (RRI) bersama dengan Cornel Simanjuntak, musisi dan komponis Republik yang mati muda, adalah salah satu kawannya.[1] Pada tahun 1954 - 1957 ia menjabat sebagai direktur Sekolah Musik Indonesia (SMINDO) Yogyakarta, sekolah musik milik pemerintah cikal bakal AMI dan ISI Yogyakarta. Banyak pemusik Indonesia yang lulus dari SMINDO ini. Seorang anak bernama Sunaryo sering datang pada hari Sabtu untuk melihat latihan Orkes SMINDO pimpinan Nicolai Varmolomeyeff, dan Amir mengusir anak tersebut dari kampus. Setelah itu, tahun 1957 - 1968 Amir diangkat sebagai Kepala B1-kursus jurusan Seni Suara; Lembaga Pendidikan Guru Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kemudian ditingkatkan menjadi IKIP-UI (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia - kini Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta. Setelah pensiun, tahun 1968 – 1980 ia bekerja sebagai guru piano dan cello pada Pusat Kebudayaan Suriname (Cultureel Centrum Suriname), dan tahun 1980 - 1995 ia menjadi guru privat piano di Paramaribo dan sampingan sebagai pemain cello Orkes Simfoni Paramaribo, Suriname. Tahun 1995 ia kembali ke Indonesia, dan tinggal di Medan sebagai importir piano Petrof dari Czeko. LekraIa juga dikenal sebagai salah satu seniman yang pernah mengikuti Lekra atau Lembaga Kebudayaan Rakyat milik Partai Komunis Indonesia.[1] Akhir HidupAmir Pasaribu meninggal dunia pada usia 94 tahun di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 10 Februari 2010.[2] Curriculum vitae
Pasaribu beberapa kali mengadakan kunjungan ke luar negeri antara lain Tiongkok, Jepang, Uni Soviet, Cekoslowakia, Jerman, Belanda dan Prancis dalam rangka tugas belajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (kini Departemen Pendidikan Nasional) Anugerah Penghargaan
Berbagai jabatan yang pernah disandang
Publikasi
Artikel di majalah kebudayaan Zenith & Konfrontasi
KaryaMusik untuk piano tunggal:
Musik untuk string Quartet/Kwartet gesek:
Musik untuk piano dan biola:
Musik hymne perjuangan ABRI:
Aktivitas musik yang terakhir dilakukan (hingga tahun 1995):
Referensi
Pranala luar
|