Amanwana
Amanwana adalah sebuah hotel mewah yang terletak di Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat. Sanggraloka yang dibuka pada tahun 1993 adalah properti keempat Aman Resorts di Indonesia. Amanwana menempati lahan sebesar 50 hektare di tepi pantai barat Pulau Moyo yang sebagian besar masih berupa alam liar. Hotel ini adalah properti paling terpencil Aman di Indonesia; tidak ada jalan umum yang terhubung dengan hotel, sehingga pengunjung harus menggunakan transportasi yang disediakan oleh Aman Resorts untuk mencapai hotel.[1] Nama hotel ini merupakan gabungan dari kata aman dari bahasa Indonesia dan wana yang berarti "hutan" dalam bahasa Jawa Kuno. "Amanwana" dapat diterjemahkan sebagai "hutan yang aman/damai".[2] SejarahAmanwana dibangun pada tahun 1993 sesuai dengan rancangan Jean-Michel Gathy, arsitek Belgia pemilik biro Denniston. Gathy merancang sanggraloka ini dengan sentuhan "liar" layaknya Robinson Crusoe. Akomodasi di hotel semuanya berbentuk tenda, sehingga hotel terlihat seperti sebuah perkemahan.[3] Hotel ini bisa disebut sebagai contoh awal "glamping" (glamorous camping, "berkemah mewah"), meskipun istilah tersebut belum digunakan pada tahun 1990-an.[4] Kesukesan Amanwana mengharumkan nama Gathy yang saat itu baru memulai kariernya. Gathy saat ini rutin dikontrak oleh Aman Resorts untuk merancang properti-properti mereka yang lain.[5][6] Tidak lama pasca dibuka, Amanwana menjadi tempat favorit bagi tokoh-tokoh dunia yang hendak mencari ketenangan, memanfaatkan letaknya yang terpencil. Putri Diana sempat menghabiskan waktunya di sanggraloka ini pada tahun 1994 untuk menenangkan diri di tengah permasalahan pernikahannya dengan Pangeran Charles. Selain itu, tokoh-tokoh seperti David Bowie dan Yoko Ono juga pernah menginap di Amanwana.[5] FasilitasAkomodasi Amanwana terdiri atas 17 tenda dengan dua macam tipe, yaitu Ocean Tent yang terletak di tepi pantai dan Jungle Tent yang terletak di pedalaman hutan. Meski dijuluki "tenda", akomodasi tersebut menyediakan fasilitas lengkap layaknya hotel mewah, seperti tempat tidur, kamar mandi, lantai yang terbuat dari kayu jati, pengondisi udara, dan minibar. Selain itu, hotel juga menyediakan fasilitas rumah makan, spa, dan sejumlah aktivitas di dalam dan luar sanggraloka, seperti berlayar ke Teluk Saleh, menyelam, dan mengunjungi Taman Nasional Moyo Satonda.[3] AksesAmanwana terletak di pulau terpencil dan tidak memiliki akses jalan ke pemukiman terdekat, Labuhan Aji. Untuk mencapai hotel, tamu umumnya diangkut menggunakan kapal pelesir dari Pelabuhan Amanwana di Sumbawa Besar. Amanwana mengatur kedatangan tamu yang berangkat dari Jakarta, Surabaya, atau Bali ke Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III melalui pesawat charter Embraer Legacy 600, atau penumpang dapat terbang ke bandar udara melalui pesawat komersial, dan mereka dapat menaiki kapal pelesir dari Pelabuhan Amanwana dengan tambahan biaya. Selain itu, Amanwana juga menawarkan alternatif transportasi melalui helikopter yang terbang dari Helipad Melasti di Bali langsung ke hotel, tanpa perantara kapal.[7][8] Amanwana bersifat musiman; hotel ini ditutup selama musim panas (Januari-Maret) setiap tahunnya. Tamu wajib memesan minimal reservasi 3 malam sebelum mereka dibolehkan untuk menginap di Amanwana.[5] Rujukan
Pranala luar |