Alois Brunner
Alois Brunner (8 April 1912 – 2001[3] atau 2010[4]) adalah seorang perwira Schutzstaffel (SS) dari Austria yang juga pernah menjadi asisten Adolf Eichmann. Brunner dianggap bertanggung jawab atas pengiriman lebih dari 100.000 orang Yahudi Eropa ke ghetto dan kamp tahanan di Eropa timur. Ia merupakan komandan Kamp Drancy di luar kota Paris dari Juni 1943 hingga Agustus 1944, dan dari situ hampir 24.000 orang dideportasi. Setelah sempat lolos beberapa kali dari kejaran Sekutu, Brunner melarikan diri dari Jerman Barat pada tahun 1954. Pertama-tama ia lari ke Mesir, dan kemudian ia pindah ke Suriah. Ia menetap di Suriah hingga kematiannya. Ia telah menjadi sasaran perburuan dan penyelidikan yang dilancarkan oleh berbagai kelompok, termasuk Simon Wiesenthal Center dan Serge dan Beate Klarsfeld. Ia divonis hukuman mati in absentia di Prancis pada tahun 1954 atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia kehilangan mata dan jari di tangan kirinya akibat bom surat yang dikirim kepadanya pada tahun 1961 dan 1980, kemungkinan oleh Mossad. Pemerintahan Hafez el-Assad di Suriah hampir memutuskan untuk mengekstradisi Brunner ke Jerman Timur sebelum rencananya terhenti akibat runtuhnya Tembok Berlin pada November 1989. Brunner berhasil selamat dari segala upaya untuk menangkapnya dan tidak menyesal atas segala tindakannya. Pada saat berada di Suriah, ia dilaporkan mendapatkan suaka, gaji yang besar dan perlindungan dari Partai Ba'ath, dan sebagai gantinya ia memberi nasihat mengenai teknik interogasi dan penyiksaan yang efektif yang digunakan oleh Jerman selama Perang Dunia II.[5] Semenjak tahun 1990-an, telah muncul berbagai spekulasi mengenai keberadaan Brunner. Pada November 2014, Simon Wiesenthal Center melaporkan bahwa Brunner sudah meninggal di Suriah pada tahun 2010 dan jenazahnya mungkin dikubur di Damaskus. Tempat dan tanggal kematiannya secara pasti masih belum diketahui, dan bahkan ada informasi yang mengatakan bahwa ia meninggal pada tahun 2001. Catatan kaki
|