Alexander LitvinenkoAlexander Valterovich Litvinenko (4 Desember 1961 – 23 November 2006) adalah seorang warga negara Rusia, mantan kolonel KGB, dan letnan kolonel Dinas Keamanan Federal Federasi Rusia.
Latar belakangAlexander Litvinenko dilahirkan di kota Voronezh di Rusia. Ia lulus dari sebuah sekolah menengah Soviet di sana pada 1980. Ia kemudian dikenai wajib militer di Dinas Ketentaraan Soviet dan berdasarkan prestasinya, sering kali mendapatkan promosi dari prajurit biasa hingga letnan kolonel. Pada 1988, ia mulai berdinas di badan kontra-intelijen Soviet KGB, dan pada 1991, dipromosikan ke Staf Umum MB-FSK-FSB Rusia, dengan spesialisasi dalam kegiatan kontra-terorisme dan infiltrasi dalam kejahatan yang terorganisir. Ia memperoleh penghargaan gelar "Veteran MUR" atas operasi-operasi yang dilakukannya dengan MUR (Departemen Investigasi Kriminal Moskwa). Litvinenko juga melakukan dinas militer aktif di banyak wilayah yang disebut "titik panas" dari bekas Uni Soviet dan Rusia, dan pada 1997, ia kembali mendapatkan promosi ke departemen yang paling rahasia dari FSB Rusia, yaitu Departemen untuk Analisis Organisasi Kejahatan dengan gelar perwira operasional senior dan wakil kepala dari Seksi Ketujuh. Menjadi pembangkangLitvinenko adalah seorang spesialis dalam memerangi kejahatan terorganisir. Pada 1998, ia mengklaim bahwa para atasannya telah memerintahkannya untuk membunuh Boris Berezovsky, seorang pengusaha yang saat itu menduduki jabatan penting di pemerintahan sebagai Sekretaris Dewan Keamanan dan dekat dengan Presiden Boris Yeltsin. Litvinenko mengklaim bahwa ia dipecat dari FSB, dan kemudian ditahan dua kali dengan tuduhan palsu yang kemudian dibatalkan setelah ia mendekam di penjara Moskwa yang kejam. Litvinenko ditangkap untuk ketiga kalinya pada 2000 dengan tuduhan-tuduhan palsu dalam sebuah investigasi, tetapi ia melarikan diri sebelum sempat dipenjarakan. Ia berhasil lolos tanpa paspor ke Turki, dan di sana ia bergabung dengan istrinya dan anak mereka Anatoly, yang telah meninggalkan Moskwa dengan visa turis. Pada 1 November, 2000, mereka bermigrasi ke Britania Raya, meminta suaka politik, dan pada Oktober 2006 ia menjadi warga negara Britania.[butuh rujukan] Litvinenko telah banyak mengkritik rezim Presiden Vladimir Putin, khususnya atas posisinya tentang Chechnya. Sebagai salah satu pembangkang terpenting dari FSB, Litvinenko dimasukkan dalam daftar pencarian orang di Moskwa.[butuh rujukan] Dalam buku Blowing up Russia: Terror from Within, Litvinenko menuduh bahwa agen-agen dari FSB mengkoordinir pengeboman apartemen di Rusia pada 1999 yang menewaskan lebih dari 300 orang. Para pejabat Rusia menuduh kaum separatis Chechnya bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan tahun itu Kremlin melakukan serangan militer baru terhadap Chechnya. Dalam buku Gang from Lubyanka (Лубянская преступная группировка), Litvinenko menuduh bahwa Vladimir Putin secara pribadi terlibat dalam kejahatan terorganisir ketika ia masih bekerja di FSB. Dalam sebuah wawancara pada Juli 2005 dengan suratkabar Polandia Rzeczpospolita, Litvinenko menuduh bahwa Ayman al-Zawahiri, bersama-sama dengan para pemimpin al-Qaeda lainnya, dilatih oleh FSB di Dagestan (sebuah republik yang bertetangga dengan Chechnya) pada 1998.[3] Pada April 2006, seorang APE Britania untuk London, Gerard Batten (UKIP), mengutip tuduhan-tuduhan oleh Litvinenko bahwa Romano Prodi, pemimpin Kiri-Tengah Italia (kini Perdana Menteri) dan bekas Presiden Komisi Eropa, pernah menjadi "orangnya KGB di Italia. Batten menuntut diadakannya penyelidikan terhadap tuduhan ini. Ia mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa Litvinenko telah diberitahukan oleh wakil kepala FSB, Jenderal Anatoly Trofimov (yang ditembak mati di Moskwa pada 2005,[4]) bahwa "Romano Prodi adalah orang kita (di Italia)". Menurut suratkabar EU Reporter yang berbasis di Brussels pada 3 April 2006, "sebuah sumber tingkat tinggi lainnya, seorang bekas agen KGB di London, telah menguatkan ceritanya." Di antara klaim-klaim Litvinenko yang paling serius ialah bahwa Prodi membantu dalam melindungi agen-agen KGB yang dituduh terlibat dalam usaha pembunuhan Paus Yohanes Paulus II pada 1981.[5] Pada 26 April 2006, Batten mengulangi seruannya agar diadakan penyelidikan oleh parlemen, sambil mengungkapkan bahwa "para mantan anggota senior KGB bersedia memberikan kesaksian pada investigasi demikian, apabila kondisinya memungkinkan." Ia menambahkan, "Tak dapat diakui bahwa situasinya tidak terpecahkan, mengingat pentingnya hubungan Rusia dengan Uni Eropa."[6] Mendadak sakit kritis
Pada 1 November 2006, Litvinenko mendadak jatuh sakit sementara melakukan penyelidikan mengenai kematian wartawati Anna Politkovskaya. Ia makan siang di Itsu, sebuah restoran sushi di Piccadilly, bersama seorang kenalannya dari Italia, Mario Scaramella, yang kepadanya ia mengajukan tuduhan-tuduhan mengenai Prodi.[7] Scaramella, yang ditempatkan di Komisi Mitrokhin untuk menyelidiki penetrasi KGB dalam politik Italia, mengaku memiliki informasi tentang pembunuhan Politkovskaya, (48 th.), wartawati yang dibunuh di apartemennya di Moskwa pada Oktober 2006. Ia menyerahkan kepada Litvinenko dokumen-dokumen tentang nasib wartawati Rusia tersebut. Pada 20 November, dilaporkan bahwa Scaramella telah bersembunyi dan ketakutan akan dibunuh.[8] Oleg Gordievsky, seorang bekas kolonel KGB lainnya yang membelot ke Britania Raya (dan seorang kenalan lama Litvinenko), mengatakan kepada BBC bahwa ia percaya bahwa Litvinenko telah diracuni di apartemen seorang teman lama Rusia; sebelum mengadakan pertemuan di restoran sushi itu, Litvinenko minum teh di apartemen itu. Scotland Yard sedang menyelidiki klaim-klaim bahwa Litvinenko diracuni dengan talium. Penelitian-penelitian pendahuluan tampaknya mengukuhkan kehadiran racun, yang tidak berwarna, tidak berbau, dan sepenuhnya dapat larut di dalam air. Talium pernah menjadi ramuan umum dalam racun tikus, tetapi pemakaiannya dibatasi pada tahun 1970-an, dan sekarang sulit diperoleh. Litvinenko dilaporkan telah menelan dosis yang berpotensi fatal.[9][10] Ada dugaan bahwa yang mungkin telah digunakan adalah isotop radioaktif talium.[3] Di antara akibat-akibat khas dari keracunan talium adalah rontoknya rambut dan kerusakan pada sistem saraf periferi,[11] dan sebuah foto yang dirilis tentang Litvinenko di rumah sakit memang memperlihatkan bahwa rambutnya telah rontok. Litvinenko menjelaskan bahwa ia berhasil bertahan karena daya tahan kardiovaskularnya dan perawatan medis yang segera. Salah satu metode utama untuk menyingkirkan talium (baik radioaktif maupun normal) dari manusia adalah dengan menggunakan Prussian Blue. Prussian Blue adalah bahan pertukaran ion yang solid, yang menyerap talium dan melepaskan potasium. Prussian Blue disuapkan lewat mulut, dan melewati sistem pencernaan yang bersangkutan lalu keluar bersama tinja.[4] Diarsipkan 2013-10-20 di Wayback Machine.[12] Namun, Dr. Amit Nathwani, salah seorang dokter Litvineko, melaporkan "Gejala-gejalanya agak aneh untuk keracunan talium, dan tingkat talium yang dapat kami deteksi tidaklah setinggi dalam kasus keracunan, tetapi ada pula kemungkinan kita tidak akan pernah menemukan akibat sesungguhnya."[13] Setelah konidisinya merosot pada 20 November, Litvinenko dipindahkan ke unit gawat darurat. Dilaporkan bahwa dokter-dokternya menyebutkan kemungkinannya bertahan adalah 50/50 dalam masa tiga hingga empat minggu setelah peracunan itu.[11] Insiden ini diliput secara luas dalam media Britania pada 19 November 2006, dengan banyak spekulasi bahwa ia telah diracuni oleh dinas rahasia Rusia. Dibuat perbandingan antara peracunan Viktor Yushchenko pada 2004 dan peracunan wartawan Georgi Markov pada 1978 oleh Keamanan Negara Bulgaria. Insiden dengan Litvinenko telah pula mengundang perbandingan terhadap peracunan dengan talium radioaktif terhadap pembelot KGB Nikolay Khokhlov dan wartawan Yuri Schekochikhin dari Novaya Gazeta (wawancara Novaya Gazeta dengan Khokhlov disusun oleh Anna Politkovskaya).[14] Seperti Litvinenko, Yuri Schekochikhin telah menyelidiki pengeboman apartemen Rusia (ia adalah anggota Komisi Kovalev yang menyewa teman Litvinenko Mikhail Trepashkin sebagai penasihat hukumnya). Dmitry Peskov, seorang juru bicara Kremlin, menyebut gagasan bahwa Putin terlibat sebagai sesuatu yang "sama sekali tidak masuk akal".[15] Sebuah artikel di Evening Standard, London, pada 21 November 2006 menyebutkan bahwa Litvinenko telah menyerahkan sebuah pita rekaman kepada Intelijen Britania yang berisi tuduhan-tuduhan tentang Presiden Rusia. Khususnya, menurut ES, Litvinenko mengatakan dalam pita rekaman itu bahwa sebuah operasi yang dilakukan terhadap Putin pada 1999, berkaitan dengan skandal Jaksa Agung Yury Skuratov (sebuah saluran TV nasional Rusia memperlihatkan pembuatan film rahasia lewat CCTV tentang seseorang yang diklaim (namun tak terbukti) sebagai Skuratov, yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan para pelacur). Litvinenko mengklaim bahwa pita video serupa memperlihatkan Vladimir Putin dalam sebuah situasi yang eksplisit pula dan bahwa pita ini beredar di Moskwa selama beberapa tahun. [5] Rujukan
Buku
Pranala luar
|