Alam Sutera Realty

PT Alam Sutera Realty Tbk
Sebelumnya
PT Adhihutama Manunggal (1993-2007)
Perseroan terbatas
Kode emitenIDX: ASRI
IndustriProperti
Didirikan3 November 1993; 31 tahun lalu (1993-11-03)
PendiriHarjanto Tirtohadiguno
Kantor pusatKota Tangerang, Banten, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Joseph Sanusi Tjong[1]
(Direktur Utama)
Harjanto Tirtohadiguno[1]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
PendapatanKenaikan Rp 4,49 triliun (2022)[2]
Kenaikan Rp 1,08 triliun (2022)[2]
Total asetKenaikan Rp 22,29 triliun (2022)[2]
Total ekuitasKenaikan Rp 10,64 triliun (2022)[2]
PemilikPT Tangerang Fajar Industrial Estate (25,72%)
PT Manunggal Prime Development (13,68%)
Karyawan
1.835 (2020)[2]
Anak usahaPT Nusa Cipta Pratama
PT Tangerang Matra Real Estate
PT Duta Prakarsa Development
PT Delta Mega Persada
PT Garuda Adhimatra Indonesia
Alam Sutera International Pte. Ltd.
Alam Synergy Pte. Ltd.
Situs webwww.alamsuterarealty.co.id

PT Alam Sutera Realty Tbk adalah sebuah perusahaan pengembang properti terkemuka di Indonesia yang berkantor pusat di Kota Tangerang, Banten.[2][3]

Sejarah

Perusahaan ini didirikan oleh Haryanto Tirtohadiguno pada tanggal 3 November 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal. Pada tahun 1994, perusahaan ini mulai mengembangkan properti pertamanya, yakni Alam Sutera di atas lahan seluas lebih dari 800 hektar yang terletak di Serpong, Tangerang. Perusahaan ini pun terus memperluas kawasan Alam Sutera hingga tahun 2002. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang, dan pada tanggal 18 Desember 2007, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2009, akses dari Jalan Tol Tangerang-Merak ke kawasan Alam Sutera resmi dibuka. Perusahaan ini juga meresmikan tahap pertama dari Flavor Bliss dengan menghadirkan sejumlah restoran terkemuka.

Pada tahun 2010, perusahaan ini meluncurkan Pasar 8 dan mulai membangun kawasan pergudangan multiguna T8. Perusahaan ini juga mulai membangun Mall @ Alam Sutera, Synergy Building, dan Silkwood. Pada tahun 2011, perusahaan ini membeli lahan seluas 6 hektar di Sanur, Bali, serta mulai memasarkan Suvarna Padi sebagai bagian dari Suvarna Sutera yang dikembangkan di atas lahan seluas 2.600 hektar di Pasar Kemis, Tangerang. Pada tahun 2012, perusahaan ini meresmikan Mall @Alam Sutera dan Synergy Building yang terletak di kawasan Alam Sutera. Perusahaan ini kemudian meluncurkan empat klaster perumahan baru di Alam Sutera dan dua klaster baru di Suvarna Padi. Perusahaan ini juga mulai memasarkan ruko Crystal Lane di Alam Sutera. Pada tahun 2012 juga, perusahaan ini mengakuisisi 90,3% saham PT Garuda Adhimatra Indonesia yang memegang hak atas tanah di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali. Perusahaan ini juga resmi mengakuisisi dua properti yang terletak di Jakarta.

Pada tahun 2013, perusahaan ini meluncurkan Suvarna Jati yang terdiri dari tujuh klaster sebagai bagian dari Suvarna Sutera, serta meluncurkan klaster Puri Agung di Suvarna Padi. Perusahaan ini juga mulai membangun Prominence Office Tower setinggi 30 lantai, serta meluncurkan proyek apartemen Paddington Heights dan klaster Sutera Victoria di Alam Sutera. Pada tahun 2013 juga, perusahaan ini meletakkan batu pertama pembangunan alas untuk Patung GWK di Bali serta pembangunan The Tower di Jakarta. Pada tahun 2014, perusahaan ini mulai membangun empat menara di kompleks Ayodhya di Alam Sutera, serta meluncurkan dua klaster perumahan di Suvarna Jati dan satu klaster perumahan di Suvarna Padma.

Pada tahun 2015, perusahaan ini meluncurkan klaster perumahan Andara dan Bahana di Suvarna Sari, ruko Terrace 8 di Pasar Kemis, menara utara dari Paddington Heights, dan ruko Ayodhya Square di kompleks Ayodhya. Perusahaan ini juga berhasil menyelesaikan pembangunan The Prominence dan memasang modul/kulit pertama dari patung GWK. Pada tahun 2016, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan struktur teratas dari alas patung GWK. Perusahaan ini kemudian meneken perjanjian kerja sama dengan China Fortune Land Development (CFLD) untuk mengembangkan kawasan Pasar Kemis. Perusahaan ini juga meluncurkan klaster Daru di Suvarna Sutera dan klaster Leora di Alam Sutera. Pada tahun 2016 juga, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan The Tower, Paddington Heights, serta menara Jade dan Coral dari kompleks Ayodhya.

Pada tahun 2017, perusahaan ini meluncurkan klaster Victoria tahap 2 di Alam Sutera, klaster Chiara di Pasar Kemis, ruko Crystal 8 di Alam Sutera, klaster Orlanda tahap 2 di Alam Sutera, dan ruko Terrace 9 di Pasar Kemis. Perusahaan ini juga berhasil menyelesaikan pembangunan menara Sienna dan Indigo di kompleks Ayodhya. Pada tahun 2018, perusahaan ini meluncurkan proyek apartemen berlantai rendah pertamanya, yakni Lloyd di Alam Sutera. Perusahaan ini juga meluncurkan klaster Flavio dan Pasar 8 di Suvarna Sutera. Perusahaan ini kemudian meluncurkan Lloyd Signature, Victoria Lane, dan Woodlake di Alam Sutera. Pada tahun 2018 juga, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan GWK di Bali. Pada tahun 2019, perusahaan ini meluncurkan Taman Sutera Narada sebagai lanjutan dari klaster Sutera Narada yang terletak di Alam Sutera. Perusahaan ini juga meluncurkan klaster Victoria tahap 4 dan 5 di Alam Sutera, serta klaster Giri tahap 2 dan Eldora di Suvarna Sutera.[2][3]

Bank tanah

Land Bank - Per 30 Juni 2014 land bank yang dimiliki adalah:

Total: 2.331.5 Ha

Proyek

Alam Sutera

Alam Sutera merupakan proyek pertama dari perusahaan ini, yakni mulai dikembangkan pada tahun 1994. Alam Sutera terletak di Serpong Utara, Tangerang Selatan dan Pinang, Kota Tangerang. Properti yang telah dikembangkan di Alam Sutera antara lain perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, dan superblock di Serpong, Kota Tangerang Selatan, berdekatan dengan beberapa kota terencana lain, seperti BSD, Summarecon Serpong, Paramount Serpong, dan Lippo Village.

Suvarna Sutera

PT Delta Mega Persada merupakan anak perusahaan dari PT Alam Sutera Realty Tbk yang menaungi kawasan terbaru dari Alam Sutera yaitu Suvarna Sutera di Pasar Kemis, Tangerang. PT Delta Mega Persada berdiri sejak 22 Oktober 1991. Dengan 30-menit berkendara dari Jakarta, akses tol langsung melalui Tol Jakarta – Merak.

Didukung dengan fasilitas:

  • Tol Akses Langsung
  • Golf Estate
  • Pemanenan Hujan
  • Klaster Residensial
  • Sekolah
  • Kehidupan Yang Hijau
  • Pusat Kota
  • Tempat Ibadah

Residensial

  • Super Cluster - Suvarna Padi
  • Super Cluster - Suvarna Jati
  • Super Cluster - Suvarna Sari
  • Super Cluster - Suvarna Padma

GWK Cultural Park (Bali)

Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park merupakan sebuah kawasan wisata taman budaya seluas ± 60 ha yang terletak di Ungasan, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 10-15 menit berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Dengan rancangan patung Garuda Wisnu setinggi 126 meter dan lebar sayap membentang sekitar 64 meter sebagai daya tarik utama, GWK Cultural Park menawarkan salah satu karya seni terbesar dan paling menakjubkan yang pernah dibuat sepanjang sejarah seni rupa Indonesia, dan sebagai representasi salah satu warisan budaya lokal Indonesia.

Yayasan Garuda Wisnu Kencana yang salah satu pendirinya adalah juga penggagas ide besar di balik konsep Garuda Wisnu Kencana, Bapak I Nyoman Nuarta, memprakarsai ide proyek ini pada tahun 1992 dengan visi menjadikannya sebagai landmark Bali yang dikenal dalam dunia pariwisata Indonesia. Gagasannya diwujudkan dengan mengolah kawasan eksisting berupa batu kapur dengan pendekatan olah seni lahan (land art) yang menyatu dengan konsep Arsitektur Landscape modern yang senantiasa memperhatikan keselarasan antara manusia, alam dan sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai alternatif infrastruktur pariwisata buatan abad ke-21, GWK Cultural Park saat ini tengah berkembang menjadi taman budaya yang menyuguhkan berbagai acara yang meliputi pameran budaya, acara dan atraksi hiburan serta menjadi forum informasi dan komunikasi untuk budaya lokal setempat, nasional, regional dan bahkan internasional.

Menemukan lokasi yang sempurna untuk sebuah proyek mega struktur bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan waktu dua tahun sejak awal dikembangkannya konsep proyek ini, sebelum akhirnya menemukan tempat yang sesuai. Sebuah area bekas tambang kapur di bukit tandus di sebuah desa bernama Ungasan. Walaupun wilayah ini begitu terpencil dan terisolasi, namun Yayasan GWK melihat potensi sangat baik, sehingga menginspirasi Yayasan untuk merehabilitasinya.

Untuk merancang dan mewujudkan patung raksasa ini, Yayasan GWK menunjuk I Nyoman Nuarta, salah satu pematung modern terbaik Indonesia. Setelah peletakan batu pertama pada Juni 1997, taman budaya mulai dipromosikan secara terbuka pada tahun 2000 dengan mengekspos dan memamerkan beberapa bagian dari patung Garuda Wisnu, dibarengi dengan beberapa uji coba untuk sejumlah fasilitas pendukung.

Singkat cerita, sejak tahun 2013 kepemilikan dan pengelolaan GWK Cultural Park beralih ke PT Alam Sutera Realty, salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia, GWK Cultural Park kini juga menawarkan sejumlah fasilitas ideal untuk berbagai macam acara, baik acara tertutup maupun umum, kecil atau besar, lokal maupun internasional. Infrastruktur pendukung seperti Plaza Wisnu, Street Theatre, Lotus Pond, Amphitheater, ruang Pameran & Galeri Seni, Indraloka Garden, Tirta Agung, beberapa restaurant andalan GWK seperti Jendela Bali dan The Beranda, serta beberapa Butik & Toko Cenderamata – semuanya telah siap melayani pengunjung.

Patung Garuda Wisnu Kencana

Daya tarik utama dari Taman Budaya GWK adalah patung raksasa Garuda Wisnu yang dirancang menjadi salah satu patung modern tertinggi dan terbesar di dunia. Dikombinasikan dengan monumen dasarnya, patung ini rencananya akan mencapai ketinggian 126 meter dengan bentangan sayap selebar 64 meter.

Tugas berat mendirikan patung tersebut dipercayakan kepada salah satu pematung paling terkemuka di Indonesia, I Nyoman Nuarta, yang kiprahnya bermula ketika ia dinobatkan sebagai Pemenang Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia pada tahun 1979. Ia bertanggung jawab untuk pembuatan monumen raksasa Garuda Wisnu Kencana, monumen yang menggambarkan Dewa Wisnu mengendarai burung legenda Garuda.

Dari sanggar kerjanya di Bandung, Jawa Barat, Nyoman Nuarta mendesain dan mengukir patung menjadi beberapa bagian, terdiri dari 24 segmen dan dibentuk dengan 754 modul yang terbuat dari tembaga dan kuningan yang dilapisi dengan asam patina. Modul-modul tersebut kemudian diangkut ke Bali, sebuah proses yang masih terjadi hingga hari ini.

Lokasi berdirinya patung GWK terletak di tempat tertinggi dari wilayah selatan Bali. Patung GWK dirancang menjadi salah satu patung monumental terbesar dan tertinggi di dunia. Monumen ini sendiri terdiri dari dua bagian. Patung utama, yang terbuat dari sekitar 3000 ton tembaga, sementara beberapa patung lain yang lebih kecil seperti mahkota dan aksesoris Garuda akan dilapisi dengan mozaik emas. Bagian kedua adalah monumen alas, sebuah bangunan 30.000 meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 10.000 meter persegi. Di dalam monumen alas tersebut, akan ada sejumlah fasilitas, seperti ballroom multifungsi yang dapat dimanfaatkan untuk konferensi internasional serta beberapa galeri untuk memamerkan kreasi seni budaya Indonesia.

Referensi

  1. ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Alam Sutera Realty Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  2. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Alam Sutera Realty Tbk. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  3. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Alam Sutera Realty Tbk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya