Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara
Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara adalah sebuah film drama Indonesia 2016 yang diproduksi oleh Film One Productions dan disutradarai oleh Herwin Novianto. Film ini diangkat dari kisah nyata seorang wanita muslim yang menjadi guru di sebuah desa terpencil. Film ini mengambil lokasi syuting di Atambua, Nusa Tenggara Timur. Film tersebut dibintangi oleh Laudya Cynthia Bella, Lidya Kandau, Arie Kriting, dan Ge Pamungkas. Film ini tayang di bioskop pada 19 Mei 2016.[1] Di Festival Film Indonesia 2016, film Aisyah berhasil masuk 6 nominasi dan memenangkan Piala Citra kategori Penulis Skenario Asli Terbaik. Di Usmar Ismail Awards 2017, film ini memenangkan 5 kategori termasuk Film Terbaik.[2] Di Piala Maya 2016 memenangkan 4 kategori termasuk Film Panjang/Bioskop Terpilih.[3] SinopsisAisyah (Laudya Cynthia Bella) baru lulus sarjana. Ia tinggal di sebuah kampung dekat perkebunan teh yang sejuk dan religius di Ciwidey, Jawa Barat bersama ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ia ingin menjadi guru. Suatu hari, Ia mendapatkan telpon dari yayasan tempat ia mendaftarkan diri: ia mendapatkan tempat mengajar di lokasi yang tidak pernah ia ketahui, Dusun Derok, Kabupaten Timor Tengah Utara. Dari awal ia sudah merasa “asing”. Masyarakat salah menganggapnya sebagai Suster Maria, hanya karena sama-sama memakai kerudung. Masyarakat memang mengharapkan kedatangan Suster Maria sebagai guru di kampung tersebut. Kampung terpencil, tanpa listrik dan sinyal seluler. Musim kemarau yang panjang air susah didapat. Lingkungan yang baru, tradisi yang serba asing dan ruang lingkup religius yang berbeda membuat Asyah gamang. Ada tokoh Pedro (Arie Kriting) yang membuat persoalan keseharian Aisyah sedikit teratasi. Ia harus menghadapi kebencian salah satu muridnya, Lordis Defam. Lewat kepala dusun, Aisyah mengerti bahwa kedatangannya sebagai guru muslim dianggap musuh oleh Lordis Defan yang beragama Katolik. Pemeran
Penghargaan
Referensi
Pranala luar
|