Air India Express Penerbangan 812
Air India Express Flight IX-812[1][5][6] adalah sebuah penerbangan penumpang internasional yang dioperasikan Air India dari Bandar Udara Internasional Dubai yang jatuh pada tanggal 22 Mei 2010 sekitar pukul 06:30 (waktu setempat–UTC+5:30) setelah keluar landasan di Bandar Udara Internasional Mangalore. Jumlah korban tewas belum diketahui, tetapi sekitar 160 orang diduga tewas,[7] sementara sumber lain mengatakan sedikitnya 150 penumpang tewas di dalam pesawat.[6] Kapten penerbangan, Zlatko Glusica, seorang berkebangsaaan Britania Raya asal Serbia, dan kopilot H.S. Ahluwalia (bekas karyawan Jet Airways yang bergabung dengan Air India bulan April 2009), diduga tewas. Laporan mengatakan bahwa enam orang selamat.[8] Sebagian besar badan pesawat, sebuah Boeing 737-800,[9][10] dikatakan telah "terbakar habis".[4] Banyak jasad ditemukan di dalam pesawat, masih mengenakan sabuk pengaman.[6] Ini merupakan kecelakaan udara besar pertama di India setelah sebuah Boeing 737 Alliance Air jatuh di Patna bulan Juli 2000.[4] Secara statistis, kecelakaan ini merupakan kecelakaan pesawat besar ketiga dalam sejarah penerbangan dunia dalam kurang dari dua bulan. Ini merupakan kecelakaan fatal ke-5 yang terjadi pada pesawat seri B737-800/900. PesawatPesawat yang terlibat dalam kecelakaan adalah sebuah Boeing 737-8HG Next Generation, dengan nomor registrasi VT-AXV, nomor serial pabrik (MSN) 36333, nomor garis 2481. Pesawat ini pertama terbang tanggal 20 Desember 2007.[11] KecelakaanCuaca normal untuk pendaratan dengan jarak pandang pendekatan 6 km, cukup bagi sebuah bandara untuk beroperasi. Rekaman memperlihatkan pesawat langsung terbakar setelah kecelakaan. Diduga pesawat meledak dan terbakar.[12] Menurut rekaman televisi, pesawat berbaring di atas perut pesawat dan asap membubung ke udara.[13] Setelah mendarat, pesawat gagal mengerem dan terus berjalan ke jurang.[14] Tidak ada indikasi maupun sinyal bahwa ada tanda-tanda kegagalan pada pesawat.[14] Hujan mengguyur dan mengurangi jarak pandang ketika tim penyelamat berusaha membersihkan lokasi kejadian.[14] Dilaporkan bahwa Umer Farooq, korban selamat dari kecelakaan ini, menjelaskan suara yang ia duga sebagai ban yang meledak ketika pesawat mendarat. "Kemudian pesawat menabrak sejumlah pohon di samping dan kemudian kabin dipenuhi asap. Saya terperangkap oleh sejumlah kabel tetapi berhasil melepaskan diri," katanya.[4] Seorang penumpang selamat, Mr Stalin Mayakutti mengklaim bahwa pesawat menabrak sebuah bangunan sebelum terpecah menjadi beberapa bagian dan terbakar. [15][pranala nonaktif][butuh rujukan] Dikatakan bahwa pesawat menabrak antena pemancar ketika berusaha terbang putar. Kejadian ini merobek bagian bawah badan pesawat dan delapan orang terlempar keluar pesawat. Kedelapan orang ini adalah para korban selamat, semua orang di pesawat yang jatuh itu tewas.[16] Sumber ATC mengatakan tidak ada sinyal kegagalan pada pesawat dari pilot. Seluruh wilayah di sekitar desa Kenjar dekat situs kecelakaan dan pesawat diberi garis pembatas. Sumber di Air India mengatakan pada CNN-IBN bahwa panjang landasan dapat dikatakan pendek tetapi sebab kecelakaan harus dipastikan dan faktor cuaca tak dapat dihubungkan. Sementara itu, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil telah meminta penjelasan atas kecelakaan ini. Rute Mangalore-Dubai adalah rute dengan kepadatan yang tinggi. Bandara ini terletak di Bapje, yang terletak 30 km dari Mangalore, terletak di daerah berbukit dan dianggap sebagai salah satu bandara tersulit untuk lepas landas dan mendarat. Wilayah ini juga telah mengalami hujan lebat selama dua hari terakhir karena Siklon Laila.[14] Dilaporkan bahwa kapten penerbangan, Z Glusia adalah seorang kebangsaan Britania dari Serbia dengan 10.000 jam terbang, dan hampir 7.500 jam pengalaman memimpin penerbangan.[14] Kedua pilot ditempatkan di Mangalore.[butuh rujukan] Penyelamatan dan korbanSekitar 25 ambulans dan lebih dari 20 pemadam kebakaran dikirim ke lokasi kejadian selama satu jam.[6] Ada 173 orang di pesawat, termasuk 163 penumpang (19 anak-anak), empat bayi (tanpa kursi terpisah) dan 6 awak kabin.[9][10][17] Menteri Dalam Negeri Karnataka, V. S. Acharya mengatakan sedikitnya 160 orang tewas dalam kecelakaan ini dan enam orang selamat. CNN-IBN melaporkan bahwa enam orang sedang dirawat di rumah sakit.[10] Manajer bandara di Mangalore, Peter Abrahim membenarkan "kesulitan awal" yang terjadi ketika mencoba mencapai pesawat.[6] Tiga korban selamat berhasil keluar dengan sedikit luka-luka.[17] Seluruh 166 penumpang dan awak berada di dalam pesawat.[11] Pihak kepolisian mengatakan bahwa operasi penyelamatan sedang dilakukan dan sejumlah orang telah dikirim ke rumah sakit. "Delapan hingga sepuluh orang telah dipindahkan ke rumah sakit. Meskipun kemungkinan selamat belum jelas, mereka masih dirawat. Ini merupakan kejadian yang sangat tak beruntung. Polisi, tim penjinak bom, pemadam kebakaran, KSRP dan semua rumah sakit sedang bekerjasama untuk membantu menyelesaikan situasi ini. Kami melakukan yang terbaik," kata Inspektur Jenderal Kepolisian Karnataka Western Range, Gopal B Hosur. Para pemadam kebakaran telah mencapai lokasi kejadian dan usaha penyelamatan korban terus dilakukan. Diketahui bahwa karena daerah berbukit, para pemadam tak dapat langsugn mencapai lokasi kejadian. 25 ambulans juga telah dikirim ke tempat kecelakaan. Central Industrial Security Force telah mengirim 150 personel ke Mangalore untuk membantu operasi penyelamatan.[14]
PenyelidikanInvestigasi awal menyatakan bahwa pesawat mendarat sekitar 600 meter dari titik mendarat umum pada landasan pacu. Panjang total landasan baru di bandara Mangalore adalah 2.900 meter.[14] Pihak maskapai telah membentuk tim bersama Airports Authority of India yang telah dikirim ke lokasi kejadian untuk menyelidiki insiden serta membantu tim penyelamat.[1] TanggapanSebuah pelayanan informasi darurat khusus langsung didirikan.[14] Dr Praful Patel, Menteri Penerbangan Sipil India, telah terbang dari New Delhi ke lokasi kejadian.[14] Perdana Menteri India, Manmohan Singh mengumumkan Rs. 2 lakh (US$4,260) untuk para keluarga korban tewas dan Rs. 50 ribu (US$1.070) untuk korban luka-luka. Perayaan satu tahun masa pemerintahan keduanya juga ditunda.[6] Ketua aliansi berkuasa UPA, Sonia Gandhi mengirimkan pesan belasungkawa dan berharap "pemulihan yang cepat" bagi seluruh korban.[18] Pakistan juga mengekspresikan kesedihan dan belasungkawa kepada rakyat India atas kecelakaan ini.[19]
Catatan kaki
|