Ahmad Mukhlis Yusuf
Ahmad Mukhlis Yusuf (lahir di Pandeglang, 17 Desember 1967) adalah seorang Executive Coach dan pendamping perubahan asal Indonesia. Ia juga menjabat sebagai CEO ANTARA (News Agency Nasional Indonesia, 2007-2012). Pendidikan- Sarjana Sosial Ekonomi Perikanan dari Institut Pertanian Bogor, Indonesia, 1985-1990 - Master Strategi Manajemen dari Asian Institute of Management, Makati City, Philippina, 1997-1998 - Diplome on Management Asia-Europe Post Graduate Program L’Institute d’etudes Politiques (IEP) de Paris (Secience Po). Paris, 1999-2000 - Doktor dalam bidang Strategi Pemasaran dari Universitas Indonesia, 2000-2006 Karier dan KehidupanResearch dan Training Manager PAN ASIA Research pada tahun 1990-1992 Senior Access Specialist IMPAC Integrated Controls Inc yang berpusat di Punta Gorda, Florida, USA pada tahun 1992-1995 Direktur Marketing PT Citra Industri Logam Persada[1] pada tahun 1999-2000 Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Bina Nusantara[2] pada tahun 2005-2007 CEO LKBN ANTARA[3] pada tahun 2007-2012 Presiden Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA) pada tahun 2007-2010 Pengurus Badan Amil Zakat Nasional pada tahun 2008-2014 Komisaris BPRS Safir[4] Bengkulu pada tahun 2010-sekarang Wakil ketua Majelis Wali Amanat (MWA)[5] Institut Pertanian Bogor pada tahun 2012-sekarang Direktur STEI Tazkia pada tahun 2013-2014 Komisaris Asuransi Syariah keluarga Indonesia (ASYKI)[6] pada tahun 2014-sekarang Founder dan Senior Partner PT Strategic Action Indonesia[7] pada tahun 2015-sekarang Staff Pengajar Universitas Bina Nusantara[2] sampai sekarang Staff Pengajar STEI Tazkia sampai sekarang Penasihat Manajemen dan Perusahaan di CITRA Group, Mahaka Group, BINUS Group, dan TAZKIA Group Anggota Tim Pokja Revolusi Mental[8] Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Setelah lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1990, Mukhlis Yusuf mengawali kariernya sebagai peneliti Aquatic Consultants dan PAN ASIA Research hingga tahun 1993. Setelahnya, MY kemudian bekerja sebagai Konsultan Manajemen di IMPAC Integrated Consulting yang berpusat di Punta Gorda (Florida, USA) hingga tahun 1996 untuk wilayah Asia Tenggara. Dia kemudian melanjutkan gelar PhD di Universitas Indonesia saat melakukan bisnis sebagai konsultan manajemen menangani beberapa perusahaan terkemuka seperti MQ Corp, CITRA Group, Mahaka Group, Indofood, ANTARA, dan Adaro Energy Tbk. Pada tahun 2007, Mukhlis ditunjuk oleh Sofyan Djalil (Menteri Badan Usaha Milik Negara) untuk memimpin transformasi LKBN ANTARA sebagai CEO dan bersamaan menjadi Presiden OANA (Organization of Asia Pacific News Agencies) untuk periode 2007-2010. Selain sebagai seorang professional, Mukhlis sangat menyenangi dunia akademik yang diaplikasikannya dengan menjadi seorang dosen tamu atau tetap termasuk mengisi pelatihan berbagai organisasi intra dan ekstra-universiter. Bergabung dengan Bina Nusantara Business School dan almamaternya, IPB sejak tahun 2003 dan memimpin Program Magister pada tahun 2006-2007. Sejak tahun 2013, Mukhlis juga membantu sahabatnya, Muhammad Syafii Antonio di TAZKIA Group dan mengajar di STEI Tazkia. Mukhlis juga menjabat sebagai anggota dan dewan banyak organisasi sosial dan asosiasi seperti Wakil Ketua Dewan Pembina IPB (MWA, Majelis Wali Amanah) sejak tahun 2012, Anggota Dewan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) hingga tahun 2014, anggota ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), KADIN (Kamar Dagang dan Industri), dan Ketua Dewan Pengawas SalingSapa.com, alternatif media sosial inspirasi dan konten Portal. Saat ini, Mukhlis aktif sebagai fasilitator manajemen dan kepemimpinan dengan Prof. Rhenald Kasali, PhD di Rumah Perubahan (Change Management Coach) dan Partner dari Strategic Actions[7] sebagai Executive Coach. PemikiranSuami dari Annis Diniati Raksanaga ini berkeyakinan bahwa integritas, perbuatan sejalan dengan omongan, adalah kunci dari kepemimpinan. Dia juga keyakinan bahwa disiplin eksekusi strategi adalah kunci keberlanjutan dalam organisasi. Semakin banyak pemimpin mendengarkan dan berkomunikasi dengan tim dan stakeholder lainnya keputusan yang lebih baik akan diambil. Mendengarkan lebih adalah satu hal dan pengambilan keputusan adalah hal lain yang harus mempertimbangkan hal-hal yang lebih luas dan lebih besar untuk kebaikan organisasi. Referensi
|