Agama di Malta

Katedral St. Paul di Mdina
Katedral bersama St. john di Valletta
Katedral St Paulus di Valletta, gereja ibu dari gereja Anglikan di Malta

Dominan agama di Malta adalah Katolik Roma. Konstitusi Malta menetapkan Katolik sebagai agama negara dan hal ini juga tercermin dalam berbagai elemen budaya Malta.

Agama di Malta (2016)

  Katolik Roma (88.6%)
  Kristen lain (0.8%)
  Hanya yakin pada Tuhan (1.8%)
  Islam (2.6%)
  Agama lain (1.3%)
  Ateis dan tidak beragama (4.5%)

Santo pelindung Malta adalah St. Paul, St. Publius, dan St Agatha. Maria yang diangkat ke surga yang dikenal sebagai Santa Maria adalah pelindung Khusus Pulau Malta.

Agama dan hukum

Dasar konstitusi

Pasal 2 Konstitusi Malta menyatakan bahwa agama Malta adalah "agama apostolik Katolik Roma" (ayat 1), bahwa otoritas Gereja Katolik memiliki kewajiban dan hak untuk mengajarkan prinsip-prinsip yang benar dan yang salah (ayat 2) dan bahwa pengajaran keyakinan apostolik Katolik harus diberikan di semua sekolah negeri sebagai bagian dari pendidikan wajib (ayat 3).

Malta, salah satu penandatangan Protokol 1 Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia, membuat pernyataan bahwa Malta menerima pasal 2 protokol tersebut (adalah hak orang tua agar anak-anak mereka dididik dengan agama atau pandangan-pandangan filsafat mereka) hanya sejauh "hal tersebut kompatibel dengan penyediaan pengajaran dan pelatihan yang efisien, dan menghindari pengeluaran publik yang tidak beralasan, dengan memperhatikan fakta bahwa penduduk Malta sangat teguh menganut Katolik Roma".[1]

Namun, pasal 2 (1) dan (3) Konstitusi tidak mengakar, tidak seperti pasal 40 yang menjamin penuh kebebasan hati nurani dan kebebasan beribadah religius dan melarang persyaratan pengajaran agama atau untuk menunjukkan kelebihan agama. Ini berarti bahwa jika ketentuan pasal 2 (1) dan (2) bertentangan dengan hak-hak yang dijamin oleh pasal 40, ketentuan-ketentuan yang terakhir yang berlaku. Berkaitan dengan pelajaran agama di sekolah-sekolah umum misalnya, siswa dapat memilih untuk menolak mengikuti pelajaran agama Katolik.

Malta secara resmi mendukung Italia dan merupakan salah satu dari sepuluh negara yang menyajikan secara tertulis hasil pengamatan ketika kasus Lautsi v. Italia didengar oleh Ruang Besar Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa mengenai pemasangan salib di dalam ruang kelas.

Agama dan kebijakan publik

Malta adalah negara Eropa terakhir (tidak termasuk Vatikan) yang memperkenalkan perceraian pada Oktober 2011 setelah pemungutan suara dalam sebuah referendum mengenai hal itu pada awal tahun itu.[2] Selanjutnya, Malta juga telah mencabut fitnah agama sebagai kejahatan pada Juli 2016.[3]

Aborsi ilegal dalam semua keadaan.[4][5] Selama bertahun-tahun beberapa celah (non-inklusi dari perairan luar teritorial, tidak ada lagi iklan) memperbolehkan individu-individu untuk menghindari larangan tersebut selama periode waktu terbatas.[6]

Kunjungan Pastoral

Plakat di Valletta memperingati kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1990

Paus Yohanes Paulus II melakukan tiga kunjungan pastoral ke Malta, yaitu dua kali pada tahun 1990 dan sekali pada tahun 2001. Dalam kunjungan terakhirnya, ia melakukan beatifikasi tiga orang Malta, yaitu George Preca (yang kemudian dikanonisasi pada tahun 2007), Nazju Falzon, dan Adeodata Pisani.

Pada bulan April 2010, Paus Benediktus XVI juga mengunjungi Malta dalam perayaan 1950 tahun karamnya kapal Paul di Malta.[7]

Denominasi dan agama lain di Malta

Masjid Maryam Al-Batool di Paola

Sebagian besar jemaat di gereja-gereja Protestan lokal bukan orang Malta. Banyak pensiunan Inggris tinggal di negara ini dan wisatawan-wisatawan dari banyak negara lain termasuk dalam jemaat itu. Pada tahun 2008, tujuh jemaat Saksi-Saksi Yehuwa melaporkan 569 penganut aktif, dengan kehadiran suatu Peringatan mencapai 1.120 orang. Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Mormon), Gereja Baptis Alkitab Aliansi Injili Malta (TEAMalta)[8] memiliki tujuh gereja dan dua organisasi yang berafiliasi, dengan sekitar 400 anggota di antara mereka. Ada satu gereja Katolik Yunani, yang juga menyelenggarakan layanan Ortodoks Rusia beberapa kali setahun (ketika seorang patriark datang dari Moskow untuk merayakan misa untuk hari suci Ortodoks Timur, seperti hari Paskah).

Di Malta terdapat satu jemaat Yahudi. Ada hampir 100 keluarga Hindu di Malta yang mempraktikkan sendiri agama Hindu mereka.

Ada satu masjid Muslim dan satu sekolah agama Islam. Dari sekitar 3.000 Muslim di Malta, sekitar 2.250 adalah orang asing, sekitar 600 orang warga naturalisasi, dan sekitar 150 orang asli kelahiran Malta.[9] Terdapat juga Komunitas Muslim Ahmadiyah.

Zen Buddhisme dan kepercayaan bahá'í juga memiliki sekitar 40 anggota.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Treaty No. 009 made by Malta". Council of Europe (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-08. Diakses tanggal 15-12-2017. 
  2. ^ "MPs in Catholic Malta pass historic law on divorce". BBC News (dalam bahasa Inggris). 25-07-2011. 
  3. ^ "Bill decriminalising vilification of religion approved: 'A sad day for Malta' - Archbishop". Times of Malta (dalam bahasa Inggris). 12-07-2016. Diakses tanggal 15-12-2017. 
  4. ^ "Europe's abortion rules". BBC News (dalam bahasa Inggris). 12-02-2007. 
  5. ^ "Malta Government Responds to EU's Pro-Abortion Recommendation". Euthanasia.com. 23-07-2002. Diakses tanggal 6 November 2011. 
  6. ^ Steven Ertelt (17-07-2006). "Malta pro-life advocates can't stop Spain abortion business from running ads". Life News.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-08. Diakses tanggal 18-06-2006. 
  7. ^ Alessandra Stanley (09-05-2001). "Valletta Journal: Malta greets the Pope like a beloved spa client". New York Times. Diakses tanggal 18-06-2006. 
  8. ^ TEAMalta (dalam bahasa Inggris) http://teamalta.org. Diakses tanggal 15-12-2017.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  9. ^ "International Religious Freedom Report 2003 – Malta". Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, United States Department of State. Diakses tanggal 09-01-2008. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya