Aero Dili
Aero Dili adalah maskapai penerbangan asal Timor-Leste. Maskapai ini menjadikan Bandara Internasional Nicolau Lobato di Dili sebagai hub utamanya. Dengan armada yang terdiri dari tiga pesawat, Aero Dili melayani penerbangan domestik dan internasional.[1]. SejarahAero Dili didirikan pada 21 Juni 2018 oleh Lourenço de Oliveira, seorang pengusaha asal pulau Atauro. Sebelumnya, De Oliveira memiliki latar belakang di bidang transportasi maritim. Ia juga merupakan pengusaha dua kasino di Dili dan melakukan investasi di berbagai industri lain, termasuk akuakultur dan pertanian. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di industri penerbangan Timor-Leste, sebuah inisiatif yang kemudian dianggap sebagai "mimpi yang menjadi kenyataan", ia telah mempelajari dunia penerbangan di negara-negara lain selama dua puluh tahun. Aktivitas operasional pertama maskapai ini berdasarkan nota kesepahaman dengan pemerintah yang dibuat pada Januari 2018, adalah untuk memperoleh dan menyediakan pesawat Cessna 172P beserta pilotnya untuk Angkatan Pertahanan Timor Leste (F-FDTL). Pesawat tersebut tiba di Timor-Leste pada Februari 2018, dan digunakan untuk patroli di Laut Timor. Kemudian pada tahun yang sama, Aero Dili menjadi maskapai pertama di Timor-Leste yang memperoleh sertifikat operator udara (AOC) untuk melakukan layanan domestik sipil. Operasi sipil dimulai pada 21 Juni 2018. Awalnya, maskapai ini menggunakan armada kecil, yaitu Cessna untuk mengoperasikan layanan penerbangan sipilnya. Selanjutnya, Aero Dili juga menyediakan layanan udara sebagai maskapai internasional virtual, dengan skema “wet leased” yaitu penyewaan beserta seluruh awak kabinnya melalui kerjasama dengan maskapai AirAsia dan Sriwijaya Air. Pada 11 Agustus 2022, maskapai ini berhasil melakukan pendaratan teknis internasional eksperimental, menggunakan pesawat Cessna 207 miliknya, di Bandara El Tari di Kupang, Indonesia. Ini merupakan penerbangan internasional pertama yang dilakukan oleh pesawat terdaftar Timor Leste. Aero Dili kemudian mengumumkan dalam konferensi pers pada 9 Desember 2022, bahwa mereka berencana memulai operasi internasional sendiri pada tahun 2023 menggunakan pesawat sewaan dari Dubai Aerospace Enterprise. Rencana ini mencakup penambahan dua pesawat sewaan lagi, satu setelah enam bulan dan satu lagi dalam dua setengah tahun. Investasi untuk rencana ini mencapai US$20 juta. Maskapai ini juga memperoleh certificate of registration (COR) dan sertifikat kelaikan udara certificate of airworthiness (COA) yang diperlukan dari Civil Aviation Authority of Timor-Leste (AACTL) pada pertengahan Maret 2023. Sebelumnya, Aero Dili telah bernegosiasi dengan beberapa perusahaan leasing terkait penyewaan pesawat. Dua negosiasi pertama gagal terlaksana karena calon lessor khawatir dengan kelemahan sistem penerbangan dan kerangka kerja legislatif Timor-Leste. Pesawat sewaan pertama Aero Dili, sebuah Airbus A320 yang sebelumnya dioperasikan oleh Bangkok Airways telah dikonfigurasi ulang untuk membawa 162 penumpang, pesawat ini tiba di Dili pada 20 Maret 2023. Kedatangannya mengukir sejarah sebagai pesawat jet komersial pertama yang berbasis di Timor-Leste. Pesawat ini juga menjadi pusat perhatian dalam peluncuran resmi layanan internasional Aero Dili, dihadiri oleh Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta, dan Menteri Perhubungan dan Komunikasi negara tersebut, José Agustinho da Silva, yang termasuk dalam 17 penumpang di dalam pesawat. Pada 12 Mei 2023, A320 milik Aero Dili mulai melakukan penerbangan internasional terjadwal pertama, antara Dili - Denpasar/Bali, Indonesia. Pada bulan Februari 2024, pesawat ini juga meresmikan layanan terjadwal antara Dili - Singapura. Armada Pesawat TerbangPer Maret 2023, Aero Dili mengoperasikan satu unit Airbus A320-200 dengan nomor registrasi 4W-AAL.[2] Hubungan KorporatMaskapai ini milik Aero Dili Transport Services S.A. Direktur Eksekutifnya adalah Lourenço de Oliveira. Destinasi
Kecelakaan dan insidenPada tanggal 20 Februari 2019, sebuah pesawat Aero Dili Cessna 172 jatuh di Pilila, Distrik Liquiçá, ketika sedang melakukan penerbangan domestik. Pesawat tersebut rusak dan tidak dapat diperbaiki, namun para penumpangnya tidak mengalami luka-luka.[5][6] Lihat jugaReferensi
|