Aek Baru Jae, Batang Natal, Mandailing Natal
Aek Baru Jae merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Batang Natal, kabupaten Mandailing Natal, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.Desa Aek Baru Jae merupakan salah satu desa di Kecamatan Batang Natal yang berdiri pada tahun 2004 sebagai hasil pemekaran dari Desa Guo Batu. Sebelum menjadi sebuah desa otonom, Aek Baru Jae merupakan salah satu dusun/lorong dari desa Guo Batu dan dipimpin oleh seorang kepala lorong. Seiring dengan niat baik pemerintah untuk mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat maka Aek Baru Jae kemudian ditetapkan mejadi sebuah desa. Secara geografis desa Aek Baru Jae terletak di antara desa Aek Baru Julu di sebelah utara, desa Simanguntong di sebelah timur, desa Muara Parlampungan di sebelah Selatan dan desa Gou Batu di sebelah barat dengan topografi perbukitan dan lembah dengan keteinggian + 400 mdpl. Desa Aek Baru Jae masih jauh tertingal jika dibandingkan dengan desa yang lainnya. Sarana dan prasarana terbangun yang ada di desa Aek Baru Jae adalah Masjid 1 unit, SD 6 lokal dengan kondisi 3 lokal permanen dan 3 lokal lagi dari bangunan kayu beratap seng dan berlantai tanah. Jalan di tengah desa dengan kondisi rabat beton sepanjang 300 m. Untuk keperluan MCK masyarakat menggunakan sungai yang ada di pinggir desa tersebut dan ada juga 2 unit pancuran mata air tardisional di tengah desa yang juga digunakan oleh kaum ibu untuk tempat mencuci piring dan pakaian, Adapun sarana kesehatan hanya ada 1 orang bidan desa yang ditempatkan oleh pemerintah di desa ini dengan status bidan PTT. Untuk mencapai desa Aek Baru Jae dari Ibu Kota Kecamatan Batang Natal melewati jalan lintas Mandailing Natal sampai desa Jambur Baru dengan jarak + 8 km kemudian dari desa jambur baru masuk kedalam melewati desa Simanguntong dengan kondisi jalan berlapis batu kali dan belum di aspal, topografi jalan mendaki dan terkadang menurun dengan sisi jalan tebing dan jurang. Jarak jalan berlapis batu itu mulai dari desa Jambur Baru sampai pangkal desa Aek Baru Jae adalah berkisar + 3,5 km. Miskinnya sarana dan parasarana yang ada di desa ini berdampak langsung terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatnya, dan hal ini turut serta menyebabkan tingginya angka kemiskinan di desa tersebut, karena kondisi infrastruktur jalan yang relatif jelek telah berpengaruh terhadap sulitnya memasarkan hasil pertanian masyarakat keluar desa. Kendaraan roda 4 hanya sesekali memasuki desa ini, dan itupun tertentu pada hari pekan di Ibu Kota Kecamatan (Pasar Muara Soma) yaitu pada hari Kamis. Adapun sarana dan parasarana infrastruktur yang ada di desa Aek Baru Jae adalah sebagai berikut a. Jalan • Panjang Jalan Aspal : 0 km • Panjang Jalan Tanah : 0 km • Panjang Jalan Makadam : 0 km • Panjang Jalan Telpot : 2 km • Panjang Jalan Rabat Beton : 600 m b. Jembatan • Jembatan Beton : 0 unit • Jembatan Kayu : 2 unit c. Saluran Irigasi • Panjang : 0 m • Areal yang diairi : 0 Ha d. Air Minum • Hidran umum : 0 unit Kapasitas: liter • HIPPAM : 0 unit • Sumur Dalam : 0 unit • Lainnya (sebutkan) i. Pancuran dari mata air : 2 unit e. Sanitasi • Jamban Komunal : 0 unit • (MCK) : 0 unit f. Prasarana dan Sarana lainnya • Kantor : 0 unit • Puskemas : 0 unit • Gedung Sekolah (SD) : 1 unit • Pasar : 0 unit • Lainnya (sebutkan) : i. Masjid : 1 unit, Tokoh Agama dari desa Aek baru Jae adalah Alm. Muhammad Amin Nasution (Alm) Beliau wafat pada tahun 1994 sejak beliau wafat kondisi pendidikan agama minim jadi yang dibutuhkan saat ini adalah Lembaga/Yayasan, Alhamdulillah sekarang digagas oleh cucu beliu Al-Ustatdz Abidin Nasution, S.Pd beliau mendirikan Yayasan Guru Amin Nasution, sekarang baru terealisasi 2 ruangan yang masih berlantai tanah, butuh uluran tangan tangan umat dan Pemerintah demi tegaknya agama di daerah terpencil dan sulit dijangkau. |