Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi
Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi (bahasa Arab: أبو حفص الهاشمي القرشي) adalah seorang militan dan khalifah kelima petahana[a] dari Negara Islam Irak dan Syam. Ia diangkat sebagai khalifah pada 3 Agustus 2023, dalam pesan audio yang disampaikan juru bicara ISIS, Abu Huthaifa al-Ansari, yang pengumumannya dilakukan empat bulan setelah kematian pendahulunya Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi. KehidupanSangat sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal Abu Hafs. ISIS hanya mengakui bahwa dia adalah veteran yang sudah lama mengabdi di kelompok tersebut.[4] Menyusul kematian Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi, Majlis-ash-Shura ISIS (dewan konsultasi) membahas calon penerus khalifah. Syura sepakat untuk menunjuk Abu Hafs[4] yang secara resmi mengambil alih kepemimpinan ISIS pada 3 Agustus 2023. Ia diumumkan sebagai khalifah oleh juru bicara resmi ISIS Abu Hudhaifah al-Ansari, dalam pesan audio yang disiarkan oleh Yayasan Media Al-Furqan (outlet media utama ISIS).[5][6] Karena pengumuman tersebut juga mengutip sejumlah ulama Islam abad pertengahan seperti al-Mazari dan an-Nawawi yang mendukung kekhalifahan Abu Hafs, beberapa peneliti seperti M. Nureddin berpendapat bahwa aksesi Abu Hafs menimbulkan kontroversi dalam komando tertinggi ISIS. Nureddin berpendapat bahwa permasalahan ini mengharuskan validitas kesetiaan kepada Abu Hafs diperkuat dengan mengutip pendapat ulama-ulama terkenal di masa lalu. Namun, peneliti Aymenn Jawad Al-Tamimi tidak setuju, dan malah berargumen bahwa referensi terhadap al-Mazari dan al-Nawawi hanya dimaksudkan untuk menekankan bahwa Abu Hafs bisa menjadi pemimpin ISIS yang sah meski tetap berada "di balik tabir "ketidakjelasan alasan keamanan."[4] Secara umum, Al-Tamimi menggambarkan Abu Hafs sebagai orang ketiga dalam barisan "khalifah bayangan" ISIS atau "khalifah tak berwajah", karena sangat sedikit yang diketahui tentang dia atau pendahulunya Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi dan Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi dibandingkan dengan dua khalifah ISIS yang pertama.[7] jaringan global ISIS dengan cepat berjanji setia kepada Abu Hafs, mulai dari kelompok besar seperti Provinsi Afrika Barat hingga kelompok yang lebih kecil seperti Provinsi Yaman. Ada juga janji kesetiaan dari sebuah kelompok di Sudan, meski ISIS sebelumnya tidak mengakui kehadirannya di negara tersebut. Pada saat penunjukan Abu Hafs, ISIS sedang mengalami kebangkitan di Suriah, dan pasukannya meningkatkan serangan terhadap pemerintah Suriah serta warga sipil.[8] Namun, kelompok ini masih berada di bawah tekanan ekstrem baik di Suriah maupun Irak, yang dibuktikan dengan banyaknya pemimpin yang terbunuh. Terlepas dari itu, Abu Hafs dan sisa komando pusat ISIS tampaknya yakin untuk tetap tinggal di wilayah tersebut dan tidak pindah, karena mereka masih menganggap Timur Tengah sebagai pusat kekuasaan mereka.[9] ReferensiCatatan
Sitasi
Bibliografi
Pranala luarMedia tentang Abu Hafs al-Hashimi al-Qurashi di Wikimedia Commons
|