1 + 2 + 3 + 4 + ⋯1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ adalah deret tak terhingga dengan suku-sukunya merupakan bilangan asli, dan hasil deret tersebut adalah divergen. Jumlah parsial ke- dari deret tersebut sama dengan bilangan segitiga.Hasil tersebut akan menaik tanpa adanya batas ketika semakin menuju ke tak terhingga. Akibatnya, deret tersebut tidak memiliki hasil penjumlahan sebab barisan dari jumlah parsial gagal konvergen menuju ke bilangan terhingga. Walaupun deret ini sama sekali tidak tampak memiliki nilai, deret ini dapat dimanipulasi sehingga menghasilkan suatu bilangan dengan nilai yang menarik. Sebagai contoh, banyak metode penjumlahan dipakai dalam matematika untuk memberikan nilai secara numerik, khususnya untuk deret divergen. Metode seperti regularisasi fungsi zeta dan penjumlahan Riemann khususnya memberikan deret tersebut suatu nilai, yaitu , dan rumus terkenal itu ditulis sebagai[2]Pada rumus di atas, ekspresi di ruas kiri harus dipandang sebagai nilai yang didapatkan dengan menggunakan metode penjumlahan yang telah disebutkan sebelumnya dan bukanlah deret tak terhingga biasa. Metode-metode tersebut mempunyai penerapan di bidang-bidang lainnya, seperti analisis kompleks, teori medan kuantum, dan teori dawai (string theory).[3] Dalam suatu monograf tentang teori moonshine, seorang matematikawan di universitas Alberta yang bernama Terry Gannon menyebutkan bahwa persamaan ini merupakan "salah satu rumus yang sangat luar biasa dalam sains".[4] Jumlah parsialJumlah parsial dari deret 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + ⋯ adalah 1, 3, 6, 10, 15, dst. Jumlah parsial ke- dituliskan dengan rumus sederhana:Persamaan ini diketahui para pengikut Pythagoras di awal abad keenam SM.[5] Bilangan-bilangan dengan bentuk tersebut dinamakan bilangan segitiga, sebab bilangan-bilangan tersebut dapat disusun seperti suatu segitiga sama sisi. Barisan tak terhingga dari bilangan segitiga divergen menuju , sehingga berdasarkan definisi, deret tak terhingga 1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ juga divergen menuju ke . Divergensinya merupakan akibat sederhana dari bentuk deret tersebut sebab suku-sukunya tidak mendekati nol; karena itu, deret disebut divergen berdasarkan uji suku. Rujukan
|