15 cm sFH 18
15 cm schwere Feldhaubitze 18 atau sFH 18 (bahasa Jerman: Artileri medan kelas berat, model 18), dijuluki Immergrün ("hijau abadi"), adalah salah satu howitzer Jerman yang digunakan pada Perang Dunia Kedua dan dipakai bersama howitzer ringan 10,5 cm leFH 18. Mobilitas, jangkauan tembak dan keefektifan dari peluru seberat 44 kilogram menjadikannya alutsista paling penting dari semua divisi infanteri Jerman. Sebanyak 6.756 meriam diproduksi. Desain dan pengembanganPengembangan sFH 18 dimulai pada tahun 1926 dan siap diproduksi pada tahun 1933.[3] Model awalnya ditujukan untuk kamuflase.[3] Meriam awalnya berasal dari kontes antara Rheinmetall dan Krupp yang rencananya menggantikan howitzer 15 cm sFH 13. Keduanya merancang beberapa desain yang semuanya dianggap tidak memuaskan. Pada akhirnya Heer memutuskan solusinya adalah untuk menggabungkan fitur terbaik dari kedua desain, menggunakan laras meriam Rheinmetall pada rangka meriam Krupp.[4] Hasilnya, howitzer baru yaitu sFH 18 memiliki berat dua kali lebih besar dari pendahulunya, memiliki peningkatan kecepatan peluru sebesar empat puluh persen, jangkauan tembak bertambah 4,5 kilometer (total 13,325 m), dan rangka split-trail baru yang meningkatkan rata-rata tembakan sebanyak dua belas kali lipat. Kelemahannya adalah kurangnya suspensi membuatnya tidak cocok untuk ditarik kendaraan saat berjalan dengan kecepatan tinggi.
Catatan pakai15 cm sFH 18 pertama kali digunakan dalam pertempuran oleh Tentara Nasionalis China dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Tentara China sangat kekurangan senjata artileri dan senjata berat lainnya, tetapi memiliki beberapa 15 cm sFH versi laras 32/L yang memiliki jarak tembak maksimum 15 km sebanyak 18 unit. Akan tetapi China banyak memenangi duel antar howitzer saat menggunakan sFH 18 melawan Jepang yang menggunakan howitzer Tipe 38 15 cm dan howitzer Tipe 4 15 cm. Hal tersebut memaksa Jepang untuk merancang howitzer baru yaitu Tipe 96 15 cm Howitzer. Di sisi lain sFH 18 secara resmi ditugaskan pada 23 Mei 1935,[1] dan pada saat perang dimulai Wehrmacht memiliki sekitar 1.353 pucuk sFH 18. sFH 18 sukses besar saat invasi Jerman ke Belanda, Belgia, dan Prancis tahun 1940. Namun, sFH 18 terbukti kalah dengan howitzer M1931 122mm dan howitzer ML-20 152mm yang digunakan Korps Artileri Soviet. Masing-masing memiliki jangkauan maksimum 20,4 kilometer (M1931) dan 17,3 kilometer (ML-20). Lalu dilakukan peningkatan terhadap sFH 18. Versi sFH 18M mempunyai tembak jarak sejauh 15,100 meter, tetapi ditemukan bahwa meriam mengalami tingkat keausan lebih cepat dan sistem recoil tidak dapat menahan hentakan tembakan yang terlalu banyak. Lalu sFH 18 dimodifikasi ulang, penggunaan peluru 15 cm R. Gr. 19 yang menggunakan bantuan dorongan berupa roket yang bisa mencapai jarak maksimum 18,200 meter. Dengan peluru baru tersebut, sFH 18 dapat melawan howitzer-howitzer Soviet. Beberapa negara terus melanjutkan penggunaan sFH 18 setelah perang dalam jumlah besar termasuk Cekoslovakia, Portugal dan beberapa negara Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Finlandia membeli 48 sFH 18 dari Jerman pada tahun 1940 dan dinamakan 150 H/40. Meriam sFH 18 versi Finlandia ini lalu dimodernisasi pada tahun 1988 dengan kode 152 H 88, dan mereka digunakan oleh Angkatan Darat Finlandia sampai tahun 2007. Versi
Operator
ReferensiKutipan
BibliografiWikimedia Commons memiliki media mengenai 15 cm sFH 18 howitzer.
|